Ini 10 Reksadana Juara Cuan Sepekan, Saat Harga BBM Naik dan Batu Bara Rekor

Abdul Malik • 12 Sep 2022

an image
Beberapa kendaraan mengantre untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina di Jalan Tol Cipularang KM 19, Jawa Barat. (Shutterstock)

Kenaikan harga BBM membuat saham berbasis consumer goods sempat melemah

Bareksa.com - Kinerja bursa saham Tanah Air pada pekan lalu cukup mengesankan di tengah berbagai sentimen negatif yang muncul baik dari global maupun domestik.

Pada perdagangan yang berlangsung 5 - 9 September 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang hanya sekali berakhir di zona merah tepatnya pada hari Rabu, sementara sisanya selalu ditutup pada zona hijau.

Alhasil secara mingguan IHSG mencatatkan apresiasi 0,91% dengan berakhir di level 7.242,66. Sepanjang pekan lalu investor asing terlihat cenderung bersemangat memburu saham-saham Tanah Air dengan catatan aksi beli bersih (net buy) mencapai Rp3,5 triliun di pasar reguler.

Salah satu penopang besar pergerakan IHSG pada pekan lalu adalah lonjakan harga batu bara. Harga batu bara melejit hingga mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa pada Senin pekan ini di posisi US$463,75 per ton.

Lonjakan harga batu bara mendongrak kinerja saham-saham produsen batu bara sekaligus pasar saham Indonesia sepekan terakhir.

Di sisi lain, pemerintah akhirnya menaikkan harga Pertalite, Pertamax, dan Solar efektif berlaku sejak Sabtu (3/9/2022). Kenaikan itu diperkirakan bisa melambungkan inflasi ke kisaran 7% dan menggerus daya beli.

Kenaikan harga BBM membuat saham berbasis consumer goods sempat melemah seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Namun, IHSG tetap menguat bahkan menembus level psikologis 7.200 pada penutupan Senin pekan lalu untuk menggenapkan kinerja cemerlangnya.

Kinerja Seluruh Jenis Reksadana Menguat

Kinerja IHSG yang bergerak positif pada pekan lalu, secara umum membuat seluruh jenis reksadana mencatatkan penguatan, dipimpin oleh jenis yang berisiko tinggi yaitu reksadana saham.

Sumber : Bareksa

Berdasarkan data Bareksa,indeks reksadana saham menorehkan kinerja terbaik dengan apresiasi 0,50%, disusul indeks reksadana campuran yang juga memiliki penempatan pada saham mengalami kenaikan 0,36%.

Kemudian dua reksadana bersifat konservatif, yakni indeks reksadana pasar uang dan indeks reksadana pendapatan tetap juga turut menguat masing-masing 0,05% dan 0,03%.

Sementara itu jika dilihat lebih rinci, berikut top 10 produk reksadana di Bareksa dengan imbal hasil (return) tertinggi pada pekan lalu.

Sumber : Bareksa

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat reksadana saham mendominasi mayoritas daftar top 10 imbalan tertinggi dengan 9 produk, sementara 1 produk lainnya merupakan reksadana campuran. Kenaikan yang ditorehkan kesepuluh produk tersebut juga terbilang cukup baik mulai dari 1,61 hingga 2,87 % dalam sepekan.

Sepuluh reksadana dengan imbal hasil tertinggi sepanjang pekan lalu yakni HPAM Syariah Ekuitas, HPAM Ultima Ekuitas 1, MNC Dana Ekuitas, Prospera Saham SMC, MNC Dana Kombinasi Icon, TRAM Infrastructure Plus, TRIM Kapital Plus, Prospera BUMN Growth Fund, TRIM Kapital dan Semesta Dana Saham

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/Arief Budiman/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.