BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Secara Historikal Musim Puncak Umroh Terjadi pada Bulan Rajab, Begini Datanya

19 Februari 2020
Tags:
Secara Historikal Musim Puncak Umroh Terjadi pada Bulan Rajab, Begini Datanya
Ilustrasi jemaah umat Muslim Islam sedang bersujud salat berdoa dalam ibadah haji umroh di depan Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. (shutterstock)

Tanggal 1 rajab pada 1441 Hijriyah jatuh pada tangggal 25 Februari 2020

Bareksa.com - Setiap umat Muslim di penjuru dunia hampir dipastikan punya cita-cita untuk segera menunaikan ibadah ke Tanah Suci. Umroh menjadi ibadah yang paling dicita-citakan umat Muslim Indonesia karena lamanya masa tunggu antrian Haji. Sembari menunggu panggilan haji, umroh bisa jadi alternatif agar keinginan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan beribadah di Baitulloh, Ka'bah bisa terwujud.

Kementerian Agama mencatat rata-rata masa tunggu jemaah haji Indonesia saat ini sekitar 20 tahun. Bahkan di Bantaeng, Sulawesi Selatan misalnya, masa tunggu jemaah haji sudah mencapai 40 tahun, atau keberangkatan tahun 2060.

Saat ini kuota jemaah haji Indonesia 221.000 per tahun. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama sedang mengajukan penambahan jadi 231.000 jemaah haji ke Arab Saudi. Sebab usulan penambahan kuota tidaklah mudah, karena yang menentukan adalah Organisasi Konferensi Islam (OKI).

Promo Terbaru di Bareksa

Bagi kamu yang sudah tidak sabar untuk berangkat ke Tanah Suci menunaikan rukun Islam kelima, namun masih masih menunggu daftar antrian, maka tidak ada salahnya untuk menunaikan ibadah umroh terlebih dahulu.

Namun tahukah kamu, kapan biasanya waktu musim puncak jemaah melaksanakan ibadah umroh?

Berdasarkan data umroh statistics bulletin, yang dilansir Badan Pusat Statistik Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, musim puncak umroh biasanya terjadi pada bulan Rajab penanggalan Hijriyah atau penanggalan Islam.

Secara historikal, pada 1438 Hijriyah, musim puncak umroh pada bulan Rajab mencapai 18,1 persen dari total jemaah dari luar negeri. Pada tahun itu, total jemaah umroh mencapai 19,07 juta. Dari angka itu jemaah yang bukan berasal dari luar Arab Saudi sebanyak 6,53 juta. Artinya jemaah umroh dari luar negeri yang menunaikan umroh pada bulan Rajab tahun itu mencapai 1,18 juta jemaah.

Kemudian pada 1439 Hijriyah, jumlah jemaah pada bulan Rajab menyumbang 15,81 persen dari total jemaah dari luar negeri. Pada tahun itu, total jumlah jemaah umroh 18,31 juta jemaah dengan rincian dari Arab Saudi 11,54 juta jemaah dan dari luar Arab Saudi 6,76 juta jemaah. Dengan begitu ada 1,06 juta jemaah yang menunaikan umroh pada bulan Rajab tahun tersebut.

Statistik Jumlah Jemaah Umroh 1438 H dan 1439 H

Illustration
Sumber : Umroh statistics 2018

Musim puncak umroh selanjutnya biasanya terjadi pada bulan Ramadan. Pada 1439 Hijriyah, jemaah umroh pada bulan Ramadan menyumbang 13,01 persen terhadap total jemaah dari luar negeri. Kemudian pada 1438 Hijriyah, bulan Ramadan menyumbang 14,5 persen.

Musim puncak umroh ketiga biasanya terjadi pada bulan Sya'ban yang menyumbang 13,01 persen pada 1439 Hijriyah dan 13,7 persen pada 1438 Hijriyah.

Persentase Distribusi Jemaah Umroh dari Luar Negeri per Bulan 1439 Hijriyah

Illustration
Sumber : Umroh statistics 2018

Persentase Distribusi Jemaah Umroh dari Luar Negeri per Bulan 1438 Hijriyah

Illustration

Sumber : Umroh statistics 2017

Berdasarkan data Badan Statistik Pemerintah Arab Saudi tersebut, musim paling sepi jemaah umroh terjadi pada bulan Muharram yang hanya menyumbang 0,1 persen, Syawal 0,2 persen dan Safar 4,8 persen terhadap total jemaah umroh pada 1438 Hijriyah.

Pada 1439 Hijriyah, musim tersepi jemaah umroh terjadi pada bulan Dzulqa'dah yang hanya 0.0001 persen, disusul Syawal 0,65 persen, Muharram 0,91 persen dan Safar 7,29 persen.

Pada tahun 2020 ini, bulan Rajab dimulai atau jatuh pada Selasa, 25 Februari. Artinya pada pekan terakhir Februari hingga pekan terakhir Maret 2020 yang merupakan bulan Rajab pada penanggalan 1441 Hijriyah, sangat berpeluang menjadi musim puncak jemaah melaksanakan ibadah umroh tahun ini.

Bagi kamu yang ingin mulai menyiapkan tabungan untuk bisa menunaikan umroh, maka tidak perlu kuatir. Sebab Bareksa menawarkan solusi menabung reksadana syariah untuk mengumpulkan biaya perjalanan umroh melalui platform Bareksa Umroh.

