Sektor Properti Terus Membaik, Reksadana Saham ini Ikut Untung

Abdul Malik • 11 Mar 2022

an image
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek konstruksi gedung properti bertingkat di Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Suku bunga KPR beberapa bank besar sudah menurun jadi cukup rendah tahun ini

Bareksa.com - PT BNI Sekuritas menilai saham di sektor properti cukup menarik untuk diinvestasikan pada tahun ini. Hal ini didukung oleh tingkat bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang rendah dan meningkatnya pra penjualan emiten di sektor properti sehingga bisa berpengaruh positif terhadap saham di sektor properti dan juga reksadana saham terkait.

Analis BNI Sekuritas Aurellia Setiabudi mengatakan, suku bunga KPR beberapa bank besar sudah menurun jadi cukup rendah tahun ini. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) misalnya, sudah menurun ke level 3 persen untuk satu tahun pertama. Tiga bank milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga berkompetisi dengan BCA menawarkan tingkat bunga rendah karena memiliki banyak dana murah dan likuiditas yang tinggi.

Rendahnya tingkat bunga ini menjadi daya tarik bagi sektor properti. Aurellia menilai, penyaluran KPR lebih tinggi dibandingkan dengan kredit di segmen lain. Pada November 2021, pertumbuhan KPR mencapai 8,6% atau lebih tinggi dibandingkan total kredit yang mencapai 8,6%. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) KPR juga terus menurun.

"Untuk 2022, beberapa bank juga menargetkan pertumbuhan KPR yang lebih tinggi di kisaran 6-10 persen," papar dia dalam risetnya dikutip, Kamis (10/3).

Kuatnya pertumbuhan penyaluran kredit menjadi faktor pendukung pertumbuhan pra penjualan properti tahun ini. Pertumbuhan pra penjualan tahun ini bisa meningkat ditopang oleh relaksasi pajak pertambahan nilai hingga September 2022. Beberapa pengembang juga menargetkan pertumbuhan pra penjualan yang tinggi tahun ini kecuali PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang menargetkan pertumbuhan 26 persen.

Secara akumulatif, para pengembang mencatat pra penjualan yang cukup tinggi pada 2021, yakni sekitar 36 persen. BNI Sekuritas melihat momentum pertumbuhan pra penjualan yang kuat ini akan berlanjut, terutama di Sumatra dan Kalimantan karena kedua daerah ini mendapat manfaat dari kenaikan harga komoditas. Katalis lainnya datang dari status pandemi yang saat ini sudah berubah menjadi endemi.

Kinerja Saham dan Reksadana dengan Portofolio Properti

Berdasarkan data RTI, beberapa saham properti menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) pada penutupan perdagangan, Kamis (10/3) ditutup di level Rp1.015. Saham BSDE telah meningkat 11,54 persen dalam seminggu.

Lalu, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) meningkat 15,93 persen dalam seminggu ke level Rp1.055, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) melesat 15,22 persen dalam seminggu ke level Rp795 dan PWON 13,04 persen dalam seminggu ke level Rp520.

Peningkatan saham tersebut berpengaruh positif bagi reksadana dengan aset saham properti. Berdasarkan data Bareksa, Manulife Saham SMC Plus dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia memiliki portofolio saham properti. Reksadana ini memiliki portofolio saham CTRA dan membukukan kinerja atau tingkat pengembalian (return) sebesar 2,96 persen dalam sebulan terakhir.

(K09/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.