BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : WIKA Akuisisi Lahan 20 Hektare, TLKM Bangun 3 BTS Baru

07 Agustus 2018
Tags:
Berita Hari Ini : WIKA Akuisisi Lahan 20 Hektare, TLKM Bangun 3 BTS Baru
Pekerja meratakan permukaan jalan beton di Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Bakauhuni-Terbanggi Besar di Desa Sabah Balau Lampung Selatan. Pembangunan jalan tol itu dilakukan oleh Konsorsium BUMN, yakni PT Hutama Karya (Persero), PT Pembangunan Perumahan (PP), PT Waskita Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, serta PT Adhi Karya Tbk

Pelemahan sektor properti memengaruhi perolehan kontrak baru TOTL

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 7 Agustus 2018 :

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)

WIKA sedang dalam proses akuisisi lahan seluas 20 hektare (ha) di wilayah Subang, Jawa Barat. Lahan itu nantinya akan digunakan oleh anak perusahaan PT WIKA Industri dan Konstruksi.

Promo Terbaru di Bareksa

Direktur Utama WIKA Tumiyana menjelaskan pembelian lahan seluas 20 ha itu dikarenakan Kawasan Industri WIKA di Cileungsi, Bogor, sudah terlalu padat. “Diperkirakan nilai investasinya sekitar Rp 600 miliar,” ungkapnya.

PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM)

Sebagai upaya membuka isolasi layanan komunikasi di Indonesia, TLKM menambah kapasitas jaringan dengan membangun 3 base transceiver station (BTS) baru di tiga lokasi wilayah terluar Kalimantan Timur yakni di Kabupaten Mahakam Ulu yang meliputi wilayah Long Melaham, Long Bagun Pemkab dan Sirau.

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), anak usaha Telkom sebagai satu-satunya operator seluler yang hadir di Kabupaten Mahakam Ulu. Saat ini pelanggan di Kabupaten ini telah terkover 13 BTS di sembilan titik lokasi.

PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL)

Tergerusnya laba bersih dan pendapatan TOTL tidak terlepas dari pelemahan yang melanda sektor properti di dalam negeri.

Sekretaris Perusahaan Total Bangun Persada Mahmilan Sugiyo Warsana mengatakan pelemahan sektor properti memengaruhi perolehan kontrak baru perseroan. Akibatnya, pekerjaan baru yang didapat emiten berkode saham TOTL itu melambat.

Sebagai catatan, TOTL mengantongi kontrak baru Rp876 miliar pada semester I 2018. Realisasi tersebut setara dengan 21,9 persen dari target Rp4 triliun yang dipasang perseroan pada tahun ini.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

BBCA menyatakan produk uang elektronik terus tumbuh hingga paruh pertama tahun ini.

Tercatat saat ini BCA telah menerbitkan hampir 15 juta kartu uang elektronik atau Flazz BCA. Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra mengungkapkan saat ini tak hanya uang elektronik berbasis kartu saja yang tumbuh melainkan juga uang elektronik berbasis server (server based) alias Sakuku.

Sebagai tambahan informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat sudah ada lebih dari 125,18 juta uang elektronik yang beredar di Tanah Air hingga Juni 2018. Jumlah tersebut meningkat drastis dari posisi Juni 2017 yang baru sebanyak 63,7 juta uang elektronik beredar alias meningkat 96,49 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM)

SMDM membukukan nilai pemasaran atau marketing sales Rp240 miliar sepanjang semester pertama tahun ini, setara 41,2 persen dari target perseroan tahun ini Rp582 miliar.

Berdasarkan materi paparan publik perseroan, manajemen perseroan mengungkapkan bahwa capaian pemasaran senilai Rp240 miliar tersebut terdiri atas penjualan tanah dan bangunan Rp188,21 miliar, sewa lapangan golf Rp24,83 miliar, dan hotel Rp26,86 miliar.

Total capaian pemasaran pada semester pertama tahun ini lebih rendah 10,3 persen dibandingkan dengan estimasi perseroan atas capaian pada semester pertama tahun ini sebesar Rp267,59 triliun.

PT Bayan Resources Tbk (BYAN)

Emiten pertambangan batu bara BYAN mengestimasi perolehan EBITDA pada semester I 2018 sebesar US$400 Juta seiring dengan peningkatan volume penjualan.

Direktur & Corporate Secretary Bayan Resources Jenny Quantero menyampaikan, perseroan mengestimasi perolehan EBITDA (earnings before interest, tax, depreciation and amortization) pada semester I 2018 mencapai US$400 juta.

Hal itu didukung dengan peningkatan kinerja pada periode April - Juni 2018, karena pada kuartal I 2018 perseroan baru memeroleh EBITDA senilai US$181,2 juta.

Bila mencapai estimasi EBITDA US$400 juta pada semester I 2018, nilai itu melonjak signifikan 112,31 persen year on year (yoy). Pada semester I 2017, perusahaan meraih EBITDA US$188,4 juta.

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

STAR Stable Income Fund

1.917,73

Up0,52%
Up2,95%
Up0,02%
Up6,35%
Up30,73%
Up60,39%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua