CEO Bahana TCW, Rukmi P : Rilis 20 Produk Baru di 2021, Ini Prospek Reksadana di 2022

Abdul Malik • 17 Jan 2022

an image
Rukmi Proborini, Direktur Utama Bahana TCW Investment Management. (dok. Bahana TCW)

Total dana kelolaan di 2021 mencapai Rp50,31 triliun, Bahana TCW jadi MI terbesar kedua di Tanah Air

Bareksa.com - PT Bahana TCW Investment Management  atau Bahana TCW sudah meluncurkan 20 produk reksa dana baru sepanjang 2021 guna memenuhi kebutuhan masyarakat atas instrumen investasi yang berkualitas. Selain itu, Bahana TCW juga mencatat dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) sebesar Rp43,69 triliun hingga akhir 2021.

Sedangkan jika dihitung secara total, dana kelolaan Bahana TCW termasuk RDPT (Reksa Dana Penyertaan Terbatas) & KPD (Kontrak Pengelolaan Dana) tercatat mencapai Rp50,31 triliun. Capaian ini menjadikan Bahana TCW berada di posisi kedua perusahaan manajemen investasi terbesar di Indonesia.

Presiden Direktur Bahana TCW Rukmi Proborini menjelaskan, 20 produk reksadana terbaru  yang dirilis pada 2021, meliputi 13 produk reksa dana terproteksi, tiga reksadana pendapatan tetap, satu reksadana pasar uang, satu reksadana saham offshore  dan dua produk alternatif KIK EBA. 

Selain itu, sebagai bentuk komitmen untuk memberikan kemudahan akses investasi bagi masyarakat, Bahana TCW menambah dua Agen Penjual Reksa Dana (APERD) dan enam Gerai sehingga sampai dengan akhir 2021, produk telah didistribusikan melalui 12 Bank, 16 APERD Non-Bank & 21 Gerai.

Rukmi mengatakan pihaknya berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan nasabah serta stakeholders yang senantiasa mendorong Bahana TCW untuk terus mengembangkan kinerja investasi selama 2021 yang penuh tantangan. 

Bahana TCW juga berkomitmen untuk terus memberikan inovasi dan solusi investasi melalui layanan pengelolaan produk-produk reksa dana dan kontrak pengelolaan dana. 

Selama 16 tahun terakhir atau sejak 2005 hingga November 2021, Bahana TCW berhasil membukukan pertumbuhan rata-rata per tahun (CAGR) atas dana kelolaan 19,37 persen.

“Bahana TCW juga berkomitmen untuk terus fokus dalam memberikan solusi investasi di tengah tantangan dengan berlandaskan pada asas kehati-hatian dan berorientasi pada profitabilitas. Di tahun ini, kami menerima apresiasi positif dengan meraih sembilan penghargaan dari dalam maupun luar negeri dengan predikat kinerja performa investasi, servis dan solusi manajemen investasi yang komprehensif. Hal ini menjadi pendorong bagi kami untuk terus meningkatkan kinerja melalui inovasi di sisi produk dan layanan investasi bagi masyarakat Indonesia,” ujar Rukmi dalam keterangan Senin (17/1).

Proyeksi Ekonomi 2022

Memasuki tahun 2022, Rukmi melihat pemulihan perekonomian dunia akan terus berlanjut bersamaan dengan tingginya inflasi global. Namun dengan perbaikan rantai pasokan, tingkat inflasi perlahan bisa mereda. 

Normalisasi inflasi berpeluang lebih cepat terjadi di negara berkembang yang telah terlebih dahulu menaikkan suku bunga sejak 2021. Di lain sisi, Bank sentral Amerika serikat (AS) baru akan menaikkan suku bunganya di pertengahan 2022 setelah menyelesaikan proses pengurangan pembelian asetnya (tapering).

Bank Indonesia (BI) berpotensi mulai menaikkan suku bunga di semester kedua 2022 sebanyak dua kali, masing-masing 25 basis poin (bps) untuk mengantisipasi kenaikan inflasi domestik. Sementara, tools kebijakan bank sentral lainnya akan tetap terjaga akomodatif untuk mendukung pemulihan kredit dan ekonomi. 

Inflasi diperkirakan meningkat ke kisaran 3 persen, sejalan dengan kembalinya daya beli masyarakat dan kenaikan harga energi seperti listrik dan bahan bakar minyak (BBM).

Pemulihan ekonomi 2022 akan lebih didorong oleh peran sektor swasta, menggantikan pemerintah yang mulai mengurangi belanjanya. Bahana TCW mengekspektasikan rupiah terjaga stabil seiring dengan reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja yang berpotensi menarik investasi asing ke Indonesia.

Prospek Reksadana 2022

Bahana TCW menyambut 2022 dengan optimisme pemulihan ekonomi pasca pandemi. Reksadana saham diproyeksi menjadi instrumen paling menarik selain reksadana pasar uang yang akan kembali memberikan imbal hasil yang menarik seiring kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia. Sedangkan reksadana pendapatan tetap (obligasi) diperkirakan akan memberikan return single digit.

“Pada 2022, fundamental makro yang diproyeksikan akan lebih baik dan sentimen eksternal yang terus memperkuat perekonomian nasional, diharapkan dapat menjaga kondusifitas investasi di Indonesia. Didorong oleh optimisme ini, kami juga berkomitmen untuk tetap fokus berinovasi melalui produk, layanan dan sistem kami agar dapat terus menghadirkan produk-produk investasi dikelola dengan baik dan berorientasi pada profitabilitas yang baik pula,” jelas Rukmi.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(K09/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS 

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.