Investasi di Reksadana Pendapatan Tetap Sebaiknya Pakai Strategi Lumpsum atau Berkala?

Abdul Malik • 18 Mar 2022

an image
Ilustrasi investasi reksadana pendapatan tetap. (Shutterstock)

Time in the market lebih baik dari timing the market

Bareksa.com - Ingin investasi reksadana pendapatan tetap, tapi masih bingung sebaiknya menggunakan strategi menyetor sekaligus (lump sum) atau dicicil secara berkala (dollar cost averaging)? Simak ulasan berikut.

Strategi lump sum adalah menyetor sejumlah dana besar di awal investasi dan membiarkan uang investasi tersebut bergerak naik turun mengikuti perkembangan pasar, tanpa melakukan tambahan investasi (top up) sampai investor memutuskan untuk mencairkannya.

Pilihan strategi ini efektif memberikan hasil investasi yang baik, jika dilakukan dengan timing yang tepat yaitu saat harga-harga NAB (nilai aktiva bersih) sedang turun pada posisi terendah sehingga memungkinkan investor memperoleh lebih banyak unit investasi pada harga yang lebih murah.

Di sisi lain strategi investasi mencicil atau kerap disebut dollar cost averaging adalah strategi investasi jangka panjang dengan cara berinvestasi secara berkala atau rutin.

Strategi ini mengandalkan pengoptimalan biaya (cost) rata-rata investasi dalam jangka panjang, berbeda dengan strategi timing the market yang mengutamakan keahlian investor menentukan bottom (titik terbawah) pergerakan pasar dan masuk dalam jumlah besar.

Raymond Chin, CEO & CO-Founder Ternak Uang menyampaikan pada prinsipnya pilihan strategi berinvestasi termasuk di reksadana pendapatan tetap, disesuaikan dengan karakter si investor.

\"Kalau mau yang paling high return kan lumpsum, tapi banyak yang bilang investasi bukan hanya angka melainkan bagaimana kita konsisten. Alasan utama konsisten berinvestasi, karena compound interest (terlebih) harus ditanamkan di investor pemula," kata Raymond dalam Kelas Bareksa Insight bertajuk 'Suku Bunga Naik, Reksadana Pendapatan Tetap Prospektif', Jumat malam 11 Maret 2022.

Ia melanjutkan katakanlah kita memiliki 20 tahun untuk rutin terus berinvestasi, bagi kebanyakan orang hal itu susah.

"Mereka mau investasi sekali lupa. Kayak nge-gym, pengen kurus, sehari bisa, makan sehat sehari langsung tetapi kalau disuruh dua tahun tiga tahun susah," ucapnya.

Time in the market

Bagaimana dengan dirinya sendiri? Raymaond mengatakan sekalipun punya uang uang besar untuk bisa investasi sekaligus 'di depan' untuk ditaruh, ia memilih mindset dengan terus investasi tiap bulan.

"Kalau sesuai tujuan investasi, naik atau turun, taruh terus Rp10 juta-Rp10 juta-Rp10 juta, untuk pemula lebih penting. Time in the market lebih baik dari timing the market," ujarnya.

Menurut dia, lebih lama di market itu lebih penting daripada kapan kita masuk market.

Reksadana Pendapatan Tetap adalah

Melansir laman resmi Schroder Indonesia, reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang berinvestasi minimum 80 persen di instrumen pendapatan tetap. Instrumen dimaksud antara lain surat utang obligasi, sukuk yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.

Reksadana pendapatan tetap memiliki risiko yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksadana pasar uang. Meski begitu, reksadana ini memberikan potensi hasil investasi yang lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan deposito. Makanya reksadana pendapatan tetap disebut-sebut sesuai untuk investor yang memiliki profil risiko konservatif – moderat untuk tujuan jangka menengah sekitar 1 tahun hingga 3 tahun.

Reksadana pendapatan tetap juga sering dijadikan sebagai pilihan investasi oleh investor dengan profil risiko yang lebih tinggi sebagai diversifikasi portofolio investasi atau ketika pasar saham mengalami ketidakpastian.

(Martina Priyanti/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS 

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.