BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

IHSG Melesat 2,91 Persen Sepekan, Reksadana Saham Ini Meroket di Atas 5 Persen

09 Desember 2019
Tags:
IHSG Melesat 2,91 Persen Sepekan, Reksadana Saham Ini Meroket di Atas 5 Persen
CEO Manulife Aset Manajemen Indonesia, Legowo Kusumonegoro, bersama karyawannya memantau pergerakan pasar saham dan IHSG di kantor Manulife Aset Manajemen Indonesia. (Bareksa/AM)

IHSG mampu menguat 2,91 persen secara mingguan ke level 6.186,87 sepanjang pekan lalu

Bareksa.com - Mengakhiri pekan pertama di bulan Desember 2019, kinerja pasar saham Indonesia terlihat sangat positif,di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat 2,91 persen secara mingguan ke level 6.186,87 pada penutupan perdagangan Jumat (06/12/2019).

Penguatan IHSG sepanjang pekan kemarin menjadikannya bursa saham dengan kinerja terbaik di kawasan regional. Dari eksternal, perkembangan terkait perang dagang Amreika Serikat (AS) dengan China yang positif menjadi faktor yang memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning.

Presiden AS Donald Trump mengatakan sesuatu bisa terjadi terkait dengan bea masuk tambahan yang dibebankan Washington terhadap produk impor asal China.

Seperti yang dketahui, penghapusan bea masuk tambahan merupakan syarat dari China jika AS ingin meneken kesepakatan dagang tahap satu.

Sejauh ini AS telah mengenakan bea masuk tambahan bagi senilai lebih dari US$500 miliar produk impor asal China, sementara Beijing membalas dengan mengenakan bea masuk tambahan bagi produk impor asal AS senilai kurang lebih US$110 miliar.

Di sisi lain, China juga melunak terhadap AS. Kementerian Keuangan China mengumumkan Beijing akan menghapuskan bea masuk bagi sebagian kedelai dan daging babi yang diimpor dari AS, seperti dikutip dari CNBC International.

Dari dalam negeri, desember effect bisa dikatakan langsung terasa. Ya, jika berkaca kepada sejarah, bulan Desember memang merupakan bulan yang bersahabat bagi pelaku pasar saham tanah air. Bahkan, bulan Desember bisa dikatakan sebagai bulan yang paling bersahabat jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.

Bayangkan, dalam 18 tahun terakhir (2001-2018) tak sekalipun IHSG membukukan imbal hasil negatif secara bulanan pada bulan Desember. Capaian sebaik ini tak bisa didapati pada bulan-bulan lainnya.

Kondisi bursa saham domestik yang bergerak ke zona hijau, turut memberikan sentimen positif terhadap kinerja reksadana saham,di mana indeks reksadana saham terapresiasi 2,47 persen, dan indeks reksadana saham syariah melesat 2,59 persen dalam periode yang sama.

Illustration
Sumber: Bareksa

Di tengah kondisi indeks reksadana saham yang bergerak positif, tercatat ada dua produk reksadana saham yang dijual Bareksa mampu membukukan kenaikan fantastis dengan return di atas 5 persen sepanjang pekan lalu. Berikut ulasannya.

1. Semesta Dana Saham

Reksadana saham yang mencatatkan imbal hasil tertinggi pada pekan lalu diraih oleh Semesta Dana Saham dengan kenaikan 6,11 persen.

Illustration
Sumber: Bareksa

Semesta Dana Saham bertujuan untuk memperoleh hasil investasi jangka panjang yang optimal dengan memanfaatkan investasi pada efek bersifat ekuitas yang memiliki fundamental yang baik, efek bersifat utang serta instrumen pasar uang dan/atau deposito berdasarkan riset yang mendalam dan strategi pengelolaan secara aktif.

Produk yang dikelola oleh PT Semesta Aset Manajemen ini, hingga Oktober 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp16,02 miliar.

Arah kebijakan investasinya yaitu :

• 80 persen hingga 100 persen dalam efek bersifat ekuitas,
• 0 persen hingga 20 persen dalam efek bersifat utang, dan
• 0 persen hingga 20 persen dalam instrumen pasar uang.

Mengutip fund fact sheet per Agustus 2019, beberapa aset yang terdapat dalam portofolio Semesta Dana Saham antara lain :

• PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
• PT Astra International Tbk (ASII)
• PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
• PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
• PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

Semesta Dana Saham dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Reksadana saham yang diluncurkan sejak 21 Maret 2014 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

2. Manulife Saham SMC Plus

Reksadana saham yang mencatatkan imbal hasil tertinggi berikutnya pada pekan lalu diraih oleh Manulife Saham SMC Plus dengan kenaikan 5,32 persen.

Illustration
Sumber: Bareksa

Manulife Saham SMC Plus bertujuan untuk mendapatkan pertumbuhan investasi yang tinggi dalam jangka panjang dengan menginvestasikan sebagian besar dananya dalam efek bersifat ekuitas yang berkapitalisasi kecil dan menengah.

Produk yang dikelola oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia ini, hingga Oktober 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp113,83 miliar.

Arah kebijakan investasinya yaitu :

• Minimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada efek bersifat ekuitas
• Minimum 0 persen dan maksimum 20 persen pada efek bersifat utang

Mengutip fund fact sheet per Oktober 2019, beberapa aset yang terdapat dalam portofolio Manulife Saham SMC Plus antara lain :

• PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN)
• Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS)
• PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)
• PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
• PT XL Axiata Tbk (EXCL)

Manulife Saham SMC Plus dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp1.000.000. Reksadana saham yang diluncurkan sejak 27 Februari 2013 ini bekerja sama dengan bank kustodian Deutsche Bank AG.

Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Reksadana saham merupakan reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.

Karena itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang. Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,18

Up0,15%
Up3,81%
Up0,02%
Up5,82%
Up18,30%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,42

Up0,60%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,32%
Up17,24%
Up43,22%

STAR Stable Income Fund

1.917,41

Up0,56%
Up2,94%
Up0,02%
Up6,33%
Up30,71%
Up60,33%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.753

Down- 0,46%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,38%
Up18,76%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,73

Down- 0,22%
Up1,77%
Up0,01%
Up2,68%
Down- 2,15%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua