Indeks Saham Melemah, Reksadana Campuran Ini Naik lebih 1 Persen Sehari

Abdul Malik • 14 Apr 2021

an image
Ilustrasi investasi di reksadana campuran. (Shutterstock)

Pada perdagangan Selasa IHSG ditutup melemah 0,36 persen ke level 5.927

Bareksa.com - Mengakiri perdagangan hari kedua di pekan ini, bursa saham Tanah Air tampak masih kesulitan untuk menembus zona hijau. Buktinya, pada perdagangan Selasa (13/4/2021), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,36 persen ke level 5.927,44.

Pelemahan tersebut sebenarnya sudah cukup baik dan jauh berkurang, mengingat pada perdagangan kemarin IHSG sempat menyentuh level terendah dengan turun 1,09 persen.

Di sisi lain, investor asing tampak cukup masif melepas aset berisiko mereka yang tercermin dari aksi jual bersih (net sell) senilai Rp477,39 miliar di pasar reguler.

Sentimen negatif yang menekan IHSG pada perdagangan kemarin muncul dari bursa Amerika Serikat (AS) atau Wall Street yang tengah memantau ketat rilis data inflasi, yang diperkirakan kembali ke level sebelum pandemi melanda, dan semakin meninggi beberapa bulan ke depan.

Jika inflasi terus menanjak maka ekspektasi kenaikan suku bunga akan semakin menguat, dan memukul Surat Berharga Negara (SBN), rupiah, dan pada akhirnya kinerja keuangan emiten di bursa saham.

Meski The Fed berulang kali menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga hingga tahun 2023, tetapi pasar tidak percaya begitu saja. Jika suku bunga acuan naik, maka daya beli masyarakat akan menurun, begitu juga dengan beban pendanaan korporasi, yang pada akhirnya memukul ekonomi.

Reksadana Campuran ini Menguat

Kondisi IHSG yang masih mengalami pelemahan, secara umum turut menekan kinerja reksadana berbasis ekuitas yang tercermin dari pelemahan indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah masing-masing -0,12 dan -0,11 persen.

Sumber: Bareksa

Namun menariknya, masih ada beberapa produk reksadana berbasis saham ini yang menduduki jajaran 10 besar reksadana dengan imbal hasil (return) tertinggi. Bahkan di peringkat teratas, terdapat satu produk yang naik lebih dari 1 persen.

Produk tersebut yakni Syailendra Balanced Opportunity Fund yang mencatatkan penguatan 1,17 persen, sekaligus menjadi satu-satunya yang lebih dari 1 persen pada perdagangan kemarin.

Padahal sejatinya, Syailendra Balanced Opportunity Fund bukan merupakan reksadana saham murni, alias reksadana campuran yang artinya juga memiliki alokasi pada aset lain.

Adapun sepanjang tahun berjalan, kinerja reksadana yang dikelola PT Syailendra Capital ini juga tergolong atraktif dengan kenaikan 5,81 persen year to date (YtD), sekaligus menempati peringkat keempat return tertinggi dari seluruh reksadana yang tersedia di Bareksa.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/Arief Budiman/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.