Agar Potensi Cuan Optimal, Barometer Bareksa Terapkan Penilaian Baru

Abdul Malik • 02 Mar 2023

an image
Ilustrasi investor memantau perkembangan investasinya di reksadana. Agar cuan investasi berpotensi maksimal, investor menggunakan acuan dari Barometer Bareksa. (Shutterstock)

Barometer Bareksa memasukkan skor momentum kinerja reksadana

Bareksa - Memilih produk reksadana yang tepat, sering kali membingungkan. Sebab, di pasar tersedia ribuan produk reksadana dengan beragam jenisnya. Karena itu, Bareksa mencoba memudahkan investor dalam memilih reksadana terbaik dengan menyediakan "Barometer Bareksa". 

Barometer Bareksa adalah skor atau penilaian yang dibuat oleh Tim Analis Bareksa atas produk reksadana, dengan mempertimbangkan imbal hasil (return), risiko, tata kelola yang baik, dan indikator penting lainnya. Secara berkala, Tim Analis Bareksa mengevaluasi kinerja Barometer agar bisa menjadi panduan buat investor dalam berinvestasi reksadana. 

Namun sebagai catatan, Barometer Bareksa bukanlah rating. Ini adalah alat untuk memudahkan investor dalam memilih produk reksadana, di mana Barometer Bareksa sudah mengukur perbandingan imbal hasil dan risiko antar sesama produk reksadana.

Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini

Apa yang Baru dari Barometer Bareksa?

Apa inovasi terbaru yang diterapkan Barometer Bareksa dalam menilai produk reksadana? Berbeda dengan metode sebelumnya, kini Tim Analis Bareksa memaksimalkan penilaian Barometer Bareksa dari sisi momentum pergerakan pasar. 

Model baru ini dipilih karena Tim Analis Bareksa mempertimbangkan beberapa peristiwa penting yang sangat berdampak ke pasar modal. Di antaranya beberapa kasus di industri pasar modal, pandemi Covid-19, hingga ancaman resesi global akibat kenaikan agresif suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

Akibat beberapa peristiwa itu, pergerakan pasar saham dan obligasi menjadi sangat fluktuatif dan bergejolak, sehingga membuat investor ragu untuk berinvestasi ke aset yang lebih berisiko atau produk selain reksadana pasar uang. 

Padahal, dengan strategi dan momentum yang tepat, dinamika pasar itu justru bisa dimanfaatkan untuk meraih cuan secara optimal. Karena itulah, Tim Analis Bareksa menyesuaikan model penilaian Barometer Bareksa guna menangkap peluang tersebut. 

Meski begitu, penilaian dari sisi tata kelola yang baik (GCG) tidak mengalami perubahan dalam metode penilaian Barometer Bareksa.

Lalu apa saja perubahan parameter Barometer Reksadana Bareksa? 

  • Memberikan nilai tinggi bagi reksadana dengan imbal hasil di atas acuan (alpha seeker). Sebelumnya Barometer Bareksa hanya menilai bagaimana reksadana tersebut berhasil mengalahkan aset bebas risiko yakni suku bunga Bank Indonesia.

  • Risiko volatilitas tidak lagi hanya diukur dari fluktuasi harga reksadana (standar deviasi), melainkan juga dari seberapa besar fluktuasi reksadana itu untuk mencapai imbal hasil di atas acuan. Semakin besar risikonya maka akan mengurangi nilai Barometer Bareksa atas reksadana tersebut.

  • Besaran dana kelolaan (AUM) suatu reksadana hanya jadi pertimbangan, namun tidak lagi jadi parameter absolut di perhitungan Barometer Bareksa.

Inovasi baru Barometer Bareksa ini akan memudahkan investor yang aktif berinvestasi dan ingin memanfaatkan momentum jangka pendek dengan melihat perkiraan potensi imbal hasil 1-3 bulan ke depan.

Sebagai gambaran, pemanfaatan momentum ini bisa dilihat dari ilustrasi kinerja dua jenis reksadana berikut yakni reksadana pendapatan tetap Sucorinvest Stable Fund (“Stable Fund”) dan reksadana saham Schroder 90 Plus Equity Fund (“90 Plus Equity”). 

Pergerakan harga (NAB) reksadana 1 tahun terakhir 

Sumber : Bareksa

Pergerakan harga (NAB) reksadana 2 bulan terakhir

Sumber : Bareksa

Dari ilustrasi dua reksadana ini, terlihat dalam setahun terakhir, selisih imbal hasil antara reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham tersebut tidak terlalu besar, yakni hanya sekitar 1,21% (diperoleh dari imbal hasil 90 Plus Equity 7,05% dikurangi Stable Fund 5,84%). Jadi bagi nasabah pasif mungkin tidak akan terlalu melihat perbedaan keduanya.

Namun, jika dilihat dalam dua bulan terakhir, perbedaan imbal hasil kedua reksadana itu mencapai 4,28% (diperoleh dari imbal hasil 90 Plus Equity 4,98% dikurangi Stable Fund 0,7%). Sehingga bagi investor yang aktif berpindah reksadana, pemanfaatan momentum bisa menjadi strategi menarik untuk mengoptimalkan potensi cuan investasinya.

Raih Financial Freedom dengan Investasi di Reksadana, Klik di Sini

(Ni Putu Kurniasari/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Data & informasi dalam laporan ini hanya sebagai ilustrasi, tidak bermaksud untuk mengarahkan investasi pada produk tertentu. Bareksa tidak menjamin hasil atas reksadana tertentu, segala keputusan investasi diserahkan kepada masing-masing investor.