Bareksa.com - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia mencatat dana kelolaan (asset under management/AUM) reksadana syariah mencapai Rp6,2 triliun per Februari 2020. Dengan dana kelolaan itu, Manulife menjadi perusahaan dengan dana kelolaan reksadana syariah terbesar di Indonesia.

Menurut keterangan tertulis (23/3), Manulife saat ini mengelola lima reksadana syariah. Salah satu produk reksadana syariah yang diandalkan adalah Manulife Syariah Sektoral Amanah. Reksadana saham ini ditawarkan ke publik sejak 21 Januari 2019 dan memiliki dana kelolaan lebih dari Rp239 miliar hingga akhir Februari 2020.

Selain mengelola reksadana syariah tersebut, Manulife juga menyalurkan dana purifikasi dari reksadana Manulife Syariah Sektoral Amanah Rp148 juta untuk merenovasi bangunan SDN Sirnajati 03 di Desa Sirnajati, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Program renovasi ini berlangsung sejak 13 Januari hingga 2 Maret 2020.

"Program renovasi sekolah SDN Sirnajati 03 menggunakan dana purifikasi Manulife Syariah Sektoral Amanah, bukan menggunakan dana dari MAMI. Karena itu, kami sangat berterimakasih kepada para investor yang telah mempercayakan pengelolaan dananya di Manulife, terutama di reksadana syariah," jelas Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro.

Menurut Legowo, selaku perusahaan manajer investasi yang mengelola reksadana syariah, Manulife berkewajiban untuk memastikan seluruh reksadana yang dikelola terbebas dari unsur non-halal. Karena itu, sesuai dengan peraturan pengelolaan reksadana syariah, seluruh pendapatan yang tidak sesuai dari prinsip syariah harus langsung dikeluarkan dari portofolio reksadana. Sejak tahun 2016 hingga 2020 ini, Manulife telah menyalurkan dana purifikasi sejumlah lebih dari Rp1,5 miliar.

Sementara itu, berdasarkan data Bareksa, Manulife membukukan dana kelolaan reksadana Rp24,75 triliun pada Februari 2020. Nilai ini meningkat dibandingkan Februari 2019 yang mencapai Rp21,21 triliun. Dengan dana kelolaan reksadana syariah sebesar Rp6,2 triliun, maka porsi AUM reksadana syariah mencapai 25 persen dari total AUM reksadana Manulife.

AUM Manulife Februari 2020

Sumber : Bareksa

Pencapaian AUM itu ditopang oleh 31 produk reksadana yang dimiliki oleh Manulife. Adapun produk tersebut terdiri dari empat reksadana campuran, empat reksadana pasar uang, delapan reksadana pendapatan tetap, dua reksadana terproteksi dan sisanya adalah reksadana saham.

Khusus untuk reksadana syariah, Bareksa mencatat ada delapan reksadana syariah yang dimiliki oleh Manulife. Dari delapan reksadana tersebut, Manulife Dana Kas Syariah mencatatkan kinerja yang cukup baik. Reksadana pasar uang ini masih bisa membukukan imbal hasil 5,88 persen dalam satu tahun, di tengah gejolak pandemi COVID-19.

NAV Manulife Dana Kas Syariah

Sumber : Bareksa

Legowo menjelaskan tentang penyaluran dana purifikasi yang baru saja selesai dilakukan, tahun ini, dana purifikasi reksa dana MSSA sejumlah Rp148 juta digunakan untuk merenovasi bangunan sekolah SDN Sirnajati 03, dibantu oleh Dompet Dhuafa selaku vendor pelaksana program. Dompet Dhuafa bertugas untuk menyeleksi dan mengajukan beberapa alternatif program ke MAMI, serta menjalankan program yang dibiayai oleh dana purifikasi MSSA.

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (“MAMI”) adalah bagian dari Manulife yang telah hadir di Indonesia sejak tahun 1996. MAMI menyediakan solusi investasi yang menyeluruh untuk para investor melalui jasa manajemen investasi, reksadana, dan penasihat investasi. Dengan dana kelolaan total mencapai Rp74,8 triliun (per 31 Desember 2019) menjadikan MAMI sebagai salah satu perusahaan manajer investasi terbesar dan terpercaya di Indonesia.

(K09/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.