Bareksa.com - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (Manulife Investment Management) atau MAMI telah mulai memberlakukan bekerja dari rumah (work from home/WFH) sejak Senin, 16 Maret 2020, mengikuti arahan Presiden Joko Widodo pada tanggal 15 Maret 2020 tentang penanganan pengendalian penyebaran virus corona. Kebijakan WFH ini sejalan dengan Surat OJK Nomor: S-88/D.04/2020 tanggal 16 Maret 2020 tentang penanganan pengendalian penyebaran COVID-19 di industri pasar modal.

Direktur Utama Manulife AM Indonesia, Legowo Kusumonegoro, meminta agar nasabah Manulife AM Indonesia tidak perlu khawatir dengan diberlakukannya WFH di seluruh kantor perseroan.

"WFH bukan hal baru di MAMI. Sejak sekitar 2 tahun lalu, karyawan MAMI memiliki fleksibilitas untuk work from anywhere, termasuk dari rumah. Sehingga, bisa kami pastikan bahwa pelayanan kepada para investor tidak akan terganggu," ujarnya kepada Bareksa (20/3/2020).

Menurut Legowo, meskipun menerapkan kebijakan WFH, perseroan berkomitmen untuk selalu memberikan layanan terbaik. Manajeman dan karyawan MAMI selalu ada untuk membantu para investor dan seluruh mitra distribusi, meskipun perseroan terpaksa harus membatasi perjalanan, menunda penyelenggaraan acara customer gathering dan berbagai event lainnya.

"Namun jika dibutuhkan, tim MAMI selalu siap memberikan market update dan nasihat investasi secara tertulis, atau melalui conference call dan video conference," ungkapnya.

Legowo memastikan kegiatan operasional perusahaan tetap berjalan normal, termasuk untuk memproses transaksi investasi para investor, baik investor individu maupun institusi. Selain itu, LANI (Layanan Investasi) MAMI juga tetap bisa dihubungi melalui telepon, email, atau chat dari jam 8.00 hingga 22.00 WIB. Bagi investor yang ingin melakukan pembukaan rekening ataupun transaksi reksadana MAMI, semua dapat dilakukan melalui situs klikMAMI.com. Transaksi dapat dilakukan kapan saja dan investor tidak perlu keluar rumah.

"Dengan demikian, kita ikut berperan aktif dalam mendukung upaya pemerintah untuk meminimalisir penyebaran virus corona," dia menjelaskan.

Transaksi

Sumber : Bareksa

Legowo menyampaikan proses transaksi reksadana MAMI melalui mitra distribusi (APERD) juga berlangsung normal, karena semua proses sudah seamless dan straight through. Hal ini bisa terjadi karena MAMI terus melakukan transformasi untuk mengotomasi dan mendigitalisasi seluruh proses transaksi.

Dia mengatakan semua transaksi reksadana perseroan berjalan lancar. Seperti pada bulan-bulan sebelumnya, terjadi transaksi baik pembelian maupun penjualan di berbagai reksadana MAMI, baik reksadana saham, pendapatan tetap, maupun pasar uang. Semua transaksi diproses dengan baik.

Saran Buat Investor

Perkembangan penyebaran virus corona menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kondisi bursa saham Asia, termasuk di Indonesia, mengalami pelemahan. Faktor lainnya adalah turunnya harga minyak, setelah OPEC gagal mencapai kesepakatan dengan sekutunya terkait pemotongan produksi. Meski begitu, kata Legowo, hal tersebut seharusnya tidak mengganggu investor untuk terus berinvestasi.

"Saat ini memang sulit untuk menebak apakah IHSG masih akan terus melemah atau justru akan segera berbalik menguat. Namun, bagi investor yang masih memiliki dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat, kami sarankan untuk berinvestasi secara berkala/regular tanpa perlu gelisah memperhatikan pergerakan naik turunnya pasar," dia memaparkan.

Menurut Legowo, investasi secara berkala (dollar cost averaging) akan mengoptimalkan peluang yang dapat diraih dan pada saat yang sama akan meminimalisir risiko pergerakan harga. Karena itu, dia menghimbau kepada para investor untuk tetap tenang dan terus berinvestasi sesuai dengan profil risiko serta tujuan investasi yang dimiliki.

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.