BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Realisasi SBN Ritel Rp33 Triliun, Target Hingga Akhir Tahun Rp80 Triliun

12 Juli 2019
Tags:
Realisasi SBN Ritel Rp33 Triliun, Target Hingga Akhir Tahun Rp80 Triliun
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman (kanan) dan Direktur Surat Utang Negara Ditjen PPR Kementerian Keuangan, Loto Srinaita Ginting (kiri) saat acara peluncuran SBR007 dengan tema “Membangun Kemandirian Finansial Sejak Dini dengan Cara Investasi”, di Jakarta (11/07/2019) (Kemenkeu)

Kontribusi terbesar masih dari mitra distribusi bank, namun minat investor melalui fintech meningkat signifikan

Bareksa.com - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman, mengatakan target penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel mencapai Rp60 triliun hingga Rp80 triliun pada 2019 ini. Realisasinya saat ini sudah mencapai sekitar Rp33 triliun. Dari nilai itu, kontribusi terbesar masih dari bank.

"Tapi minat investor dari mitra distribusi fintech meningkat signifikan dan makin membesar. Itu dua-duanya baik dari sisi transaksi dan jumlah peminat," ujarnya di Jakarta (11/07).

Melihat antusiasme masyarakat untuk berinvestasi di SBN ritel, menurut Luky, saat ini Kementerian sedang menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2020 dan SBN ritel akan terus dikembangkan.

Promo Terbaru di Bareksa

"Namun kami belum bisa ngomong angkanya seperti apa di tahun depan dan seperti apa untuk target SBN ritel ini," ungkapnya.

Luky menyatakan akan melakukan evaluasi terlebih dahulu untuk kemudian akan dipertimbangkan apakah tahun depan akan menambah jumlah penerbitan SBN ritel atau tidak. Sepanjang 2019 ini, pemerintah menargetkan 10 kali kali penerbitan SBN ritel.

Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Loto Srinaita Ginting, menyatakan pemerintah sebenarnya memiliki fleksibilitas untuk mengalokasikan proporsi di tiap jenis SBN, baik ritel, valas, dan jenis lainnya.

"Jika ada yang perlu disesuaikan karena tidak sesuai rencana, maka bisa dilakukan sesuai minat investor dan pasar. Sehingga ketika diluncurkan maka sudah sesuai dengan dinamika yang terjadi," ujarnya.

Loto mengatakan telah memberi ruang agar investor individu lokal berinvestasi di SBN ritel. Pemerintah sejatinya menargetkan agar investor ritel lokal bisa menyumbang 5 persen terhadap total portofolio SBN, namun hingga saat ini baru 3 persen.

"Kami telah beberapa kali menerbitkan SBN ritel yang artinya telah memberikan ruang bagi investor lokal. Tapi mungkin masyarakat masih perlu edukasi, perlu promosi dan lainnya," ujarnya.

Namun kata Loto, meskipun telah diberi ruang namun realisasinya tergantung seberapa agresif antara investor asing dan domestik. Investor domestik tidak hanya ritel, melainkan juga institusi seperti perusahaan asuransi, dana pensiun, manajer investasi, bank, dan lainnya.

"Kalau domestik lebih agresif secara perlahan, maka kontribusi kepemilikan asing di SBN bisa turun. Tapi kalau agresifnya asing ini tidak diimbangi ya diborong juga SBN kita sama mereka," katanya.

Loto menjelaskan ada suatu negara yang mampu mendongkrak kepemilikan investor ritel di SBN hingga mencapai 9 persen. Saat ini pemerintah Indonesia tetap memberikan peluang kepada investor ritel lokal bisa berkontribusi hingga 9-10 persen, maka dalam jangka panjang bisa direalisasi.

"Namun kalau sudah dikasih ruang penerbitan 9-10 persen, sedangkan yang diserap investor lokal tidak mencapai angka tersebut, maka kenaikan kepemilikan investor lokal di SBN tidak akan signifikan meskipun dalam jangka 5 tahun mendatang," ungkapnya.

Karena itu, kata Loto, saat ini pemerintah gencar menerbitkan SBN ritel dengan frekuensi hingga 10 kali di 2019. "Meskipun perlahan, dibandingkan tahun lalu saat ini kepemilikan investor lokal di SBN sudah ada peningkatan," jelasnya.

Untuk tahun depan, pemerintah masih mengevaluasi apakah akan menerbitkan dengan frekuensi lebih dari 10 kali SBN ritel atau masih tetap sama.

Illustration
Sumber : Kemenkeu

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

Pembelian produk investasi yang dijamin pemerintah ini hanya bisa dilakukan pada periode penawaran SBR007, yakni 11-26 Juli 2019.

Meski masa penawaran belum dibuka, kita sudah bisa mendaftar terlebih dahulu untuk memesan SBR007 di Bareksa. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBR007? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.

Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBR007.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBR007? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,97

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,1

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,09

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,73

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,26

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua