BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini: Jokowi Teken Omnibus Law Perpajakan; Fed Tahan Bunga Acuan

30 Januari 2020
Tags:
 Berita Hari Ini: Jokowi Teken Omnibus Law Perpajakan; Fed Tahan Bunga Acuan
Presiden Joko Widodo (tengah), Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (kanan), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri), Seskab Pramono Anung (kedua kiri), dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kedua kanan) di Jakarta, Kamis (16/1/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

IATA akuisisi Anterin; Holding BUMN teken akuisisi Vale Maret; Realisasi investasi PMA Rp423 T kuartal IV-2019

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita dan informasi terkait ekonomi, pasar modal dan investasi yang disarikan dari media dan keterbukaan informasi, Kamis, 30 Januari 2020.

Omnibus Law

Presiden Joko Widodo mengatakan telah menandatangani surat presiden Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law tentang perpajakan. Ini merupakan RUU Omnibus Law pertama yang surpresnya selesai ditandatangani.

Promo Terbaru di Bareksa

"Yang satu sudah saya tandatangani, yang satu belum. Yang Omnibus Law tentang perpajakan sudah saya tanda tangan," kata Jokowi dikutip Tempo, Rabu, 29 Januari 2020.

Jokowi mengatakan untuk Omnibus Law lain yang sudah dekat adalah tentang cipta lapangan kerja. Namun, ia mengatakan saat ini draf RUU-nya masih dalam tahap penyempurnaan, sebelum surat presiden diteken oleh Jokowi.

Selain dua hal ini, sebenarnya masih ada dua RUU Omnibus Law lain yang sudah masuk dalam program legislasi prioritas (Prolegnas) 2020 di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dua omnibus lain itu adalah tentang ibu kota negara dan tentang kefarmasian.

Realisasi Investasi

Realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sepanjang kuartal IV 2019 sebesar Rp423,1 triliun. Nilai ini meleset dari target tahun lalu yang mencapai 87,5 persen dari Rp 483,7 triliun.

Selama 2019, Singapura masih menjadi negara asal investasi terbesar di Indonesia yang tercatat menanam dananya sebesar US$ 6,5 miliar atau 23,1 persen dari keseluruhan investasi. Selanjutnya, China mencatat investasi di Indonesia sebesar US$ 4,7 miliar atau mencapai 16,8 persen, Jepang US$ 4,3 miliar atau 15,3 persen, Hong Kong US$ 2,9 miliar atau 10,2 persen, dan Belanda US$ 2,6 miliar sebesar 9,2 persen.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, seperti dikutip Katadata.co.id, menyatakan nilai realisasi investasi asing hampir menyamai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Realisasi investasi PMDN pada kuartal mencapai Rp 386,5 triliun atau melebihi target Rp 308,3 triliun. Adapun secara total realisasi investasi sepanjang 2019 sebesar Rp 809,6 triliun atau melebihi target Rp 792 triliun.

IATA Akuisisi Anterin

PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) telah menandatangani term sheet untuk mengakuisisi mayoritas saham PT Anterin Digital Nusantara. PT Anterin Digital Nusantara bergerak dalam bisnis ojek online dengan nama Anterin.

Anterin telah bergerak cepat menembus pasar. Kurang dari setahun beroperasi, Anterin telah memiliki lebih dari 300.000 pengemudi terdaftar dan 530.000 pelanggan, beroperasi di 51 kota di seluruh Indonesia.

Bisnis Anterin juga terus berkembang. Tidak hanya menawarkan ojek online, Anterin juga memiliki layanan pengiriman barang. Tahun ini, Anterin akan mengembangkan layanan-layanan baru yang menarik, termasuk layanan taksi (bekerja sama dengan penyedia taksi terkemuka), layanan pengiriman makanan, antarjemput, penyewaan mobil dan helikopter.

Holding BUMN

Holding perusahaan tambang BUMN, MIND ID bakal tandatangani akuisisi PT Vale Indonesia pada Maret 2020. Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan sebelum proses akuisisi dimulai, approval akan dilakukan secara internal oleh masing-masing pihak pada Februari 2020.

"Vale kami dalam proses finalisasi. Bulan Februari akan dapatkan approval internal dari masing-masing pihak. Jadi semoga akhir Maret kita bisa tanda tangan," katanya dikutip Kompas.com, Rabu (29/1/2020).

Orias menyebut, jika akuisisi 20 persen sudah disetujui, maka lampu hijau untuk teken di bulan Maret 2020 bisa dilakukan.

Ketidakpastian Global

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi kondisi ekonomi global masih akan mengalami ketidakpastian sepanjang 2020. Ia menyebut, Amerika Serikat sebagai negara adi kuasa masih akan menjadi sumber ketidakpastian tersebut.

"AS (Amerika Serikat) akan tetap menjadi sumber ketidakpastian karena sebentar lagi mereka akan pemilu. Itu berarti, segala sesuai dipolitisasi," ujar Sri Mulyani seperti dikutip Tempo, Rabu, 29 Januari 2020.

Pada 2019, ekonomi global juga terhuyung-huyung karena AS. Ekonomi terpengaruh oleh pertikaian AS dengan mitra dagangnya, China, dan negara yang berbatasan dengannya, Meksiko. Kejadian itu membuat Bank Dunia merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi global lebih rendah dari hitungan sebelumnya.

Tak hanya kondisi politik yang memanas dengan dua negara tersebut, AS kembali membuat dunia menghadapi ketidakpastian setelah negara yang dipimpin Donald Trump itu melancarkan serangan udara. Serangan melalui pesawat drone itu membunuh seorang jenderal di Iran.

Fed Fund Rate

Bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve menahan suku bunga acuan dan terus memberi sinyal kebijakan yang sama untuk sementara waktu, sementara menyampaikan pentingnya meningkatkan inflasi ke level yang ditargetkan para pejabat.

The Fed juga membuat penyesuaian teknis untuk suku bunga acuan terhadap cadangan devisa dan mengatakan akan memperpanjangnya hingga April, dalam sebuah program yang bertujuan mengatasi volatilitas di pasar keuangan.

"Kami yakin kebijakan moneter sudah diambil dengan benar untuk melayani rakyat Amerika dengan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," ujar Gubernur The Fed Jerome Powell seperti dikutip Bloomberg.

Para pejabat bank sentral AS menjaga kisaran target suku bunga acuan di 1,5 hingga 1,75 persen dan menyebut sikap tersebut cukup untuk mendorong ekspansi berkelanjutan dari aktivitas ekonomi.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,83

Up0,43%
Up3,55%
Up0,02%
Up5,95%
Up19,11%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,51

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,20%
Up17,66%
Up42,85%

STAR Stable Income Fund

1.915,47

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,99%
Up60,26%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.758,34

Down- 0,10%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,30%
Up47,85%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,12

Up0,08%
Up2,01%
Up0,02%
Up2,91%
Down- 1,48%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua