BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Peluang Penurunan Yield SUN Masih Terbuka, Begini Ulasannya

18 Maret 2020
Tags:
Peluang Penurunan Yield SUN Masih Terbuka, Begini Ulasannya
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Direktur Jenderal DJPPR Luky Alfirman, Direktur Surat Utang Negara Loto Ginting Srianita, Direktur Pembiayaan Syariah Dwi Irianti Hadiningdyah bersama jajaran pejabat Kemenkeu dalam Investor Gathering di Kemenkeu RI, 16/12/2019. (Bareksa/AM)

Yield SUN bertenor 10 tahun bergerak fluktuatif dalam tiga pekan terakhir dan menyentuh level terendah di 6,5 persen

Bareksa.com - PT BNI Sekuritas memperkirakan ruang penurunan yield Surat Utang Negara (SUN) masih cukup terbuka. Meski, dalam beberapa waktu terakhir, pasar SUN sempat tertekan akibat meningkatnya tekanan di pasar global.

Analis BNI Sekuritas Ariawan mengatakan volatilitas di pasar SUN terus berlanjut pada awal Maret 2020. Penyebaran wabah virus corona dan penurunan harga minyak dunia merupakan dua faktor utama yang memicu peningkatan volatilitas pasar.

"Yield SUN bertenor 10 tahun bergerak fluktuatif dalam tiga pekan terakhir dan menyentuh level terendah di 6,5 persen, sementara level tertinggi tercatat sebesar 7,35 persen," ujar dia dalam riset yang dipublikasi Selasa (17/3).

Promo Terbaru di Bareksa

Selain itu, meningkatnya tekanan pasar global juga mengurangi minat investor global terhadap aset-aset yang lebih berisiko. Hal ini tercermin dari kenaikan CDS di emerging market dalam beberapa hari terakhir. Tekanan pasar global tersebut juga memicu keluarnya investor asing dari pasar domestik, tercermin dari net sell yang dilakukan oleh investor asing Rp80 triliun di pasar SUN dari level tertingginya pada 24 Januari 2020.

Pelemahan nilai tukar rupiah beberapa waktu terakhir juga mendekati level break even point (BEP) bagi investor asing yang masuk ke pasar surat utang Indonesia sejak semester kedua tahun 2019. "Investor asing menjual kepemilikannya di SUN karena nilai tukar melemah mencapai Rp14.933 per dolar AS, mendekati level BEP-nya," kata dia.

Di sisi lain, kemampuan Bank Indonesia dalam mendukung pasar SUN masih sangat kuat. Saat ini, BI memiliki Surat Berharga Negara (SBN) neto Rp121,7 triliun atau sekitar 4,3 persen dari total SBN yang diperdagangkan. Pada periode keluarnya arus dana asing yang besar pada 2018, BI memiliki SBN neto yang lebih besar, yakni 12,7 persen dari total SBN.

"Dengan demikian, kami percaya BI masih memiliki ruang yang besar untuk melakukan pembelian SBN," papar dia. Apalagi cadangan devisa Indonesia saat ini mencapai US$130,4 miliar per akhir Februari 2020, cukup untuk menstabilisasi pasar SUN.

Kepemilikan SBN oleh BI

Illustration

Ke depan, Ariawan optimistis investor asing akan kembali ke pasar surat utang Indonesia. Hal ini seiring meredanya tekanan di pasar global. Selain itu, hal tersebut juga disebabkan oleh yield SUN yang masih menarik pasar penurunan yield obligasi US Treasury yang memperlebar yield spread antara SUN dan US Treasury.

Lebih lanjut, bank-bank sentral di dunia juga berencana untuk memangkas kembali suku bunga acuannya sehingga semakin membuat pasar surat utang Indonesia semakin atraktif.

"Pada akhirnya, likuiditas global akan meningkat dan membuka peluang aliran dana asing ke emerging market termasuk Indonesia, ketika tekanan global mereda," papar dia.

Spread Yield SUN dan US Treasury

Illustration

Ariawan melihat ruang penurunan yield SUN masih cukup terbuka, seiring meredanya tekanan eksternal. Dia memprediksi, yield SUN bertenor 10 tahun akan berada di level 6,54 persen pada skenario baseline. Sementara proyeksi untuk skenario optimis dan pesimis masing-masing di level 6,21 persen dan 7,26 persen.

(K09/AM)

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

Pemerintah telah resmi membuka masa penawaran Sukuk Ritel seri SR012 mulai 24 Februari 2020 hingga 18 Maret 2020. SR012 bisa dipesan selama masa penawaran secara online di Bareksa.

Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.

Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua