BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Begini Prospek Kinerja Reksadana Saham Seiring Window Dressing pada Desember

02 Desember 2019
Tags:
Begini Prospek Kinerja Reksadana Saham Seiring Window Dressing pada Desember
Karyawan melintas di bawah layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Reksadana saham mencatatkan kinerja paling mengecewakan dibandingkan dengan jenis reksadana lainnya

Bareksa.com - Tahun 2019 merupakan tahun yang cukup berat bagi pelaku pasar modal domestik. Seperti diketahui, investor asing tidak henti-hentinya melakukan penjualan yang membuat bursa saham Tanah Air tak berkutik.

Sekadar informasi, sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan di bulan November, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami koreksi 2,95 persen year to date (YtD).

Namun memasuki bulan Desember, ada satu fenomena yang mungkin bisa menjadi harapan bahwa IHSG bisa mengakhiri tahun ini dengan sedikit lebih baik dan menghibur para pelaku pasar di dalamnya.

Promo Terbaru di Bareksa

Fenomena yang sering disebut window dressing atau Santa Claus rally adalah harapan pelaku pasar yang dapat membawa IHSG ke zona hijau, di mana fenomena tersebut dipercaya pada bulan Desember harga-harga saham biasanya mengalami kenaikan.

Istilah window dressing diambil dari kata window atau jendela yang identik dengan bagian dari rumah yang memungkinkan orang dari luar melihat kondisi di dalam rumah, dan dressing artinya mendekorasi supaya sesuatu terlihat rapi, dan baik tanpa banyak merubah kondisi sebenarnya dari rumah tersebut.

Singkatnya jika kita terjemahkan ke bahasa Indonesia, proses window dressing adalah proses mendekorasi beberapa bagian dari rumah supaya bisa terlihat bagus jika dilihat orang luar melalui Jendela.

Sementara dalam konteks pasar modal, asksi window dressing adalah upaya mempercantik laporan keuangan oleh emiten/perusahaan dan manajer investasi selaku pengelola dana.

Hal ini juga terjadi dalam dunia usaha, misalnya peningkatan penjualan akibat diskon/promo besar-besaran sehingga laporan keuangan di akhir tahun yang bagus menjadi salah satu alasan penguatan harga saham. Pembelian masyarakat yang melonjak bisa dianggap pertanda bahwa perekonomian negara sedang baik secara keseluruhan.

Salah satu contoh sederhananya misalkan ketika kita ditawarkan salah satu produk investasi reksadana saham, maka kita akan ditunjukan grafik pertumbuhan atau kinerja dari tahun ke tahun, artinya kinerja dana kelolaan yang akan diingat dan dipresentasikan adalah kinerja di penutupan tahun, dan apa yang terjadi sepanjang tahun tersebut akan dilupakan, setelah tahun tersebut berlalu.

Karena itu, merupakan sesuatu yang wajar jika para manajer investasi berusaha untuk mengerek harga-harga saham yang yang ada di dalam portofolio mereka di bulan Desember, supaya di penutupan tahun kinerja portofolio yang mereka kelola akan terlihat baik.

Kekuatan efek dari window dressing, dapat terlihat dengan jelas pada kinerja IHSG di bulan Desember, seperti bisa dilihat dalam tabel berikut :

Illustration
Sumber: Creative Trader

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa sejarah memang membuktikan kalau bulan Desember adalah bulan di mana probabilitas IHSG mengalami kenaikan adalah yang paling tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.

Berdasarkan tabel tersebut, dalam 20 tahun terakhir IHSG hanya sekali mengalami penurunan di bulan Desember, yaitu di tahun 2000. Bukan hanya itu, bahkan di tahun-tahun dimana terjadi krisis koreksi besar di IHSG seperti di tahun 1998 dan 2008 pun, IHSG tetap sanggup bergerak naik cukup signifikan di bulan Desember. Dalam 15 tahun terakhir IHSG tidak pernah mengalami penurunan sekalipun di bulan Desember.

Berpotensi Dorong Kinerja Reksadana Saham

Efek window dressing yang dapat mendorong harga-harga saham mengalami kenaikan, tentu akan turut dirasakan oleh reksadana saham yang mayoritas berinvestasi di sana.

Terlebih di sepanjang tahun ini, secara umum reksadana saham mencatatkan kinerja paling mengecewakan dibandingkan dengan jenis reksadana lainnya. Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham tercatat anjlok 14,04 persen YtD.

Illustration
Sumber: Bareksa

Penurunan yang telah mencapai dua digit, tentu di satu sisi membuat harga-harga saham maupun reksadana saham menjadi lebih murah dan menyimpan potensi pertumbuhan yang lebih besar di masa depan.

Dengan adanya harapan terjadinya fenomena window dressing di bulan ini, diharapkan kinerja reksadana saham bisa sedikit membaik dan memangkas penurunannya, meskipun jika harus kembali positif cukup berat.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.

Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang. Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

STAR Stable Income Fund

1.917,73

Up0,52%
Up2,95%
Up0,02%
Up6,35%
Up30,73%
Up60,39%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua