BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

AUM Reksadana Campuran Februari 2020 Anjlok, Tapi Dana Kelolaan MI Ini Melesat

17 Maret 2020
Tags:
AUM Reksadana Campuran Februari 2020 Anjlok, Tapi Dana Kelolaan MI Ini Melesat
Ilustrasi es campur untuk menggambarkan investasi reksadana campuran

Pertumbuhan AUM reksadana campuran YoY terbesar antara lain Syailendra dan BNI-AM

Bareksa.com - Kinerja reksadana campuran pada Februari 2020 baik dari sisi pertumbuhan dana kelolaan alias asset under management (AUM) maupun penerbitan unit, mengalami koreksi atau penurunan pertumbuhan secara year to date (YTD).

Laporan Bareksa: Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report February 2020 menyebutkan AUM reksadana campuran pada Februari 2020 tercatat Rp28,1 triliun, minus 8,91 persen dibandingkan posisi Januari 2020 yang mencapai Rp29,3 triliun.

Di sisi lain pertumbuhan reksadana campuran yang terkoreksi jauh lebih besar dari sisi penerbitan unit. Secara year to date (YTD), pertumbuhan unit reksadana campuran pada Februari 2020 minus 15,81 persen menjadi 21,4 juta unit, dari sebelumnya 25 juta unit pada Januari 2020.

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report Februari 2020

MI Jawara AUM Reksadana Campuran

Pada Februari 2020, manajer investasi (MI) yang menjadi jawara dana kelolaan reksadana campuran masih diduduki oleh Insight (PT Insight Investment Management) di urutan pertama dan Schroders Indonesia (PT Schroder Investment Management Indonesia) di urutan kedua, yang masing-masing menguasai 19 persen dan 17 persen pangsa pasar AUM reksadana campuran di industri.

Pada Februari 2020, AUM reksadana campuran Insight dan Schroders Indonesia masing-masing Rp5,33 triliun dan Rp4,70 triliun.

Di posisi ketiga, ada Panin AM (PT Panin Asset Management) yang sebelumnya pada Januari 2020 masih menempati posisi ke-7 MI dengan dana kelolaan reksadana campuran terbesar. Pada Februari 2020, Panin AM menghimpun dana kelolaan reksadana sebesar Rp1,79 triliun dengan penguasaan market share 6 persen.

Capital AM (PT Capital Asset Management) yang juga menguasai pangsa pasar 6 persen, dengan dana kelolaan reksadana campuran Rp1,77 triliun menempati posisi ke-4. Disusul Syailendra (PT Syailendra Capital) pada posisi ke-5 dengan perolehan dana kelolaan Rp1,67 triliun dan menguasai market share reksadana campuran 6 persen.

Batavia AM (PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen) menempati posisi ke-6 dengan kepemilikan dana kelolaan reksadana campuran terbesar pada Februari 2020. Dana kelolaan yang dihimpun Batavia AM tercatat Rp1,52 triliun dengan market share 5 persen.

Sementara itu pada posisi ke-7 hingga ke-10 dan masing-masing menguasai market share reksadana campuran 3 persen pada Februari 2020 ditempati STAR (PT Surya Timur Alam Raya), Manulife AM (PT Manulife Aset Manajemen Indonesia), Sinarmas AM, dan Pacific Capital (PT Pacific Capital Investment).

Illustration
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report Februari 2020

MI Pertumbuhan AUM Reksadana Campuran Terbesar

Meskipun secara industri, dana kelolaan reksadana campuran menyusut sepanjang bulan lalu, namun ada beberapa MI yang tetap mencatatkan pertumbuhan. Menurunnya AUM reksadana campuran seiring lesunya pasar modal nasional akibat dihantam beragam sentimen eksternal mulai meluasnya wabah virus corona, hingga faktor sentimen dari dalam negeri kasus seperti Jiwasraya dan beberapa MI yang disemprit Otoritas Jasa Keuangan (OJK) karena transaksi gagal bayar.

Reksadana campuran ialah salah satu reksadana yang berbasis saham, wajar mengalami tekanan seiring tekanan di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Februari 2020. Meski begitu, beberapa perusahaan manajemen investasi (MI) masih ada yang tetap mencatatkan pertumbuhan AUM reksadana campuran pada Februari 2020 secara tahunan atau year to year (YOY) atau secara bulanan.

Tercatat, pertumbuhan dana kelolaan reksadana campuran pada Februari 2020 yang tertinggi dalam posisi 20 besar MI secara tahunan (YOY) yakni Syailendra mencapai 249 persen secara tahunan (YOY) dan secara year to date (YTD) tercatat 7 persen. Disusul oleh BNI AM dengan lonjakan AUM reksadana campuran 182 persen secara tahunan dan 4 persen YTD.

Kemudian disusul STAR di mana dana kelolaan reksadana campurannya pada Februari 2020 secara tahunan, tumbuh 144 persen. Insight juga mencatatkan salah satu IM dengan pertumbuhan dana kelolaan reksadana campuran yang masih positif pada Februari 2020 yakni 64 persen secara tahunan (YOY).

Pertumbuhan AUM reksadana campuran yang masih positif pada Februari 2020 secara YOY selanjutnya, Batavia PAM (56 persen), Panin AM (37 persen), dan Sucorinvest (8 persen).

Reksadana Campuran

Apa sebenarnya reksadana campuran? Reksadana campuran adalah investasi yang menanamkan dananya di berbagai macam efek, antara lain saham, obligasi, dan pasar uang (deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari setahun). Artinya, kalau kita melakukan investasi di reksadana campuran, pemasukan kita akan terdiri atas hasil pengelolaan dana di berbagai macam instrumen itu.

Mengutip aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), porsi investasi di reksadana campuran harus terbagi-bagi ke saham, obligasi, dan pasar uang. Porsi masing-masing instrumen itu maksimal 79 persen dari nilai aktiva bersih atau nilai dana yang kita investasikan dalam portofolio reksadana campuran tersebut.

Reksadana campuran sering direkomendasikan untuk pemodal atau investor yang ingin berinvestasi dalam jangka waktu menengah hingga panjang (3 hingga di atas 5 tahun). Jenis reksadana ini menjadi favorit, terutama bagi masyarakat yang baru mulai berinvestasi karena risikonya yang tidak terlalu besar, tetapi imbal hasilnya cukup menjanjikan.

Dengan melakukan investasi di reksadana campuran, artinya risiko investasi kita akan tersebar. Saat satu porsi instrumen aset menghasilkan kerugian, porsi instrumen aset lain bisa saja memberikan keuntungan yang besar. Hal itu juga berarti pemasukan dari jenis investasi ini tidak tetap, bergantung pada porsi instrumen yang dipilih manajer investasi.

Reksadana campuran merupakan pilihan cocok bagi Anda yang memiliki profil risiko moderat hingga tinggi, karena bisa memberikan imbal hasil yang cukup menarik dalam jangka pendek hingga menengah dengan risiko sedang.

Perlu diingat kembali, untuk kenyamanan berinvestasi pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda ya.

Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Februari 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua