BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Bayar Tiket MRT Bisa Pakai OVO

01 November 2019
Tags:
Bayar Tiket MRT Bisa Pakai OVO
Presiden Joko Widodo (kiri) menaiki kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (6/11/2018). Presiden mencoba perjalanan MRT dari Stasiun Bundaran HI menuju Stasiun Lebak Bulus sekaligus meninjau perkembangan pembangunan proyek MRT tahap I yang sudah mencapai 97,08 persen. (ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO)

Sistem pembayaran QR Code akan terintegrasi dalam aplikasi MRT Jakarta

Bareksa.com - Para pengguna mass rapid transit (MRT) akan mendapat alternatif baru dalam melakukan pembayaran tiket. Nantinya, penumpang bisa membayar ongkos perjalanan melalui pemindaian QR Code melalui aplikasi MRT Jakarta.

Direktur Utama MRT William Syahbandar mengatakan 3 provider telah bekerjasama untuk pembayaran mobile, yaitu OVO, Dana dan LinkAja. Ketiganya dipilih melalui beauty contest. Selain itu, MRT, masih menunggu kerja sama dari GoPay.

"So far sudah tiga satu lagi masih kita tunggu. Prosesnya kita harap bisa difinalkan," kata William di Jakarta, Kamis (31/10/2019) dikutip CNBC Indonesia.

Promo Terbaru di Bareksa

Sistem pembayaran QR Code akan terintegrasi dalam aplikasi MRT Jakarta yang rencananya akan diluncurkan pada awal Januari 2020. QR Code akan digunakan pada pintu masuk dan keluar peron stasiun MRT. Saat ini pihaknya sedang menyiapkan fasilitas QR Code. Sosialisasi ke publik akan dilaksanakan pada Desember 2019.

"Adapun ini instrumen alternatif, mempermudah, memberikan opsi kepada pelanggan dalam kemudahan," kata William.

OVO, platform pembayaran digital terdepan di Indonesia berperan aktif dalam mendukung inisiatif Bank Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karaniya Dharmasaputra, President Director OVO, menyatakan OVO berkomitmen mendukung pemerintah dalam menyukseskan Gerakan Nasional Non-Tunai sebagai akselerator dalam perkembangan ekonomi digital dan mendorong percepatan inklusi keuangan yang merata.

“Karena itu kami bangga dipercaya untuk turut serta dalam program sosialisasi sistem pembayaran terkini, uang elektronik dan QRIS bersama dengan Bank Indonesia. Selama dua tahun berdiri, OVO senantiasa melayani seluruh masyarakat Indonesia, mulai dari perorangan maupun usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan memberikan kemudahan transaksi digital yang menguntungkan. Melalui QRIS, kami berharap dapat memberdayakan lebih banyak UMKM di Indonesia,’’ ujar Karaniya dalam keterangannya awal pekan ini.

Dalam acara “Sosialisasi Komunikasi Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia” yang dilaksanakan di Ballroom Hotel Golden Tulip, Banjarmasin pada 24-25 Oktober 2019 lalu, OVO turut serta dalam memberikan pemahaman terkait kebijakan Sistem Pembayaran (SP) terkini, uang elektronik, dan dalam rangka mempersiapkan penerapan Quick Response (QR) Code Indonesian Standard (QRIS) secara menyeluruh pada 1 Januari 2020 mendatang.

Rangkaian acaranya terdiri dari seminar yang dihadiri peserta berasal dari berbagai kalangan, seperti mahasiswa, pelaku usaha, UMKM, organisasi sosial, pemerintah daerah (Pemda), dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD), maupun koperasi. Acara kemudian dilanjutkan dengan kegiatan “QRIS Goes to Merchant”, yakni berupa kunjungan ke pasar tradisional.

Pada kegiatan ini, juga dilakukan kunjungan ke Pasar Antasari guna melakukan praktek jual beli menggunakan QRIS langsung di hadapan para pedagang agar banyak pedagang yang memahami dan kemudian menggunakan QRIS untuk bertransaksi. OVO berkesempatan mengedukasi pelaku UMKM tentang peran QRIS untuk meningkatkan bisnis mereka, serta melakukan diskusi agar mereka dapat lebih maksimal mengadopsi teknologi yang semakin maju.

Saat ini platform OVO dapat diterima di 500.000 merchant, termasuk juga 300.000 UMKM. Karena itu, penting bagi OVO untuk terus mendekatkan diri kepada para pelaku UMKM demi mencapai pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui teknologi digital.

Sebagai perusahaan dengan strategi ekosistem terbuka yang telah menyandang status sebagai Unicorn ke-5 di Indonesia, OVO menyambut program QRIS sebagai terobosan baru untuk membawa ekosistem keuangan digital Indonesia yang holistik, yang dapat mendorong akselerasi industri kecil menengah untuk lebih maju di masa yang akan datang.

Sebelumnya, OVO menduduki posisi teratas di antara jajaran merek fintech (financial technology) yang sering dibicarakan secara positif (positive buzz). Penilaian ini diberikan oleh YouGov Brand Index dari hasil survei yang mereka lakukan selama setahun untuk mendapatkan brand dengan WOM (word of mouth) tertinggi dan paling positif di mata masyarakat.

Survei dari YouGov Brand Index ini dilakukan dalam rentang waktu satu tahun mulai dari 1 September 2018 sampai dengan 31 Agustus 2019 kepada responden berusia 18 tahun hingga 34 tahun. Dalam melakukan risetnya, YouGov Brand Index menanyakan secara langsung kepada responden mengenai persepsi mereka akan sebuah merek, dan apakah merek tersebut banyak mereka bicarakan dengan orang sekeliling mereka dalam rentang waktu tertentu

YouGov Brand Index merupakan lembaga otoritas dari Inggris yang berfokus melakukan riset untuk mengukur persepsi publik terhadap berbagai merek dari berbagai sektor di dunia. Berdasarkan hasil riset WOM versi YouGov Brand Index 2019, OVO menduduki peringkat kedua dari 715 brand paling populer di Indonesia dengan skor 80,5 dari nilai maksimum 100.

Skor ini mempertimbangkan persepsi positif konsumen akan OVO dari iklan, pemberitaan, atau diskusi mulut ke mulut (word of mouth), serta seberapa sering OVO menjadi bagian dari pembicaraan mereka sehari-hari baik melalui diskusi pribadi atau di media sosial.

Popularitas perusahaan pembayaran dan layanan keuangan digital yang baru menginjak dua tahun ini terus meningkat sejak kerja sama strategis dengan Grab dan Tokopedia di tahun 2018. Awal Oktober lalu, Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, menyatakan, OVO bergabung di jajaran unicorn asal Indonesia, sebagai perusahaan pembayaran dan layanan keuangan digital pertama.

Dalam laporan CB Insights bertajuk The Global Unicorn Club disebutkan OVO memiliki valuasi US$2,9 miliar atau setara Rp40,6 triliun. Unicorn merupakan julukan bagi startup yang memiliki valuasi di atas US$1 miliar atau Rp14 triliun.

CB Insights menyatakan OVO menyandang status unicorn sejak 14 Maret 2019. Pertumbuhan valuasi OVO dinilai cukup cepat bahkan melampaui valuasi Traveloka dan Bukalapak yang sudah lebih dahulu menyandang status unicorn. Adapun GO-JEK sudah berstatus decacorn karena diestimasi memiliki valuasi US$10 miliar atau setara Rp140 triliun. CB Insights tidak menjelaskan dengan detail tentang metode yang mereka gunakan untuk melakukan penilaian terhadap valuasi startup.

Daftar Unicorn RI

1. GO-JEK dengan valuasi US$10 miliar (Rp140 triliun)
2. Tokopedia dengan valuasi US$7 miliar (Rp98 triliun)
3. OVO dengan valuasi US$2,9 miliar (Rp40,6 triliun)
4. Traveloka dengan valuasi US$2 miliar (Rp28 triliun)
5. Bukalapak dengan valuasi US$1 miliar (Rp14 triliun).

OVO merupakan platform pembayaran digital, rewards dan layanan finansial terdepan di Indonesia. Kini, OVO telah hadir di 115 juta perangkat dan bisa digunakan untuk mengakses pembayaran, transfer, top up dan tarik dana, serta manajemen aset dan investasi. OVO diterima di lebih dari 354 kota di Indonesia dan kami berkomitmen untuk membangun perusahaan pembayaran dan teknologi finansial terbesar di Indonesia.

(*)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua