BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : Kalimantan akan Jadi Ibu Kota Baru, Kasus Fintech Ilegal Marak

30 Juli 2019
Tags:
Berita Hari Ini : Kalimantan akan Jadi Ibu Kota Baru, Kasus Fintech Ilegal Marak
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro berpidato di hadapan para peserta International Management Accounting Conference 2017, yang diselenggarakan Institute of Certified Management Accountant (ICMA), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/12). (ANTARA FOTO/Audy Alwi)

Lelang SUN bakal jadi primadona, Trump desak The Fed tak sekedar pangkas suku bunga, Softbank investasi US$2 miliar

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 29 Juli 2019 :

Pemindahan Ibu Kota

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan telah menyetujui pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan. Hal itu disampaikan Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro di acara Penyusunan Langkah Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Jawa-Bali 2020-2024 di Hotel Shangri-La, Surabaya, Senin, (29/7).

Promo Terbaru di Bareksa

"Iya, nanti diumumkan ( perpindahan ibu kota negara)," kata Bambang seperti dikutip Kontan.

Namun, Menteri Bambang enggan menyebut provinsi mana di Pulau Kalimantan yang bakal dipilih presiden sebagai ibu kota baru. "Pulaunya Kalimantan, provinsinya, nanti (menyusul)," ujar Bambang.

Jokowi sebelumnya disebut menginginkan rencana pemindahan ibu kota tak hanya jadi wacana. Dia ingin rencana itu segera bisa terwujud. "Jadi memang pemindahan ibu kota ini bukan hal baru. Rencana ini juga pernah diangkat Presiden Soekarno dan Soeharto. Presiden Jokowi menginginkan ini bukan hanya wacana, tapi kongkrit," ujar Bambang.

Fintech Ilegal

Kasus yang melibatkan perusahaan financial technology (fintech) makin banyak. Berdasarkan data Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, per Juni 2019 sudah ada 4.500 aduan tentang fintech lending.

Sementara Satgas Waspada Investasi melaporkan ada sebanyak 683 entitas fintech peer to peer (P2P) lending ilegal yang telah dihentikan operasinya hingga Juli 2019. Pada tahun 2018 ada 404 fintech P2P lending yang dihentikan Satgas Waspada Investasi. Sehingga secara total sejak tahun 2018, Satgas Waspada Investigasi telah menghentikan 1.087 entitas fintech ilegal.

Pengacara Publik Bidang Perkotaan dan Masyarakat Urban LBH Jakarta Jeanny Silvia Sari Sirait mengungkapkan, jumlah laporan yang masuk ke LBH ini juga termasuk fintech yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Jeanny menganggap OJK kurang tegas dalam menindak pelanggaran ini. Sebab sanksi yang diberikan dengan memblokir situs dan akses rekening dinilai kurang tepat. Sebabnya, pelaku dapat sewaktu-waktu membuat akun lainnya. "Aksi tersebut hanyalah aksi reaktif yang kurang efektif, seharusnya ada aksi preventif juga untuk menangani kasus ini," papar Jeanny.

Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam L. Tobing mengatakan, pihaknya telah melakukan langkah preventif, yakni dengan memberikan sosialisasi dan merilis daftar fintech yang terdaftar di OJK. Satgas juga memberikan tips kepada calon peminjam.

Pertama, calon peminjam wajib memastikan fintech tersebut sudah terdaftar di OJK. Kedua, calon peminjam perlu mengukur kemampuan bayar sesuai dengan kebutuhannya. "Lihat penghasilan Anda apakah cukup untuk mencicil pinjaman. Jangan melakukan pinjaman baru untuk membayar pinjaman lama," kata dia.

Terakhir, calon peminjam wajib memahami risiko dari model peminjaman ini, selalu perhatikan bunga, fee, dan dendanya.

Surat Utang Negara

Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan pasar obligasi pada perdagangan hari ini, Selasa (30/7) dibuka bervariasi karena terpengaruh lelang surat utang negara (SUN) yang menawarkan dua seri baru.

Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan ruang pergerakan pasar obligasi pada pembukaan perdagangan di kisaran 35 basis poin hingga 60 basis poin. Sebab pasar mencermati lelang SUN hari ini yang digelar dengan menawarkan seri baru yakni FR0081 dan FR0082.

Menurutnya, pada perdagangan sebelumnya pasar pun sudah mulai tertekan yakni penurunan harga obligasi menyentuh titik support. "Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariasi dengan potensi naik dan turun sebesar 35–60 bps," ujarnya.

Faktor lain yang memengaruhi perdagangan hari ini yaitu tentang keputusan penurunan suku bunga oleh The Fed. Meskipun pertemuan akan digelar besok pada waktu AS, masih terdapat ketidakpastian tentang waktu pasti penurunan suku bunga acuan.

Atas pertimbangan tersebut, dia menyarankan agar investor memilih aksi wait and see pada perdagangan hari ini. "Kami merekomendasikan wait and see hari ini dan fokus terhadap lelang hari ini. Fixed 81 dan 82 tentu akan menjadi primadona," katanya.

The Fed

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) untuk berbuat lebih daripada sekedar pemotongan suku bunga rendah pekan ini. Komentar Trump tersebut meningkatkan tekanan pada bank sentral untuk menurunkan biaya pinjaman lebih dari yang diharapkan Wall Street.

Dalam serangkaian tweet menjelang pertemuan terbuka komite federal (FOMC) The Fed yang dijadwalkan Selasa dan Rabu waktu setempat, Trump mengulangi kritiknya terhadap pembuat kebijakan moneter AS. Trump menuduh mereka bertindak terlalu hati-hati dibandingkan dengan China dan Eropa.

"Uni Eropa. dan China akan menurunkan suku bunga lebih lanjut dan memompa uang ke dalam sistem mereka, membuatnya lebih mudah bagi produsen mereka untuk menjual produk. Sementara itu, dan dengan inflasi yang sangat rendah, Fed kami tidak melakukan apa pun - dan mungkin akan melakukan sangat sedikit jika dibandingkan. Sayang sekali!," tulisnya di Twitter seperti dikutip Kontan.

Softbank

Presiden Direktur SoftBank Masayoshi Son menyatakan Softbank akan melakukan investasi tambahan US$2 miliar di Indonesia dalam waktu 3 tahun. Pernyataan itu disampaikannya setelah menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/7/2019).

Son mengatakan SoftBank sebelumnya telah berinvestasi US$2 miliar di Indonesia. "Ya, kami sudah berinvestasi US$2 miliar di Indonesia. Kami akan investasi US$2 miliar lainnya sebagai investasi baru. Dan teman saya, Menteri Luhut [Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan], meminta saya untuk meningkatkan [investasi] lagi. Jadi, kami mau investasi lebih banyak," ujarnya seperti dikutip Bisnis.com.

Son menerangkan investasi US$2 miliar itu akan dilakukan lewat Grab serta melalui perusahaan lain. Namun, tidak disebutkan identitas perusahaan yang dimaksud. "Kami akan membangun kantor pusat kedua Grab di Indonesia dan menjadikannya unicorn kelima serta berinvestasi US$2 miliar melalui Grab. Lebih dari itu, kami akan investasi lebih banyak di Indonesia," lanjutnya.

Di Indonesia, SoftBank sebelumnya sudah menyuntikkan dana US$2 miliar. Sebagian besar dana tersebut diberikan kepada e-commerce Tokopedia dan untuk mengembangkan Grab Indonesia.

(*)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua