Lima Faktor Ini Penyebab Naik Turunnya Harga Emas
Selain bergerak mengikuti inflasi karena digunakan sebagai sarana lindung nilai, emas juga dipengaruhi beberapa faktor
Selain bergerak mengikuti inflasi karena digunakan sebagai sarana lindung nilai, emas juga dipengaruhi beberapa faktor
Bareksa.com - Di kala pasar saham global panik akibat wabah virus corona, masyarakat mencari aset investasi yang terbilang aman dengan risiko rendah.
Aset-aset safe haven, yakni aset yang diharapkan nilainya tetap atau meningkat walaupun pasar tidak stabil atau bergejolak, dicari para investor untuk menghindari kerugian ketika terjadi penurunan pasar atau krisis keuangan. Emas adalah salah satu aset yang terbilang safe haven karena memiliki sifat tersebut
Sejak sebelum masehi (SM), emas telah mendapatkan tempatnya sebagai sesuatu yang berharga, di mana orang Mesir kuno melakukan peleburan emas pertama pada sekitar 3.600 SM. Seribu tahun kemudian, perhiasan emas muncul ketika pedagang emas dari Mesopotamia kuno membuat berbagai bentuk perhiasan walaupun masih ditujukan untuk simbol-simbol adat.
Sejak awal, umat manusia telah terpesona dengan emas dan keinginan untuk memilikinya telah menyebabkan pencarian emas besar-besaran dan bahkan sampai memicu perang.
Promo Terbaru di Bareksa
Selain bergerak mengikuti inflasi karena digunakan sebagai sarana lindung nilai dari melemahnya daya beli, logam ini juga dipengaruhi faktor lain.
Berikut ini beberapa situasi yang mempengaruhi harga logam mulia :
1. Produksi Emas
Produsen utama dalam pertambangan emas di seluruh dunia antara lain Cina, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Australia, Federasi Rusia dan Peru. Produksi emas dunia akan selalu mempengaruhi harga emas, contoh lain dari penawaran dan permintaan.
Produksi tambang emas meningkat sekitar 3 persen pada 2010 menjadi sekitar 2.652 ton, karena beberapa tambang skala besar baru mulai beroperasi. Meskipun adanya peningkatan kecil ini, bagaimanapun, produksi tambang emas telah menurun sejak awal tahun 2000.
Salah satu faktor utamanya adalah semua “emas mudah” sudah ditambang, penambang sekarang harus menggali lebih dalam untuk mengakses cadangan emas berkualitas. Fakta bahwa emas lebih menantang untuk diakses menimbulkan masalah tambahan yaitu para penambang terkena bahaya tambahan, dan dampak lingkungan akan meningkat.
Singkatnya, akan ada biaya lebih mahal untuk mendapatkan emas yang lebih sedikit. Hal ini menambah biaya produksi tambang emas, yang akhirnya mengakibatkan kenaikan harga emas.
2. Perubahan Kurs
Secara umum, emas bergerak berlawanan (berkorelasi negatif) dengan dolar AS. Komoditas ini diperdagangkan dengan denominasi dolar, maka ketika mata uang AS naik, harga emas jadi lebih mahal dan terjadi aksi jual yang menjadikan harga turun.
Sebaliknya, pelemahan kurs dolar AS biasanya mendorong kenaikan harga emas dunia. Para investor memilih untuk menjual dolar milik mereka dan membeli emas yang dinilai mampu melindungi nilai aset dari tergerusnya nilai uang kertas.
Nilai tukar mata uang dipengaruhi beberapa faktor, mulai dari kondisi ekonomi suatu negara hingga perangai spekulan besar. Ketika terjadi ketidak-pastian ekonomi seperti pada saat resesi global, maka dolar AS cenderung melemah, dan ini menyebabkan investasi emas meningkat baik dalam bentuk fisik maupun perdagangan yang non-fisik.
3. Suku Bunga
Tingginya suku bunga membuat orang lebih suka menyimpan uangnya di deposito, daripada emas. Sebaliknya, ketika suku bunga turun atau rendah maka cenderung membuat harga emas naik karena tingginya permintaan.
Emas memang tidak menghasilkan bunga, keuntungannya didapat dari naiknya harga. Semakin tinggi kenaikan harga emas, semakin menariklah logam ini.
Namun, logika itu tidak berjalan di Indonesia. Pada masa krisis 1998, pemerintah pernah menaikkan suku bunga secara signifikan karena nilai tukar rupiah yang merosot tajam. Mereka berharap hal itu bisa menekan laju dolar AS. Meski suku bunga naik, namun harga emas justru ikut naik.
4. Cadangan Bank Sentral
Bank-bank sentral di seluruh dunia memegang mata uang kertas dan emas sebagai cadangan. World Gold Council telah menyatakan bahwa bank sentral baru-baru ini mulai membeli emas lebih dari yang mereka jual, yang pertama kali ini terjadi dalam beberapa dekade.
Seiring bank sentral melakukan diversifikasi cadangan moneter mereka, alias menjauh dari mata uang kertas yang telah mereka akumulasi dan beralih ke emas, maka harga emas naik. Banyak negara di dunia memiliki cadangan devisa yang mayoritas terdiri dari emas, termasuk Amerika Serikat, Jerman, Italia, Prancis, Portugal, Yunani dan wilayah Eropa lainnya. Belum lagi untuk kawasan Asia dengan Cina menjadi pemburu emas terbesar seiring dengan membumbungnya cadangan devisa mereka.
5. Situasi Politik Dunia
Perang, terutama yang melibatkan kepentingan AS dan negara Barat, berpotensi mengerek harga emas. Kerawanan politik dan sosial membuat orang menyingkir dari investasi berisiko seperti pasar saham dan memilih emas.
Sebagai contoh, kenaikan harga pada akhir 2002 dan awal 2003 terjadi sejalan dengan akan dilakukannya serangan sekutu ke Irak. Investor beralih dari pasar uang dan saham ke logam mulia sehingga permintaan emas melonjak tajam.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.311,31 | - 0,02% | 3,54% | 0,02% | 5,67% | 18,13% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.766,74 | 0,56% | 3,41% | 0,02% | 7,34% | 17,26% | 43,41% |
STAR Stable Income Fund | 1.917,73 | 0,52% | 2,95% | 0,02% | 6,35% | 30,73% | 60,39% |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1.750,18 | - 0,68% | 3,54% | 0,01% | 4,21% | 18,57% | 46,98% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.034,18 | - 0,40% | 1,62% | 0,01% | 2,52% | - 2,29% | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.