BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Kepemilikan Reksadana di SBSN Melonjak, di SUN Menurun

29 Juli 2020
Tags:
Kepemilikan Reksadana di SBSN Melonjak, di SUN Menurun
Ilustrasi menabung investasi syariah dalam reksadana saham obligasi surat berharga sukuk yang digambarkan dengan tumpukan koin, tasbih dan kaca pembesar.

Nilai kepemilikan reksadana di SBN naik 8,5 persen jadi Rp141,7 triliun karena ditopang kenaikan kepemilikan di SBSN

Bareksa.com - Kepemilikan Surat Berharga Negara Syariah Negara (SBSN) oleh reksadana tercatat melonjak secara year to date. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, kepemilikan reksadana di SBSN meroket 26,65 persen dari sebelumnya Rp42,47 triliun pada akhir Desember 2019 jadi Rp53,79 triliun pada 24 Juli 2020.

Sebaliknya kepemilikan reksadana di Surat Utang Negara (SUN) justru sedikit menurun dari sebelumnya Rp88.39 triliun pada akhir tahun lalu jadi Rp87,92 triliun di 24 Juli. Lonjakan kepemilikan reksadana di SBSN menopang kepemilikan reksadana di Surat Berharga Negara (SBN) secara keseluruhan yang naik 8,5 persen dari sebelumnya Rp130,86 triliun jadi Rp141,71 triliun.

Kondisi serupa dicatatkan investor di sektor asuransi yang membukukan kenaikan kepemilikan di SBSN dari sebelumnya Rp52,03 triliun jadi Rp68,37 triliun. Dalam daftar kepemilikan SBN domestik yang dapat diperdagangkan, tren kenaikan kepemilikan SBSN juga dicatatkan oleh perbankan dari sebelumnya Rp182,44 triliun pada akhir 2019 jadi Rp273,66 triliun. Meski begitu kepemilikan bank di SUN juga melesat dari sebelumnya Rp398,92 triliun jadi Rp727,34 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

Sedangkan investor non residen/asing justru mencatatkan kepemilikan baik untuk SUN maupun SBSN sama-sama menurun. Pada akhir tahun lalu, kepemilikan SUN investor non residen senilai Rp1.033,41 triliun jadi Rp914,17 triliun pada akhir pekan lalu. Senada kepemilikan asing di SBSN juga stagnan dari sebelumnya Rp28,44 triliun jadi Rp28,04 triliun.

Senada kepemilikan SBSN oleh Bank Indonesia juga menurun dari sebelumnya Rp536 triliun jadi Rp43,65 triliun, kemudian dana pensiun juga berkurang dari Rp57,41 triliun jadi Rp52,26 triliun, serta investor individu dari sebelumnya Rp23,98 triliun jadi Rp21,69 triliun.

Secara total, kenaikan kepemilikan SBN dibukukan oleh perbankan yang melonjak 72 persen YtD, BI (net) naik 6,8 persen, asuransi (29 persen) dan individu (39,5 persen). Sedangkan kepemilikan SBN oleh investor asing menurun 11,2 persen serta dana pensiun minus 9,7 persen.

Kepemilikan SBN Rupiah yang Dapat Diperdagangkan (Rp triliun)

Illustration
Sumber : DJPPR Kemenkeu

Plt Direktur Surat Utang Negara Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu), Deni Ridwan, menyatakan pemerintah menargetkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel pada semester II tahun ini senilai Rp35 triliun hingga Rp40 triliun. Nilai itu merupakan bagian dari sisa penerbitan SBN semester II yang sebesar Rp900,4 triliun.

"Target penerbitan SBN di semester II senilai Rp900,4 triliun, yang akan dipenuhi melalui lelang perdana, SBN ritel, lelang valuta asing, private placement dan SBN skema khusus ke BI,"ujar Deni dalam video conference (24/7/2020).

Rencana Penerbitan SBN Semester II 2020

Illustration
Illustration
Sumber : DJPPR Kemenkeu

Rencana Jadwal Penerbitan SBN Ritel

Dalam lima bulan ke depan, masyarakat masih memiliki peluang untuk berpartisipasi dalam pembiayaan negara dengan membeli produk Surat Berharga Negara (SBN) tahun ini. Ada tiga penerbitan SBN untuk pemodal individu (ritel) yang bisa dipilih setelah Obligasi Negara Ritel seri ORI017 sepanjang semester kedua tahun 2020.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan merencanakan penerbitan enam seri SBN ritel tahun ini. Dari catatan Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, tiga seri telah terbit yaitu Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR009, Sukuk Ritel seri SR012 dan ORI017.

ORI017 sendiri menggantikan rencana penerbitan jenis SBR tahun ini, untuk mengakomodasi permintaan investor yang menyukai jenis obligasi negara yang bisa diperdagangkan (tradable). Setelah penjualan ORI017 yang mencapai Rp18,33 triliun, pemerintah menargetkan penerbitan SBN Ritel senilai Rp35 triliun sampai dengan Rp40 triliun.

Kasi Strategi Pemasaran dan Layanan Informasi Surat Utang Negara Direktorat SUN DJPPR Kemenkeu Dewi Anggraeni menjelaskan, tiga seri SBN ritel yang akan terbit lagi setelah ORI017 adalah Sukuk Tabungan seri ST007, ORI018, dan SR013. Dengan rencana tersebut, artinya di tahun ini ada dua kali penerbitan masing-masing ORI dan SR, yakni obligasi negara yang sifatnya tradable.

"Jenis [SBN] Tabungan yang floating rate dan non-tradable masing-masing hanya satu kali. Sedangkan yang jenisnya tradable, ORI dan SR ada penyesuaian menjadi masing-masing dua kali," jelas Dewi dalam wawancara video bersama Bareksa.

Secara lebih rinci, penawaran ST007 akan berlangsung pada Agustus-September, diikuti oleh ORI018 pada Oktober, dan SR013 pada akhir Oktober-November 2020. Bila yang ditargetkan minimal Rp35 triliun, artinya perkiraan rata-rata target penerbitan dari tiga seri itu adalah Rp12 triliun.

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

Masa pemesanan Obligasi Negara Ritel seri ORI017 sudah ditutup 9 Juli 2020 pukul 10.00 WIB. Tunggu penerbitan SBN ritel berikutnya di Bareksa. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.

Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua