Silicon Valley Bank Tumbang, Ini Efeknya ke Reksadana Beraset Saham BBCA, BBRI, BMRI & BBNI

Abdul Malik • 16 Mar 2023

an image
Ilustrasi sentimen Silicon Valley Bank, salah satu bank besar di Amerika Serikat yang bangkrut berdampak negatif terhadap kinerja pasar modal global dan Indonesia, termasuk ke saham-saham bank Tanah Air. (Shutterstock)

OJK menegaskan penutupan Silicon Valley Bank tidak akan berdampak langsung ke industri perbankan Indonesia

Bareksa.com - Saham empat bank besar di Tanah Air, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBR), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sempat tertekan akibat sentimen bangkrutnya dua bank besar Amerika Serikat (AS) yakni Silicon Valley Bank dan Signature Bank. 

Pada perdagangan Selasa (14/3/2023), saham BBCA minus 2,63%, BBNI tertekan 2,5%, BBRI berkurang 2,48% dan BMRI anjlok 4,11%. Anjloknya saham the big four bank itu merupakan dari bagian aksi jual terhadap 24 saham bank Tanah Air di hari yang sama. 

Namun pada penutupan perdagangan Rabu (15/3/2023), dari empat saham bank tersebut, hanya BBRI yang masih melanjutkan penurunan dengan minus 0,21% jadi Rp4.700. Sedangkan dua saham bank lainnya naik yakni BMRI menguat 1,26% jadi Rp10.050 dan BBNI naik 0,28% jadi Rp8.800. Adapun saham BBCA stagnan di Rp8.325. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan penutupan Silicon Valley Bank (SVB) oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) AS tidak akan berdampak langsung terhadap industri perbankan Indonesia. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyatakan, tidak ada hubungan bisnis, facility line maupun investasi pada produk sekuritisasi SVB.

OJK menyebutkan, berbeda dengan SVB dan perbankan di AS umumnya, bank-bank di Indonesia tidak memberikan kredit dan investasi kepada perusahaan teknologi startups maupun kripto. Karena itu, OJK mengimbau masyarakat dan Industri tak terpengaruh terhadap berbagai spekulasi yang berkembang di masyarakat atas penutupan SVB.

Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini

Sentimen Positif

Dari sisi kinerja, sejatinya saham the big 4 bank nasional tersebut bayangi beragam sentimen positif. BBRI misalnya, baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin (13/3) yang menyetujui pembagian dividen kepada pemegang saham dengan rasio 85% dari laba bersih 2022 atau senilai Rp43,49 triliun, setara Rp288 per saham. 

BBCA juga segera menggelar RUPS yang salah satu agendanya pembagian dividen tunai. BCA mencatat laba Rp40,7 triliun di 2022 atau meroket 20,6%. Tingkat pengembalian ekuitas (ROE) BBCA mencapai 21,7% pada 2022, tumbuh dari 2021 di 18,25%. 

Tidak berbeda, RUPST BMRI pada Selasa (14/3) memutuskan rasio dividen 60% dari laba bersih 2022, atau Rp24,7 triliun yang setara Rp529,34 per saham. BMRI juga akan melaksanakan pemecahan nilai saham (stock split) dengan rasio 1:2. 

Terakhir BBNI juga membagi dividen jumbo dalam RUPST (15/3) yakni 40% dari laba 2022 atau senilai Rp7,32 triliun.   

Dengan beragam sentimen mulai dividen jumbo hingga kinerja fundamental masih bagus, tentu saham the big four perbankan Tanah Air itu sejatinya memiliki prospek positif. 

Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini

Reksadana Beraset Saham BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI

Di tengah isu penutupan Bank Silicon Valley yang mengguncang pasar saham global dan Tanah Air, sehingga jadi sentimen negatif bagi saham perbankan, kira-kira apa pengaruhnya ke reksadana yang memiliki aset BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI? 

Menurut penelusuran Bareksa dari fund fact sheet (lembar fakta reksadana) per Februari 2023, tercatat ada 26 reksadana yang tersedia di Bareksa berinvestasi di saham BBCA. Kemudian saham BBRI terpantau jadi aset 16 reksadana, saham BMRI jadi portofolio 23 reksadana, serta saham BBNI oleh 19 reksadana. Reksadana yang berinvestasi di saham-saham bank ini berjenis reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana campuran.

