BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Indeks Saham Naik 4,85 Persen Sepekan, Ini Top 10 Reksadana Paling Cuan

Abdul Malik23 Mei 2022
Tags:
Indeks Saham Naik 4,85 Persen Sepekan, Ini Top 10 Reksadana Paling Cuan
Ilustrasi top 10 reksadana imbalan tertinggi. (Shutterstock)

Kinerja IHSG sepanjang pekan lalu berhasil menguat di tengah aksi jual asing dan pelemahan Bursa Saham Wall Street

Bareksa.com - Setelah mengalami penurunan tajam pada pekan kedua Mei 2022, pasar saham Indonesia mampu bangkit pada pekan lalu dengan kenaikan yang cukup meyakinkan bahkan menjadi salah satu yang terbaik di dunia.

Aktivitas perdagangan bursa saham Tanah Air pada pekan lalu hanya berlangsung selama empat hari, dikarenakan pada Senin (16/5) bertepatan dengan libur nasional Hari Raya Waisak.

Namun dalam periode perdagangan mulai dari 17 hingga 20 Mei 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak sekalipun berakhir di zona merah, yang artinya selalu menguat beruntun selama empat hari dengan akumulasi kenaikan mencapai 4,85 persen ke level 6.918,14.

Promo Terbaru di Bareksa

Di sisi lain, sepanjang pekan lalu investor asing tampak masih cenderung melepas kepemilikan saham mereka dengan catatan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp1,25 triliun di pasar reguler.

Kinerja bursa saham Indonesia tampaknya layak diacungi jempol mengingat IHSG mampu mengabaikan kinerja Wall Street yang masih dalam tekanan, di mana indeks Dow Jones melemah 2,9 persen, S&P 500 anjlok 3 persen, dan Nasdaq ambrol hingga 3,8 persen.

Tidak hanya mengabaikan kemerosotan Wall Street, penguatan IHSG juga menjadi yang terbesar dibandingkan bursa utama di Asia dan Eropa, hingga Amerika Serikat.

Sebelum masuk bulan Mei, IHSG mengabaikan rontoknya Wall Street dengan terus menanjak dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Penyebabnya, tingginya harga komoditas yang membuat devisa mengalir deras ke dalam negeri, diikuti dengan capital inflow yang besar.

Tingginya harga komoditas membuat neraca perdagangan Indonesia mampu mencetak surplus hingga 24 bulan beruntun, dan membantu transaksi berjalan mencatat surplus 3 kuartal beruntun.

Bank Indonesia (BI) pada Jumat (20/5) melaporkan transaksi berjalan mencatat surplus US$ 0,2 miliar atau 0,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini membuat transaksi berjalan alias current account mengalami surplus tiga kuartal beruntun.

"Kinerja positif tersebut ditopang oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap kuat seiring dengan harga ekspor komoditas global yang masih tinggi, seperti batu bara dan CPO, di tengah peningkatan defisit neraca perdagangan migas sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia.

Sementara itu, defisit neraca jasa meningkat sejalan dengan perbaikan aktivitas ekonomi yang terus berlanjut dan kenaikan jumlah kunjungan wisatawan nasional ke luar negeri pasca pelonggaran kebijakan pembatasan perjalanan antarnegara dan penyelenggaraan ibadah umrah yang kembali dibuka. Di sisi lain, defisit neraca pendapatan primer membaik sehingga menopang berlanjutnya surplus transaksi berjalan," papar laporan BI.

Surplus transaksi berjalan menjadi fundamental penting bagi Indonesia, dan memberikan sentimen positif ke rupiah agar tidak terpuruk akibat kuatnya tekanan eksternal. Stabilitas rupiah akan memberikan kenyamanan bagi investor asing untuk mengalirkan modalnya ke dalam negeri, sebab risiko kerugian kurs bisa diminimalisir.

Seluruh Jenis Reksadana Kompak Menguat

Kondisi pasar saham yang mengalami kenaikan pada pada pekan lalu, secara umum mampu membuat kinerja seluruh jenis reksadana ikut terapresiasi, di mana yang berbasis saham mencatatkan kinerja terbaik.

Illustration

Sumber: Bareksa

Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham menjadi yang paling tinggi pada pekan lalu dengan kenaikan 2,14 persen, disusul oleh indeks reksadana campuran yang juga punya alokasi pada saham mampu menguat 1,34 persen.

Tidak berbeda, dua reksadana yang cenderung konservatif yakni indeks reksadana pendapatan tetap dan indeks reksadana pasar uang juga berhasil menorehkan kinerja positif dengan kenaikan masing-masing 0,71 persen dan 0,06 persen.

Illustration

Sumber : Bareksa

Kemudian di sisi lain, top 10 produk reksadana yang berhasil mencatatkan imbal hasil (return) mingguan tertinggi pada pekan lalu ternyata memang didominasi oleh jenis reksadana yang high-risk, di mana seluruhnya diraih oleh produk reksadana saham.

Kesepuluh produk reksadana saham tersebut mampu menorehkan kenaikan yang cukup mengesankan mulai dari 4 hingga 6 persen.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/Arief Budiman/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua