Bareksa.com – Di era saat ini, hampir sebagian pabrikan otomotif di penjuru dunia terus berusaha melakukan inovasi untuk meluncurkan kendaraan berbahan bakar listrik. Jika sebelumnya Piaggio, Vespa dan Terra e-Bike sudah dirilis sebagai motor listrik garapan produsen luar negeri, Indonesia pun juga tak mau kalah saing dengan mereka.

Terkait hal tersebut, belum lama ini dikabarkan bahwa mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) telah menciptakan sebuah skuter listrik yang bertajuk Motor Listrik Gesits.

Motor rendah emisi hasil kolaborasi PT Gesits Technologies Indo (GTI) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini akan dibandrol di kisaran harga Rp20 juta.

Apakah kita bisa membeli motor Gesits jika hanya menabung Rp15.000 sehari?

Zaman sekarang, uang Rp15.000 nampaknya bukan lagi nominal yang besar untuk dibelanjakan, apalagi bagi masyarakat kota. Bahkan, tak jarang nominal uang ini dianggap receh karena nilainya yang kecil dan tidak lagi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari seperti makan ataupun biaya transportasi.

Meski begitu, bukan berarti kita harus menyepelekan dan membuang uang Rp15.000 ini begitu saja hanya untuk jajan. Sebab dengan uang Rp15.000, kita bisa mendisiplinkan diri untuk mulai menabung dan belajar investasi kecil-kecilan.

Bahkan, hasilnya pun bisa digunakan untuk membeli sepeda motor Gesits karya anak bangsa, yang diperkirakan akan dijual pada kisaran harga Rp20 juta.

Bagaimana caranya?

Kita bisa mencoba strategi mengumpulkan uang dengan menabung secara rutin di reksadana.

Jika kita menyisihkan Rp15.000 setiap hari, maka dalam satu bulan kita mampu mengumpulkan uang Rp450.000 yang dapat dialokasikan untuk menabung di reksadana.

Jika uang tersebut dalam waktu 3 tahun diinvestasikan ke dalam reksadana campuran Sucorinvest Flexi Fund yang dikelola oleh PT Sucorinvest Asset Manajemen, maka hasilnya akan tampak seperti tabel berikut ;

Simulasi Hasil Menabung di Reksadana

Sumber : Bareksa.com

Dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut uang Rp450 ribu per bulan atau Rp15 ribu per hari yang kita kumpulkan selama 3 tahun, kemudian akan terkumpul menjadi Rp16,2 juta.

Jika ditabung di tabungan bank biasa, dengan bunga berkisar 2 persen per tahun atau deposito yang bunganya 4-5 persen per tahun, maka hasilnya tidak akan jauh berbeda. Sebab bunga tabungan dan deposito masih harus dipotong pajak dan biaya administrasi.

Namun jika ditabung di reksadana campuran Sucorinvest Flexi Fund, uang yang tadinya hanya terkumpul Rp16,2 juta, kemudian bertumbuh menjadi Rp20,3juta. Artinya dengan menabung di reksadana ini, kita bisa memperoleh imbal hasil Rp4,1 juta atau bertumbuh sekitar 25,4 persen.

Simulasi ini adalah mengandaikan jika kita sudah menabung di reksadana sejak tiga tahun lalu. Maka uang yang kita miliki di reksadana saat ini telah mencapai Rp20,3 juta dan sudah bisa digunakan untuk membeli motor Gesits.

Tertarik untuk mencoba? Mari dari sekarang mulai membiasakan untuk menabung secara rutin di reksadana untuk mencapai keinginan dan cita-cita. (Baca juga : Tiga Keuntungan Menabung Reksadana di Bareksa)

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.