BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

CEO Trimegah AM, Antony Dirga : Valuasi Jadi Daya Tarik Reksadana Saham

12 Mei 2020
Tags:
CEO Trimegah AM, Antony Dirga : Valuasi Jadi Daya Tarik Reksadana Saham
President Director Trimegah Asset Management, Antony Dirga. (Martina/Bareksa)

Daya tarik reksadana saham terutama untuk investor dengan time horizon panjang dan risk appetite yang tinggi

Bareksa.com - Direktur Utama PT Trimegah Asset Management (Trimegah AM), Antony Dirga mengatakan dalam sebulan terakhir, banyak nasabah Trimegah AM yang aktif berinvestasi pada reksadana saham. Antara lain pada produk Trim Syariah Saham dan Tram Consumption Plus.

"Faktor pendorong yang dominan menurut kami adalah valuasi saham yang sangat menarik," kata Antony kepada Bareksa, Selasa (12/5/2020).

Ia melanjutkan, daya tarik dimaksud utamanya untuk investor dengan time horizon panjang dan risk appetite yang tinggi.

Promo Terbaru di Bareksa

Trim Syariah Saham

Salah satu produk reksadana saham Trimegah AM ini diluncurkan pada 27 Desember 2006. Trimegah AM mematok minimum pembelian awal maupun minimum penjualan kembali hanya Rp100.000.

Trimegah AM menunjuk Deutsche Bank AG sebagai bank kustodian untuk produk Trim Syariah Saham. Reksadana ini bertujuan untuk mempertahankan investasi awal dan memperoleh pertumbuhan nilai investasi yang optimal dalam jangka panjang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal melalui investasi dalam efek syariah yang tercantum dalam daftar efek syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK dan atau pihak lain yang diakui oleh BAPEPAM dan LK.

Illustration
Sumber : Bareksa

Adapun kebijakan investasi yang diterapkan pada Trim Syariah Saham adalah minimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada efek bersifat ekuitas, minimum 5 persen dan maksimum 20 persen pada efek bersifat utang serta minimum 0 persen dan maksimum 20 persen pada instrumen pasar uang.

Pada Maret 2020, portofolio investasinya pada Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Excelcomindo Pratama, Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Indofood Sukses Makmur Tbk, Indosat Tbk, Kalbe Farma Tbk, SBSN RI Seri PBS002, Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, Unilever Indonesia Tbk, dan United Tractors Tbk.

Tram Consumption Plus

Reksadana saham ini diluncurkan Trimegah AM pada 5 Mei 2011 dengan bank kustodiannya The Hongkong and Shanghai Banking Corporation. Trimegah AM juga hanya menetapkan Rp100.000 untuk minimum pembelian awal dan minimum penjualan kembali Tram Consumption Plus.

Illustration
Sumber : Bareksa

Tujuan investasi Tram Consumption Plus adalah untuk memperoleh peningkatan nilai investasi yang maksimal dalam jangka panjang berupa capital gain dan dividen melalui investasi pada efek bersifat ekuitas.

Terkait itu, kebijakan investasi yang diterapkan berupa minimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada efek bersifat ekuitas dan minimum 0 persen dan maksimum 20 persen pada instrumen pasar uang.

Pada Maret 2020, portofolio investasinya pada Astra International Tbk, Bank Central Asia Tbk, Bank Mandiri (Persero) Tbk, Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, H.M. Sampoerna Tbk, Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap V Tahun 2019 Seri A, Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap I Tahun 2017 Seri B, Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, dan Unilever Indonesia Tbk.

Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.

Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.

Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.

Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).

Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua