
Bareksa - Dua emiten semen terbesar, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), mencatatkan kinerja penjualan yang relatif stabil pada September 2025, meskipun permintaan semen curah masih lemah.
Analis mempertahankan rekomendasi beli terbatas untuk kedua saham dengan target harga (TP) masing-masing di Rp2.800 untuk SMGR dan Rp6.100 untuk INTP, seiring ekspektasi pemulihan permintaan pada kuartal IV 2025.
Mengutip laporan Ciptadana Sekuritas Asia (20/10), SMGR mencatat total penjualan semen 3,46 juta ton pada September 2025, turun 1% secara bulanan (MoM), namun naik 5,4% secara tahunan (YoY), lebih baik dibandingkan permintaan nasional yang turun 1,3% YoY.
- Penjualan domestik: 2,83 juta ton (-2,3% YoY)
- Ekspor: 0,52 juta ton (+62,3% YoY)
- Operasi Vietnam: 0,11 juta ton (+65,3% YoY)
- Penjualan kantong: 72% dari total volume
Sejak awal 2025 hingga September (YTD), total volume penjualan SMGR mencapai 27,46 juta ton (-1,8% YoY). Penurunan di operasi domestik (-6,2% YoY) tertahan oleh ekspor yang melonjak 25,3% YoY.
Permintaan semen curah masih lemah akibat tertundanya proyek infrastruktur dan aktivitas konstruksi yang terbatas.
Outlook: Penurunan suku bunga dan percepatan penyaluran fiskal berpotensi mendukung kenaikan permintaan konstruksi pada kuartal IV 2025.
Sementara itu, permintaan semen nasional pada September 2025 tercatat 5,86 juta ton, turun 1,9% YoY, dengan penurunan lebih tajam di segmen curah.
INTP mencatat penurunan volume penjualan 4,5% YoY pada bulan yang sama:
- Semen curah: turun 16,0% YoY
- Semen kantong: naik 1,5% YoY
- Pangsa pasar: stabil di 29,3%
Secara YTD, volume domestik turun 4,5%, dengan curah melemah 12,4%, sementara kantong hanya turun 0,8%.
INTP juga memperkuat logistik dengan memperbarui kontrak sewa pabrik Maros bersama Semen Bosowa dan mengakuisisi terminal Siawung di Sulawesi Selatan untuk memperkuat jaringan distribusi di Indonesia Timur.
Outlook: Fokus efisiensi, disiplin harga, dan penguatan jaringan distribusi menjadi strategi utama menjaga margin hingga kuartal IV.
Meski volume penjualan semen nasional masih tertekan oleh lemahnya permintaan curah dan keterlambatan proyek infrastruktur, kedua emiten menunjukkan ketahanan melalui diversifikasi pasar dan strategi ekspor.
SMGR unggul dalam ekspor, menjaga stabilitas volume. INTP menjaga pangsa pasar melalui efisiensi dan penguatan rantai pasok.
Dengan prospek penurunan suku bunga dan percepatan belanja infrastruktur pada kuartal IV, sektor semen diperkirakan mulai membaik secara bertahap.
(AM)
***
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Disclaimer Ciptadana Sekuritas di Sini