BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

CEO Danareksa IM, Marsangap P. Tamba : Reksadana Pasar Uang is King

18 Mei 2020
Tags:
CEO Danareksa IM, Marsangap P. Tamba : Reksadana Pasar Uang is King
Direktur Utama PT Danareksa Investment Management, Marsangap P. Tamba. (Bareksa/AM)

Besaran target dana kelolaan akan diubah dan strategi mengatur dana kelolaan cenderung defensif

Bareksa.com - Pandemi Covid-19 atau virus corona sudah melanda dunia sejak awal 2020 hingga kini. Di Indonesia, wabah akibat virus corona jenis baru ini sudah berjalan lebih dari dua bulan sejak kasus pertama diumumkan.

Pandemi COVID-19 memukul perekonomian di seluruh dunia termasuk Indonesia. Pembatasan pergerakan sosial membuat aktivitas perekonomian melambat bahkan sebagian sektor berhenti.

Pada triwulan I 2020, pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara mitra dagang Indonesia mencatatkan kontraksi antara lain Singapura -2,2 persen, Uni Eropa -2,7 persen, dan China -6,8 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Beberapa negara masih tumbuh positif namun menurun bila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2019 seperti Amerika Serikat dan Vietnam yang pada triwulan I 2019 tumbuh 2,3 persen dan 6,79 persen, namun pada triwulan I 2020 mengalami penurunan pertumbuhan menjadi 0,3 persen
dan 3,82 persen.

Perekonomian Indonesia juga turut terkena dampak Covid-19. Pertumbuhan ekonomi yang sebesar 4,97 persen pada triwulan IV 2019, menjadi tumbuh hanya 2,97 persen pada triwulan I 2020.

Pasar modal dalam negeri juga sudah bereaksi mengingat kondisi ekonomi yang dipenuhi ketidakpastian ini. IHSG terkoreksi tajam ke level terendahnya dalam tahun ini pada 24 Maret lalu. Hingga kini, Indeks masih bergerak flat pada level 4500-an.

Nyaris seluruh sektor perekonomian terdampak dari pembatasan sosial, perubahan pola hidup masyarakat, dan menurunnya permintaan. Transportasi, pariwisata, discretionary good and services, adalah sektor yang sangat terimbas. Banyak buruh diberhentikan dan sektor informal secara umum berhenti.

Terkait kondisi seperti saat ini, bagaimana strategi Danareksa Investment Management (Danareksa IM atau DIM) dalam menghadapinya? Berikut petikan tanya jawab Direktur Utama PT Danareksa Investment Management (Danareksa IM), Marsangap P Tamba dengan sejumlah wartawan termasuk Bareksa, dalam video conference, Jumat (15/5/2020) :

Illustration
Sumber : Bareksa

Bagaimana perolehan dana kelolaan atau asset under management (AUM) Danareksa IM?

Asset under management (AUM) produk reksadana DIM mencapai hampir Rp25 triliun dalam periode yang sama, atau naik dari AUM per akhir tahun lalu (2019) yang baru Rp23 triliun.

Pendorong utama kinerja dana kelolaan pada April 2020?

Secara nature, lebih banyak dana-dana institusi. Dalam kondisi seperti ini, kami terus tawarkan investasi yang sifatnya high quality sekaligus untuk menjawab kebutuhan beberapa nasabah yang memang perlu menempatkan dananya.

Misalnya pada nasabah institusi, kan memang ada targetnya seperti pada bidang asuransi untuk menempatkan dananya di investasi. Hal seperti itu yang kami optimalkan di kondisi saat ini.

Bagaimana target dana kelolaan sampai akhir tahun?

Industri secara keseluruhan untuk tetap tumbuh positif saja sulit. Jadi memang tidak bisa seoptimitistis tahun sebelumnya.

Kami pikir, worst case dana kelolaan bisa turun 10 persen dari potensi koreksi market dan early redemption beberapa produk yang mendekati mature-nya. Tapi, kami berupaya untuk bisa menjaga dana kelolaan stabil di Rp34 triliun hingga Rp35 triliun.

Bagaimana strategi Danareksa IM dalam menghadapi kondisi perekonomian saat ini?

Kami akan cenderung defensif dengan profil risiko yang lebih konservatif, dalam mengatur alokasi dana kelolaan yang dipercayakan ke Danareksa IM. Alasannya, dengan masih sulitnya menebak-nebak ke mana arah ekonomi saat ini, saya pikir strategi defensif masih sangat diperlukan.

