
Bareksa - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengumumkan realisasi penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel seri Sukuk Tabungan ST015 mencapai Rp15 triliun. ST015 menjadi penutup rangkaian penerbitan SBN Ritel tahun 2025.
ST015 hadir dalam dua pilihan tenor:
Instrumen syariah ini ditawarkan pada 10 November–3 Desember 2025, menggunakan akad Wakalah, dengan underlying berupa Barang Milik Negara (BMN) dan proyek APBN 2025 termasuk proyek ramah lingkungan.
ST015 dirancang sebagai instrumen investasi syariah yang aman, terjangkau, dan bebas riba. Pemerintah menawarkan imbal hasil yang kompetitif, yaitu:
Skema imbal hasilnya menggunakan floating with floor, artinya imbalannya bisa naik mengikuti suku bunga Bank Indonesia (BI), tetapi tidak bisa turun dari batas minimal yang sudah ditetapkan. Ini memberi jaminan minimum return bagi investor.
Seluruh dana hasil penjualan ST015 digunakan untuk membiayai APBN 2025, termasuk proyek-proyek hijau yang mendukung pengurangan dampak perubahan iklim.
Penerbitan ST015 mendapatkan sambutan antusias dari masyarakat dengan menjaring total 50.642 investor yang berpartisipasi.
Beberapa temuan menarik:
1. Investor baru membludak
2. Didominasi generasi muda
Milenial (Generasi Y): 25.003 investor (49,78%), terbanyak. Tetapi dari sisi nilai pemesanan, Generasi X menjadi yang terbesar: 42,63%.
Artinya, anak muda mulai banyak berinvestasi, tetapi generasi yang lebih mapan masih menjadi penyumbang dana terbesar.
3. Profesi terbanyak: pegawai swasta
4. Persebaran wilayah
ST015 berhasil menjangkau seluruh Indonesia. Wilayah dengan jumlah investor terbesar adalah Indonesia Barat (di luar DKI Jakarta) dengan 31.669 investor atau 62,54%.
5. Investor perempuan makin aktif
Menariknya, perempuan mendominasi baik jumlah maupun nilai investasi, yaitu:
Selama masa penawaran ST015, ada instrumen SBSN yang jatuh tempo yaitu ST011T2 dengan nilai Rp14,4 triliun.
Sebanyak 39,34% atau Rp5,66 triliun langsung dialihkan kembali (reinvestasi) ke ST015. Ini menandakan kepercayaan kuat investor terhadap instrumen SBN Ritel syariah.
Penerbitan ST015 bukan sekadar mencari pembiayaan APBN. Ada tiga tujuan besar di baliknya:
1. Memperkuat pasar keuangan domestik
Semakin banyak masyarakat berinvestasi, semakin sehat pasar keuangan sebuah negara.
2. Mendorong masyarakat beralih dari menabung ke investasi
Pemerintah ingin membantu masyarakat mengembangkan dana dengan instrumen aman dan menguntungkan.
3. Mendukung proyek hijau (ST015T4)
Seri ST015T4 adalah Green Sukuk Ritel, artinya dana yang dihimpun ikut membiayai proyek ramah lingkungan—seperti energi bersih, pengelolaan sampah, dan transportasi berkelanjutan.
Dengan total penjualan Rp15 triliun dan partisipasi lebih dari 50 ribu investor, ST015 menegaskan bahwa minat masyarakat untuk investasi di instrumen syariah terus tumbuh.
Bagi kamu yang melanjutkan investasi di instrumen investasi yang aman karena 100% dijamin negara dengan imbal hasil menarik ini, tunggu penerbuitan SBN Ritel di 2026.
Investasi di Aplikasi SBN Ritel Terbaik - Bareksa
Bareksa adalah mitra distribusi resmi SBN Ritel (ORI, SR, ST, dan SBR) yang berizin dari Kementerian Keuangan dan pertama yang menawarkan SBN Ritel secara online. Melalui aplikasi Bareksa, kamu bisa melihat imbal hasil, mempelajari risiko, membandingkan seri, hingga mendapatkan informasi lengkap mengenai periode penerbitan. Cocok untuk kamu yang ingin investasi aman dengan dukungan negara.
(Rahmat Hidayat/AM)
*Rahmat Hidayat adalah Investment Specialist Bareksa dengan pengalaman lebih dari 7 tahun di bidang investasi dan produk finansial digital. Ia aktif mengembangkan produk pasar modal dan memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat, serta memegang lisensi WPPE.
*Abdul Malik adalah Managing Editor Bareksa dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di jurnalisme pasar modal. Memegang lisensi WPPE, ia fokus pada analisis makro, riset investasi, dan edukasi keuangan, serta merupakan peraih beberapa fellowship internasional.
***
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.