BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : BI Pangkas Suku Bunga Acuan, PPh Badan Segera Dipangkas

25 Oktober 2019
Tags:
Berita Hari Ini : BI Pangkas Suku Bunga Acuan, PPh Badan Segera Dipangkas
Presiden Joko Widodo memberikan pidato saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019). Sidang kabinet paripurna itu merupakan sidang perdana yang diikuti menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Laba BRI Rp24,8 triliun, fintech terganjal ekosistem, Gojek akan dual-listing

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 25 Oktober 2019.

Suku Bunga Acuan

Promo Terbaru di Bareksa

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Kamis 24 Oktober 2019 melanjutkan langkah pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5 persen. Bank sentral telah memangkas suku bunga sebanyak empat kali sepanjang Juli-Oktober, dari 6 persen.

Pemangkasan itu turut menurunkan suku bunga penempatan dana di BI (deposit facility) sebesar 25 bps menjadi 4,25 persen. Suku bunga penyediaan dana dari BI (lending facility) juga turun 25 persen menjadi 5,75 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo meyakini penurunan suku bunga acuan akan mendorong permintaan pembiayaan baik ke perbankan maupun pasar modal. "Kami yakin kredit bisa tumbuh 10-12 persen, karena biasanya kuartal empat pertumbuhan kredit semakin tinggi," ujarnya dikutip Bisnis Indonesia.

Selain itu, imbuhnya, BI terus melanjutkan kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonommi sekaligus menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah perlambatan ekonomi global.

PPh Badan

Pemerintah akan memberikan berbagai kemudahan bagi industri yang berorientasi ekspor maupun yang memproduksi barang-barang substitusi impor. Pajak penghasilah (PPh) badan bakal diturunkan secara bertahap hingga 20 persen pada 2023, dari saat ini 25 persen.

Kebijakan itu dilakukan untuk memperbaiki neraca perdagangan Indonesia yang defisitnya membengkak. Pada 2018, defisit perdagangan menembus US$8,57 miliar, rekor terburuk sepanjang sejarah.

"Kebijakan ini ditempuh untuk mengurangi nilai impor dan memperbaiki neraca perdagangan Indonesia yang masih defisit," kata Presiden RI Joko Widodo, dikutip Investor Daily.

Laba BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk hingga kuartal ketiga 2019 mncatat laba bersih Rp24,8 triliun atau tumbuh 5,36 persen secara tahunan (year on year/yoy). Tahun ini laba bersih bank oly ditargetkan bisa meningkat 10 persen yoy.

Secara konsolidasi hingga kuratal ketiga 2019, BRI telah menyalurkan kredit senilai Rp903,14 triliun, atau tumbuh 11,65 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan industri di 8,59 persen menurut data Otoritas Jasa Keuangan Agustus 2019.

Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, persentase kenaikan laba menurun dibandingkan tahun lalu, yang mencapai double digit seiring peningkatan biaya pencadangan sebagai amunisi untuk menjaga kenaikan risiko kredit bermasalah (non performing loan/NPL).

Piala Dunia U20

Indonesia secara resmi telah ditunjuk FIFA menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 pada 2021. Sebelumnya, Indonesia telah memenangkan tender untuk menjadi tuan rumah pergelaran sepak bola internasional itu mengalahkan Brasil dan Peru.

Dikutip Foxsportasia, Persatuan Sepakbola Seluruh Indoneia (PSSI) telah mengonfirmasi. Keputusan itu diambil selama pertemuan triwulanan Dewan FIFA yang diadalan di Shanghai, China pada Kamis 24 Oktober 2019.

Indonesia termasuk di antara tiga negara Asia Tenggara yang mengajukan penawaran untuk ajang ini, tetapi Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) dan Federasi Sepak Bola Myanmar (MFF) telah memutuskan untuk menarik tawaran bersama mereka pada Agustus 2019 sehingga menjadikan Indonesia satu-satunya penawaran dari ASEAN.

Fintech Reksadana

Sejumlah agen penjual efek reksadana atau APERD online masih terganjal ekosistem digital yang belum terbagun sempurna untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

Co-Founder dan CEO PT Bareksa Portal Investasi Karaniya Dharmasaputra mengatakan permintaan investasi ritel online tinggi, tetapi ekosistem platform investasi digital yang belum terbangun secara sempurna membuat pergerakan APERD terbatas.

"Ekosistem belum sepenuhnya siap, Masih ada regulasi yang harus disesuaikan. Investasi retel sudah berkembang secara luar biasa sehingga prosesnya tidak bisa lagi manual," katanya seperti dikutip Bisnis Indonesia.

Salah satu contohnya adalah proses transaksi dengan bank kustodian yang harus dianggah secara manual kerna berbentuk PDF. "Ini contoh bagaimana ekosistem di dunia investasi harus melakukan penyesuaian jadi demand dan animo dari masyarakat bisa dilayani."

Karaniya yang baru saja diangkat menjadi Presiden Direktur PT Visionet Internasional (OVO) ini tetap ptimistis pertumbuhan platform investasi online akan bertumbuh pesat.

Gojek Dual-Listing

Perusahaan transportasi online yang Gojek sedang mempersiapkan pencatatan saham perdana di dua bursa (dual listing), menurut co-CEO Andre Sulistyo. Indonesia masih dijadikan sebagai target utama.

Pernyataan Sulistyo tersebut mendorong harapan dari presiden komisioner Gojek, Garibaldi Thohir, yang mengatakan bahwa perusahaan tersebut akan menjadi emiten tercatat di Bursa Indonesia pada suatu saat.

Co-founder sekaligus co-CEO Kevin Aluwi menambahkan bahwa perusahaan telah membuat kemajuan signifikan dalam memastikan keberlangsungan bisnis, bahkan bisa sedang menghadapi kompetisi ketat di pasar.

"Ini sebuah kesempatan bagi investor Indonesia untuk berpartisipasi. Jika peluang mengizinkan, kami juga ingin secondary listing di negara lain," ujar Sulistyo dikutip KrAsia.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,52

Up0,64%
Up3,07%
Up0,02%
Up6,27%
Up19,97%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,52

Up0,53%
Up3,42%
Up0,02%
Up7,36%
Up18,23%
Up42,99%

STAR Stable Income Fund

1.908,5

Up0,50%
Up2,85%
Up0,01%
Up6,31%
Up31,62%
Up59,94%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,62

Up0,49%
Up2,79%
Up0,01%
Up5,45%
Up20,04%
Up48,77%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,05

Up0,36%
Up2,00%
Up0,02%
Up2,08%
Down- 2,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua