Reksadana Campuran Syailendra Untung 31 Persen 6 Bulan, Ini Rahasianya

Hanum Kusuma Dewi • 05 Jul 2021

an image
Ilustrasi analis investor reksadana saham sedang memantau pergerakan investasi dari laporan keuangan dan layar monitor laptop. (shutterstock)

Syailendra Balanced Opportunity Fund berfokus pada saham dengan tema new economy

Bareksa.com - Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, pasar saham Indonesia cenderung stagnan. Namun, masih ada produk reksadana yang melesat hingga Juni 2021. 

Sepanjang tahun berjalan hingga 30 Juni 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya naik tipis 0,11 persen. Indeks Reksadana Saham Bareksa turun 6,35 persen dan Indeks Reksadana Campuran Bareksa merosot 2,23 persen. 

Di marketplace dan aplikasi investasi Bareksa, ada satu produk dengan kinerja menonjol sepanjang semester pertama tahun ini, yaitu reksadana campuran Syailendra Balanced Opportunity Fund. Reksadana campuran kelolaan Syailendra Capital ini mencatat imbal hasil (return) 31,05 persen dalam 6 bulan, melesat jauh dibandingkan produk reksadana saham dan reksadana campuran lainnya. 

Tabel Top 10 Reksadana Return Tertinggi di Bareksa YTD 30 Juni 2021

Sumber: Bareksa.com

Investment Specialist Syailendra Capital Devara Putra Aryasta menjelaskan bahwa reksadana Syailendra Balanced Opportunity Fund (SBOF) berfokus pada saham dengan tema new economy. Sektor yang dianggap masuk kategori new economy saat ini adalah Keuangan, Teknologi, Media, Telekomunikasi, Perdagangan Digital, Logistik, dan Kesehatan. 

"Kriteria saham-saham new economy adalah yang memiliki prospek pertumbuhan tinggi melalui proses digitalisasi dan adopsi teknologi. Efektif 1 April 2021, Syailendra Balanced Opportunity Fund (SBOF) dikelola dengan strategi baru yaitu berinvestasi pada sektor new economy," ujar Devara dalam Webinar Bareksa X Syailendra, 1 Juli 2021. 

Reksadana campuran ini sebenarnya sudah diluncurkan sejak 22 April 2008. Namun, strategi pengelolaan yang fokus pada new economy ini baru diterapkan dalam tiga bulan terakhir dan terbukti efektif bisa mengalahkan IHSG sebagai acuan dan indeks reksadana sejenis. 

Grafik Perbandingan Kinerja SBOF, IHSG, Indeks Reksadana Saham dan Campuran Bareksa

Sumber: Bareksa.com

Sesuai dengan jenisnya, reksadana campuran bisa berisikan berbagai kelas aset seperti saham, obligasi dan pasar uang. SBOF diklaim memiliki fleksibilitas tinggi, yang bisa dengan mudah berpindah alokasi aset. 

Menurut penjelasan Devara, SBOF merupakan reksa dana campuran yang dikelola dengan strategi rotasi aktif antar kelas aset. Kebijakan investasinya, SBOF dapat berinvestasi pada efek ekuitas sebesar 10-75 persen, efek obligasi 10-75 persen, dan efek pasar uang sebesar 2-75 persen sesuai dengan kondisi pasar. 

"Untuk menjaga stabilitas kinerja, saat ini 30 persen dari AUM (dana kelolaan) SBOF diinvestasikan pada obligasi korporasi dengan peringkat investment grade," kata Devara. 

Menurut Fund Fact Sheet Reksadana per 31 Mei 2021, komposisi lima besar (top holdings) aset dalam reksadana SBOF adalah saham dengan kategori new economy, yaitu saham PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). 

Grafik Kinerja Saham New Economy vs IHSG dan LQ45 YTD 29 Juni 2021

Saham-saham new economy sepanjang enam bulan ini telah mencatat kinerja yang sangat tinggi, meninggalkan IHSG dan saham-saham blue chip yang tercermin dalam indeks LQ45. Wajar saja, reksadana yang memegang saham-saham new economy ini bisa ikut melesat dan meninggalkan acuannya. 

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS 

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.