Cara Siapkan Tabungan Umroh

Bareksa Umroh menyediakan cara menabung paling efektif di reksadana syariah yang terintegrasi dengan tujuan beribadah umroh. Ada lima keuntungan dari Bareksa Umroh yakni aman, halal, serba online, terpadu dan terpercaya.

Reksadana syariah yang dijadikan wadah menabung untuk umroh ini adalah investasi resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tidak perlu takut uang akan dibawa kabur oleh travel agent, karena disimpan dalam reksadana di bank kustodian.

Ada berbagai perencanaan yang dapat kita pilih di Bareksa Umroh, sebagai perkiraan jumlah nilai reksadana yang perlu diinvestasikan. Perencanaan yang tersedia berdasarkan harga paket yang berlaku saat ini, tetapi tidak mengikat pada pembelian paket.

Jika kamu punya rencana untuk menunaikan umroh 2 tahun lagi, berapa dana yang mesti kamu siapkan untuk menabung di reksadana syariah?

Illustration
Sumber : Bareksa

Katakanlah, kamu memilih paket umroh Barokah yang senilai Rp23,5 juta. Maka kamu tinggal memilih perencanaan periode menabung 24 bulan atau 2 tahun. Maka hasilnya setiap bulan kamu harus menyiapkan dana Rp979.167 atau sekitar Rp980.000 untuk ditabung di reksadana syariah dalam platfom Bareksa Umroh.

Tidak hanya itu. Karena kita menabung atau menginvestasikan dana tersebut di reksadana syariah maka berpotensi meraih imbal hasil. Tercatat ada tiga reksadana syariah yang tersedia di Bareksa Umroh, yakni reksadana pasar uang syariah Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra, Cipta Dana Kas Syariah dan Syailendra Sharia Money Market Fund.

Dalam 6 bulan terakhir (per 14 Februari 2020), reksadana itu memberikan imbal hasil Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra (2,77 persen), Cipta Dana Kas Syariah (2,23 persen) dan Syailendra Sharia Money Market Fund (3,08 persen). Dalam setahun terakhir, imbal hasilnya 5,87 persen hingga 6,34 persen atau jika dirata-ratakan 6,1 persen per tahun.

Illustration
Sumber : Bareksa

Lalu kita gunakan Kalkulator Investasi Bareksa. Masukkan investasi reguler Rp979.167 per bulan dengan jangka waktu 24 bulan, serta imbal hasil investasi yang diharapkan 6,1 persen per tahun.

Illustration

Sumber : Bareksa

Hasilnya dalam 24 bulan, kamu telah mengumpulkan dana pokok investasi Rp23,5 juta atau sudah cukup untuk membiayai paket umroh Barokah. Tidak hanya itu, danamu juga berpotensi meraih imbal hasil Rp1,42 juta karena dana tersebut kamu investasikan di reksadana syariah. Sehingga total dana pokok dan imbal hasil investasimu jadi Rp24,92 juta.

Illustration

Sumber : Bareksa

Dengan begitu menyiapkan tabungan umroh di reksadana syariah yang ada di platform Bareksa Umroh, berpotensi lebih menguntungkan ketimbang menabung biasa dalam tabungan syariah atau deposito syariah di bank. Selain itu, juga halal dan bebas riba karena disimpan di reksadana syariah. Kenapa demikian?

Dalam kaidah pengelolaan reksadana, terdapat dua metode yang digunakan oleh manajer investasi untuk pemilihan instrumen investasinya; yaitu secara konvensional dan secara syariah.

Reksadana konvensional ialah reksadana yang dapat berinvestasi di semua jenis efek keuangan; seperti saham, obligasi, dan deposito; dengan batasan-batasan investasi sebagaimana ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan ("OJK").

Sementara itu, reksadana syariah adalah reksadana yang hanya dapat berinvestasi di efek keuangan yang sesuai dengan kaidah dan prinsip syariah, dan tentunya masih terikat dengan batasan investasi yang ditetapkan oleh OJK.

Perlu diingat, rencana yang ada di Bareksa Umroh tidak mengikat dengan harga paket karena itu hanya perkiraan (estimasi). Jangka waktu juga tidak mengikat karena kita bisa mengatur sendiri dana per bulan sesuai kemampuan.

Kalau kita melewati jangka waktu, atau lebih cepat dari rencana, tidak akan dikenakan pinalti. Justru, semakin lama menabung reksadana, semakin besar potensi imbal hasil yang didapat.

Karena uang kita ditaruh di reksadana syariah yang berpotensi memberi imbal hasil lebih tinggi daripada deposito. Reksadana adalah investasi resmi yang diawasi oleh OJK.

Selain itu, reksadana syariah halal karena dikelola berdasarkan prinsip-prinsip Islami dan sudah mendapatkan fatwa halal dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Jika uang kita di reksadana syariah sudah mencapai target, bisa menyelesaikan rencana dan membeli paket dengan dana tersebut tanpa pindah platform. Cukup mudah kan?

* * *

Ingin menabung reksadana syariah untuk umroh?

- Cara daftar jadi nasabah Bareksa Umroh, klik tautan ini
- Sudah punya akun Bareksa dan mau nabung umroh, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua