Reksadana Saham Dinilai Bakal Catat Kinerja Paling Optimal, Apa Alasannya?

Abdul Malik • 30 Mar 2021

an image
CEO PT Syailendra Capital, Fajar R. Hidayat. (Bareksa/Anggie)

Syailendra Capital memperkirakan IHSG pada tahun ini akan menyentuh level 6.900

Bareksa.com - Presiden Direktur Syailendra Capital, Fajar R Hidajat menyatakan pertumbuhan industri reksadana akan kembali mulai normal pada tahun ini. Dia memperkirakan, pertumbuhan industri reksadana pada tahun ini akan berada di kisaran 5-10 persen.

Menurut Fajar jenis reksadana yang berpotensi tumbuh paling optimal adalah reksadana saham, reksadana indeks, reksadana pendapatan tetap, lalu reksadana pasar uang. "Saham akan menjadi kelas aset yang berkinerja paling baik dan akan jadi incaran para investor," ujarnya dilansir Kontan (29/3/2021).

Menurut Fajar, potensi upside-nya masih cukup besar. Syailendra memperkirakan pada akhir tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di level 6.900. Namun, bisa saja IHSG akan berada pada level tertingginya yakni bergerak ke level 7.000 - 7.200.

Dia memproyeksikan level itu justru akan terjadi pada kuartal III 2021, sebelum akhirnya perlahan terkoreksi dan bergerak ke arah 6.900 pada akhir tahun. Menurutnya, pada kuartal III 2021, pergerakan pasar saham juga akan mengalami perubahan.

Sejauh ini, menurut Fajar, pasar saham masih digerakan oleh sentimen maupun berita saja. Sehingga, ketika ada sentimen positif, maka pasar akan menguat, begitu pun sebaliknya.

Meski begitu, memasuki semester II 2021, pasar dinilai akan lebih akan didorong oleh fundamental saham-saham. Ia menyampaikan kinerja emiten sebenarnya sejauh ini belum bisa dinilai, karena laporan keuangan full year 2020 ataupun kuartal I 2021 masih sangat dipengaruhi pandemi dan masa transisi.

Tapi, untuk laporan keuangan kuartal II 2021, baru terlihat hasil dari konsistensi strategi masing-masing perusahaan dalam menyiasati dampak pandemi. Nah, pada saat inilah para investor baru akan melihat valuasi saham-saham. Yakni apakah sudah sesuai dengan kinerjanya atau justru tidak.

Makanya, Fajar meyakini pergerakan pasar akan lebih didorong oleh fundamental perusahaan, ketimbang sentimen-sentimen di pasar. Belum lagi, pada periode kuartal II hingga III 2021, akan banyak perusahaan besar yang melakukan initial public offering (IPO).

Menurut dia, puncak pergerakan pasar saham akan ada di periode kuartal III 2021. Momen koreksi yang terjadi saat ini adalah saat yang tepat untuk kembali masuk ke pasar saham.

Fajar berpendapat ke depan, sepertinya sudah minim sentimen negatif yang berpotensi membuat IHSG kembali turun. Ia mencontohkan vaksinasi, walaupun jumlahnya tidak sesuai dengan target awal, atau prosesnya molor, tetap saja vaksinasi tetap berjalan.

"Sehingga dampak negatifnya tidak akan terlalu besar," imbuh Fajar.

Berdasarkan daftar reksadana yang tersedia di Bareksa, dua reksadana saham Syailendra yakni Syailendra Equity Opportunity Fund dan Syailendra Sharia Equity Fund membukukan imbal hasil masing-masing 38 persen dan 34,64 persen setahun terakhir (29 Maret 2021).

Sumber : Bareksa

Apapun produk investasi pilihan kamu, selalu sesuaikan dengan profil risiko kamu ya!​

(Martina Priyanti/AM)

***

​​Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.