Per akhir April 2020, perseroan menempatkan 62 persen dari dananya dalam instrumen berbasis suku bunga (pendapatan tetap, pasar uang, dan terproteksi), sedangkan 30 persen lainnya dialokasikan ke instrumen investasi alternatif, dan hanya 8 persen yang diinvestasikan ke instrumen berbasis saham.

Kami lebih fokus pada produk reksadana berbasis suku bunga karena cenderung lebih stabil di saat kondisi pasar yang bergejolak seperti saat ini. Ini juga sejalan dengan mayoritas produk perseroan merupakan produk tertutup seperti reksadana terproteksi yang mana portofolio mayoritasnya merupakan obligasi dan efek utang.

Untuk instrumen berbasis suku bunga, sebagian besar dana Danareksa IM dialokasikan ke obligasi pemerintah kemudian obligasi korporasi dengan rating minimal AA, MTN dengan rating BBB, dan sisanya mengalir ke saham privat, saham publik, serta deposito.

Mayoritas instrumen yang DIM pilih merupakan yang berkualitas tinggi. Obligasi korporasi kami pilih yang rating-nya tinggi-tinggi dan untuk obligasi pemerintah kami juga nggak muluk-muluk mau memperpanjang durasi.

Untuk yang berbasis saham, meski tidak besar kami juga konservatif dengan berinvestasi hanya di saham-saham berkapitalisasi besar dengan histori laba yang baik. Kami menyadari fluktuasi jangka pendek akan terus berlanjut di masa yang sulit ini. Pemilihan terhadap instrumen yang lebih likuid dan berkualitas tinggi tentunya akan terus menjadi fokus kami sambil memantau peluang yang mungkin terjadi.

Sikap konservatif terutama dalam risk management inilah yang membuat kami bertahan di Top 10 Manajer Investasi (MI) dari tahun sebelumnya.

Danareksa IM akan terus menerbitkan produk reksadana baru pada tahun ini?

Akan sangat drastis berubah dari rencana, di mana tadinya kami berencana lebih dari 60 persen pertumbuhan berasal dari produk baru. Tapi, saat ini kami fokus menjaga portofolio karena risk meningkat. Kami harus memantau risiko default, refinancing, dan lainnya.

Kami akan selektif sekali dan tidak ingin ambil posisi yang agresif. Produk-produk proteksi akan diisi oleh obligasi yang rating tinggi dan produk khususnya akan lebih banyak untuk intitusi jadi untuk bank akan kita batasi.

Salah satu rencana penerbitan produk reksadana baru adalah penerbitan reksadana penyertaan terbatas (RDPT). Portofolio RDPT biasanya diisi dengan medium term notes (MTN) berkaitan dengan proyek pembangunan termasuk oleh anak usaha BUMN.

Pandemi virus corona telah membuat beberapa proyek mundur atau kesulitan. Karena itu, kami membatasi penerbitan RDPT dan akan selektif memilih sampai kami dapat proyek sesuai dengan kriteria risk management kami.

Tapi Danareksa IM masih tetap membuka peluang penerbitan produk reksadana baru, khususnya reksadana terproteksi.

Saran untuk investor, jenis reksadana apa yang bisa dipilih?

Reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang (money market) bisa menjadi alternatif investasi dibandingkan instrumen seperti deposito. Hal ini sejalan dengan strategi investasi yang lebih defensif dengan fokus pada kualitas instrumen investasi yang moderat, low risk, dan likuiditas yang tinggi di tengah pandemi Covid-19.

Buat investor saat ini yang paling ideal, yang likuiditasnya tinggi. Kalau orang bilang cash is the king, tapi kalau di manajer investasi, saat ini adalah reksadana money market is king. Soalnya reksadana ini bisa berikan upside dibanding produk deposito dan tawaran return-nya lebih menarik.

Reksadana pasar uang bisa dicairkan sewaktu-waktu dan reksadana pendapatan tetap pun hanya memakan waktu dua atau tiga hari untuk redemption. Kedua instrumen ini dianggap lebih baik secara likuiditas dibanding deposito.

Sementara untuk untuk jangka panjang, reksadana saham masih memiliki prospek yang menarik. Terlebih secara year to date (YtD), valuasi saham sudah diskon sekitar 30 persen.

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua