Berita / SBN / Artikel

Kunci Hasil Tinggi Sukuk Tabungan ST015 Sekarang! Kupon SBN di 2026 Diprediksi Turun

Abdul Malik • 17 Nov 2025

an image
Ilustrasi kupon SBN Ritel yang digambarkan dengan lambang persentase. Segara kunci hasil tinggi ST015, sebelum 2026 kupon SBN bisa turun. (shutterstock)

Analisis lengkap proyeksi kupon Sukuk Tabungan (ST) 2026 berdasarkan tren BI Rate, spread historis, dan dinamika pasar obligasi. Prediksi kupon ST 2026 berada di kisaran 4,3%–5,3%.

Bareksa – Kupon Sukuk Tabungan (ST) seri ST015 yang menawarkan 5,2% (tenor 2 tahun) dan 5,45% (tenor 4 tahun) berpotensi menjadi salah satu seri dengan imbal hasil tertinggi sebelum tren penurunan suku bunga berlanjut di 2026.

Menurut riset Tim Analis Bareksa, kupon Sukuk Tabungan atau SBN Ritel seri lainnya di 2026 kemungkinan lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, bisa di kisaran 4,3%–5,3%. Berikut penjelasan lengkapnya.

Sejak ST diterbitkan pertama kali tahun 2016, selisih (spread) kupon ST terhadap BI Rate terus berubah mengikuti kondisi pasar.

  • ST seri pertama (2016):
    Kupon 6,9% | BI Rate 5,25% → Spread: 1,65%
  • Masa Covid-19:
    BI Rate turun signifikan, kupon ST ikut turun hingga 4,8%, spread menyempit menjadi 1,3%.
  • Sejak ST009 (2022):
    Spread semakin kecil, bahkan konsisten di bawah 1%.
    Penyebabnya: pasar obligasi menguat, membuat pemerintah dapat menawarkan kupon lebih rendah.

Grafik: Spread Kupon ST vs BI Rate

Sumber: DJPPR, Bank Indonesia, Tim Analis Bareksa

Kenapa Spread ST Semakin Kecil?

Salah satu faktornya adalah pergerakan yield (imbal hasil) obligasi pemerintah tenor 10 tahun (Indonesia 10Yr).

Grafik: Perbandingan Indonesia 10Yr vs BI Rate 2022 - 2025

Sumber: Trading Economics

1. Periode 2022–2024: BI Rate naik, tapi yield SBN 10 tahun (10Yr) tetap terjaga

Meskipun BI Rate naik di 2022–2024, yield SBN 10Yr tidak ikut melonjak dan tetap berada di bawah 7%.

Ini terjadi karena:

  • Pasar obligasi cukup kuat,
  • Bank Indonesia melakukan burden sharing selama pandemi, sehingga likuiditas obligasi meningkat.

2. Tahun 2025: BI mulai menurunkan suku bunga

Saat siklus penurunan dimulai, yield acuan SBN 10 tahun ikut turun dan kembali selaras dengan tren kebijakan moneter.

Outlook 2026: BI Rate Diproyeksi Turun ke 4–4,5%

Konsensus ekonom memperkirakan:

  • BI Rate 2026 akan turun ke 4–4,5% (dari saat ini 4,75%)
  • Penurunan ini diperlukan untuk mendorong target pertumbuhan ekonomi hingga 6% seperti arahan pemerintah.

Dengan penurunan BI Rate tersebut, maka kupon ST 2026 diproyeksikan kembali turun.

Berdasarkan rata-rata spread ST010–ST015 (2023–2025), berikut perkiraan kupon ST di 2026:

Proyeksi BI Rate 2026
Spread T2
Spread T4
Kupon ST T2
Kupon ST T4

4,5%

0,3 – 0,6

0,5 – 0,8

4,8 – 5,1

5,0 – 5,3

4,25%

0,3 – 0,55

0,55 – 0,85

4,55 – 4,85

4,75 – 5,05

4,0%

0,3 – 0,6

0,5 – 0,8

4,3 – 4,6

4,5 – 4,8

Sumber: Tim Analis Bareksa

Kupon ST 2026 kemungkinan berada di rentang 4,3%–5,3%, bergantung pada tenor dan BI Rate saat penawaran, lebih rendah dari saat ini.

Artinya, bagi investor yang ingin mengunci kupon tinggi, ST015 bisa menjadi momentum terbaik sebelum tren penurunan suku bunga berlanjut.

Jadwal Penting ST015

Kegiatan
Tanggal

Masa Penawaran

10 Nov – 3 Des 2025

Tanggal Setelmen

10 Des 2025

Jatuh Tempo ST015T2

10 Nov 2027

Jatuh Tempo ST015T4

10 Nov 2029

Pembayaran Imbalan

Setiap tanggal 10 tiap bulan

Pembayaran Pertama

10 Jan 2026

Sumber: Kemenkeu

ST015 hadir sebagai pilihan investasi syariah yang aman, menguntungkan. Nilai investasi mulai dari Rp1 juta, kamu bisa menikmati imbal hasil rutin sekaligus ikut membangun negeri.

Pesan ST015 sekarang di Bareksa sebelum masa penawaran berakhir 3 Desember 2025.

Beli ST015 di Sini

(Sigma Kinasih CTA, CFP/AM)

* Sigma Kinasih adalah Investment Strategist di PT Bareksa Marketplace Indonesia dengan pengalaman lebih dari 12 tahun di industri pasar modal. Memegang lisensi WMI, WPPE, CTA, dan CFP, ia berfokus pada riset makroekonomi, strategi portofolio, serta analisis reksadana, saham, emas dan SBN. Sigma meraih gelar Magister Ekonomi dari Universitas Trisakti.

*Abdul Malik, Managing Editor di PT Bareksa Marketplace Indonesia, berlisensi WPPE.

***

Disclaimer

Investasi mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi investor. Bareksa menulis artikel ini berdasarkan materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.