BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

PLN Merugi Rp6,49 Triliun di Kuartal I-2018, Apa Sebabnya?

02 Mei 2018
Tags:
PLN Merugi Rp6,49 Triliun di Kuartal I-2018, Apa Sebabnya?
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan (kiri) bersama Direktur Utama PLN Sofyan Basir (kanan) meninjau Pusat Pengatur Beban (P2B) Listrik Jawa-Bali di Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Beban batu bara PLN pada kuartal I naik hingga mencapai 73 persen

Bareksa.com – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah merilis laporan keuangan periode Januari – Maret 2018, dengan mencatat kinerja bottom line yang sangat buruk dibandingkan periode sama tahun lalu. Peningkatan harga batu bara disinyalir menjadi salah satu yang menekan kinerja perusahaan milik negara ini.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada 30 April 2018, PLN mencatatkan kenaikan pendapatan 9,4 persen menjadi Rp62,9 triliun di kuartal I 2018, dibandingkan Rp57,5 triliun pada periode sama tahun lalu. Namun, perusahaan justru mencatatkan kerugian hingga Rp6,49 triliun, dibandingkan laba bersih Rp510 miliar sebelumnya.

Apa Penyebabnya?

Promo Terbaru di Bareksa

Menurut analisis Bareksa, jika dilihat dari laporan laba rugi secara umum, kenaikan pendapatan sebesar 9,4 persen tidak mampu menutup kenaikan beban usaha. Dalam periode Januari-Maret 2018, beban usaha terpantau naik 16 persen menjadi Rp70,3 triliun, dari Rp60,6 triliun sebelumnya.

Breakdown Beban Usaha PLN Q1-18

Illustration

Sumber : Laporan Keuangan PLN, diolah Bareksa

Seperti terlihat pada grafik di atas, bahan bakar dan pelumas merupakan aspek yang paling banyak berkontribusi terhadap beban usaha PLN. Kabar buruknya, bahan bakar dan pelumas merupakan pos-pos yang susah dikurangi demi efisiensi jika ingin menekan biaya beban usaha, mengingat pos ini berfluktuasi harganya di pasar.

Breakdown Bahan Bakar dan Pelumas PLN Q1-18

Illustration

Sumber : Laporan Keuangan PLN, diolah Bareksa

Jika dilihat lebih rinci, batu bara merupakan yang paling mendominasi di bagian beban usaha. Meruginya perusahaan di tengah kenaikan pendapatan tidak terlepas dari tingginya harga batu bara saat ini di pasar global.

Historikal Pergerakan Harga Batu Bara (US$ per Ton)

Illustration

Sumber : Tradingview.com

Sejak 2016 harga batu bara di pasar terus meningkat yang disebabkan oleh banyak aspek, salah satunya ialah ketegangan geopolitik yang terjadi, baik di Rusia, China, AS, hingga kawasan Timur Tengah. Di awal 2018, harga batu bara global bahkan sempat menembus US$100 per metrik ton, berbeda dengan tahun sebelumnya.

Hal tersebut tentu berdampak terhadap beban biaya PLN yang semakin membengkak, khususnya di kuartal I 2018.

Grafik : Beban Biaya Batu Bara PLN 5 Tahun Terakhir

Illustration

Sumber : PLN, diolah Bareksa

Beban batu bara PLN pada kuartal I 2018 naik hingga mencapai 73 persen, dari Rp8,2 triliun menjadi Rp14,2 triliun pada periode sama tahun lalu. Dengan asumsi biaya-biaya lain tetap ditambah dengan adanya pengurangan subsidi dari Pemerintah terhadap PLN, sangat wajar jika perusahaan mencatat kerugian hingga Maret 2018 di tengah melonjaknya harga batu bara di awal tahun.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,93

Up0,21%
Up3,89%
Up0,02%
Up5,88%
Up18,64%
-

Capital Fixed Income Fund

1.765,78

Up0,56%
Up3,45%
Up0,02%
Up7,28%
Up17,13%
Up42,93%

STAR Stable Income Fund

1.916,73

Up0,53%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,30%
Up30,61%
Up60,34%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.754,19

Down- 0,39%
Up3,83%
Up0,01%
Up4,45%
Up18,86%
Up47,37%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.036,49

Down- 0,15%
Up1,85%
Up0,01%
Up2,75%
Down- 2,19%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua