
Bareksa - Investor pemegang saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Timah Tbk (TINS) patut sumringah. Pasalnya, harga ketiga saham tersebut sudah melonjak ratusan persen sejak awal tahun hingga 27 November (YTD).
Namun, agar cuan tetap produktif dan aman dalam jangka panjang, keuntungan dari saham-saham tersebut bisa dialihkan sebagian ke Sukuk Tabungan ST015. Instrumen ini cocok sebagai tempat menyimpan dana pensiun karena menawarkan imbal hasil stabil, risiko rendah, dan dijamin negara.
Saham CDIA, emiten infrastruktur terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu tercatat terbang 700,78%. Tidak berbeda, BRMS, saham emiten tambang emas dan mineral milik Konglomerat Grup Salim itu meroket 145,02%.
Serta saham TINS, BUMN tambang timah dan sekarang sedang mengembangkan tanah jarang ini melonjak 205,07%.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Kenaikan YTD |
|---|---|---|---|
PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) | CDIA | Rp2.050 | 700,78% |
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) | BRMS | Rp985 | 145,02% |
PT Timah Tbk (TINS) | TINS | Rp3.310 | 205,07% |
Sumber: BEI, harga terakhir per sesi I 27/11/2025, CDIA IPO 1 Juli 2025
Dengan asumsi kamu menempatkan Rp200 juta di masing-masing saham CDIA, BRMS, dan TINS, kini total nilai investasimu sudah berkembang menjadi Rp2,7 miliar. Artinya, dalam waktu kurang dari 11 bulan, kamu berhasil meraih cuan sekitar Rp2,1 miliar, sebuah kenaikan yang tergolong fantastis.
Kode Saham | Investasi Awal | Keuntungan | Nilai Akhir |
|---|---|---|---|
CDIA | Rp200 juta | Rp1,4 miliar | Rp1,6 miliar |
BRMS | Rp200 juta | Rp290 juta | Rp490 juta |
TINS | Rp200 juta | Rp410 juta | Rp610 juta |
Total | Rp600 juta | Rp2,1 miliar | Rp2,7 miliar |
Sumber: BEI, harga terakhir per sesi I 27/11/2025
Meskipun cuannya besar, risiko saham tetap tinggi. Agar hasil yang sudah kamu raih aman, kamu bisa mengalihkan keuntungan Rp2,1 miliar tersebut ke ST015. Dengan ST015, nilai pokokmu tetap utuh, imbal hasil stabil, dan bebas risiko fluktuasi karena 100% dijamin negara.
ST015 adalah Surat Berharga Negara (SBN) Ritel syariah seri terakhir yang diterbitkan pemerintah tahun ini. ST015 tersedia dalam dua tenor: ST015T2 (2 tahun) dan ST015T4 (4 tahun/Green Sukuk), dengan skema kupon mengambang dengan batas minimal (floating with floor), sesuai prinsip syariah, dan tanpa fluktuasi harga harian karena tidak bisa diperdagangkan.
Masa penawaran: 10 November – 3 Desember 2025
Tenor:
• ST015T2 – 2 tahun
• ST015T4 – 4 tahun (Green Sukuk)
Kupon:
• ST015T2 minimal 5,2% per tahun
• ST015T4 minimal 5,45% per tahun
Imbal hasil: Floating with floor (mengambang dengan batas minimal)
100% syariah (akad wakalah)
Non-tradable → tidak ada fluktuasi harga
Bisa early redemption (pencairan sebagian sebelum jatuh tempo)
Minimum pembelian Rp1 juta, maksimum Rp5 miliar (T2) dan Rp10 miliar (T4)
Bisa dibeli online melalui mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan seperti Bareksa.
Dengan mengamankan keuntungan dari CDIA, BRMS dan TINS di ST015T2 atau ST015T5, maka simulasi imbal hasil yang kamu terima jadi berikut ini:
Keterangan | Nilai |
|---|---|
Investasi | Rp2,1 miliar |
Unit (1 unit = Rp1.000.000) | 2.100 unit |
Imbalan Kotor per Bulan | Rp9.099.300 |
Pajak 10% | Rp909.930 |
Imbalan Bersih per Bulan | Rp8.189.370 |
Keterangan | Nilai |
|---|---|
Investasi | Rp2,1 miliar |
Unit | 2.100 unit |
Imbalan Kotor per Bulan | Rp9.538.200 |
Pajak 10% | Rp953.820 |
Imbalan Bersih per Bulan | Rp8.584.380 |
Sumber: Kemenkeu, diolah Bareksa
Jika keuntunganmu ditempatkan ke ST015T2 dan dibiarkan hingga jatuh tempo, total dana akan tumbuh menjadi sekitar Rp2,29 miliar dalam 2 tahun. Sementara jika memilih ST015T5, setelah 5 tahun tabungan pensiunmu akan meningkat menjadi sekitar Rp2,61 miliar.
Di saat yang sama, kamu masih bisa aktif trading saham memakai sisa dana pokok Rp600 juta untuk mencari cuan tambahan. Jadi, tabungan pensiunmu aman berkembang di ST015, sementara kamu tetap punya ruang untuk mengejar potensi cuan di pasar saham.
Segera pesan ST015 sebelum masa penawaran berakhir melalui mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan seperti Super App Investasi Bareksa.
(AM)
***
*Abdul Malik adalah Managing Editor Bareksa dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di jurnalisme pasar modal. Memegang lisensi WPPE, ia fokus pada analisis makro, riset investasi, dan edukasi keuangan, serta merupakan peraih beberapa fellowship internasional.
***
Disclaimer
Investasi mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi investor. Bareksa menulis artikel ini berdasarkan materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.