Ada tujuh reksadana yang memiliki portofolio investasi di empat saham bank tersebut, yakni Bahana Primavera Plus, BNI AM Indeks IDX30, BNP Paribas Infrastruktur Plus, Schroder 90 Plus Equity Fund, Schroder Dana Prestasi, Schroder Dana Prestasi Plus dan Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A. Sisanya berinvestasi di 1-3 dari keempat saham bank tersebut. 

Reksadana

Aset Saham

Return 1 Hari (%)

Return 3 Tahun (%)

Avrist Ada Saham Blue Safir

BBCA, BBRI, BBNI

-2.37

30.31

Reksa Dana Indeks Avrist IDX30

BBCA, BBRI, BBNI

-2.41

16.75

Reksa Dana Indeks Avrist Indeks LQ45

BBCA, BBRI, BMRI, BBNI

-2.39

22.3

Reksa Dana Bahana Primavera Plus

BBCA, BBRI

-2.48

14.19

Batavia Dana Saham

BBCA, BMRI, BBNI

-2.22

22.8

Batavia Dana Saham Optimal

BBCA, BMRI

-2.08

34.39

BNI AM Indeks IDX30

BBCA, BBRI, BMRI, BBNI

-2.46

11.32

BNI-AM Inspiring Equity Fund

BBCA, BMRI, BBNI

-2.21

12.14

BNP Paribas Ekuitas

BBCA, BMRI, BBNI

-2.04

26.2

BNP Paribas IDX Growth30

BBCA, BBRI, BBNI

-2.4

n.a

BNP Paribas Infrastruktur Plus

BBCA, BBRI, BMRI, BBNI

-2.11

15.82

BNP Paribas Pesona

BBCA, BMRI, BBNI

-2.05

21.98

Rencana Cerdas

BBCA, BMRI

-2.13

36.49

Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A

BBCA, BMRI, BBNI

-2.07

27.35

Eastspring Investments Value Discovery Kelas A

BBCA, BMRI

-2.3

26.65

Manulife Dana Saham Kelas A

BBCA, BBNI

-2.69

14.88

Schroder 90 Plus Equity Fund

BBCA, BBRI, BMRI, BBNI

-2.14

23.35

Schroder Dana Istimewa

BBCA

-2.19

31.03

Schroder Dana Prestasi

BBCA, BBRI, BMRI, BBNI

-2.1

30.26

Schroder Dana Prestasi Plus

BBCA, BBRI, BMRI, BBNI

-2.12

29.51

Schroder Dana Terpadu II

BBCA, BBRI, BMRI

-0.9

25.44

Schroder Dynamic Balanced Fund

BBCA, BBRI, BMRI

-0.81

29.2

Reksa Dana Syailendra Equity Opportunity Fund

  Kelas A

BBCA, BBRI, BMRI, BBNI

-2.53

23.23

TRAM Consumption Plus Kelas A

BBCA

-2.45

23.13

TRIM Kapital

BBCA, BMRI

-2.13

37.43

TRIM Kapital Plus

BBCA, BMRI

-2.17

47.78

Sucorinvest Equity Fund

BBRI, BMRI, BBNI

-2.81

52.05

Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A

BBRI, BMRI, BBNI

-2.25

20.13

Manulife Greater Indonesia Fund

BMRI

-2.3

39.29

TRAM Alpha

BMRI, BBNI

-0.88

30.73

Sumber : fund fact sheet Februari 2023, kinerja per 14 Maret 2023, diolah Bareksa

Kinerja reksadana yang memiliki aset saham bank the big four pada 14 Maret 2023 rata-rata imbal hasilnya negatif sekitar 2%, sesuai dengan kinerja aset dalam portofolionya. Namun jika dilihat dalam jangka panjang yakni 3 tahun, imbal hasilnya positif rata-rata di kisaran 20-30%. 

Karena itu reksadana campuran, saham dan indeks disarankan untuk jangka panjang dengan profil risiko investor moderat dan agresif. 

Namun bagi investor yang jeli, penurunan kinerja reksadana yang memiliki portofolio investasi di saham bank the big four akibat sentimen tutupnya bank AS saat ini, justru bisa jadi merupakan momentum untuk menambah kepemilikan atau top up di harga nilai aktiva bersih (NAB) sedang rendah. 

Sebab secara jangka panjang, reksadana berbasis saham umumnya mampu mencatatkan kinerja imbal hasil menarik.

Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini

(Eka Sarah Nurfazriah/Romainah/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.