CEO Trimegah AM Antony Dirga: Industri Reksadana Bisa Tumbuh 15 Persen Tahun Ini

Hanum Kusuma Dewi • 25 Mar 2021

an image
Direktur Utama PT Trimegah Asset Management, Antony Dirga. (dok. Trimegah Asset Management)

Potensi pertumbuhan dana kelolaan industri reksadana juga didorong adanya bonus demografi yang dimiliki Indonesia

Bareksa.com - Industri reksadana nasional dinilai telah kembali ke pertumbuhan normalnya setelah sempat beberapa tahun mengalami tekanan.

Direktur Utama PT Trimegah Asset Management, Antony Dirga menyampaikan setelah pertumbuhan industri cenderung stagnan di level 5 persen-7 persen pada 2019-2020, industri reksadana akan lebih baik di tahun ini. "Mungkin bisa tumbuh sekitar 10 persen-15 persen," kata Antony seperti dilansir Bisnis.

Ia melanjutkan di tengah pertumbuhan yang kembali menanjak, persaingan di industri reksadana kian berat. Alasan utamanya, banyaknya pemain yang ada di industri investasi kolektif tersebut.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat di industri reksadana saat ini terdapat 98 manajer investasi (MI) yang memiliki izin operasional resmi. Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report February 2021 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana per Februari 2021 tercatat Rp571,73 triliun, turun tipis 0,31 persen secara year to date (YtD).

Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report February 2021

Antony berpendapat agar persaingan lebih sehat dibutuhkan konsolidasi antar manajer investasi, seperti aksi merger atau akuisisi perusahaan yang lebih kecil. Tujuannya tak lain agar bisa saling bertahan di industri. "Saya kira secara natural ini akan terjadi beberapa tahun ke depan," katanya lagi.

Potensi Industri Reksadana

Sebelumnya dalam kesempatan berbeda, Antony mengatakan "Penetrasi dana kelolaan terhadap Gross Domestic Product (GDP) 4 persen, masih rendah jadi potensi masih sangat tinggi," kata Antony saat konferensi pers secara virtual, Selasa (9/2/2021).

Penetrasi tersebut jauh lebih kecil dibandingkan beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand yang sudah mencapai 15 persen hingga 25 persen. Antony menjelaskan potensi pertumbuhan dana kelolaan industri reksadana terutama berasal dari investor retail.

Menurutnya masyarakat yang masih menjadi non investor reksadana namun terbiasa menaruh uangnya di bank dan deposito, menjadi potensi besar bagi industri reksadana. "Money market menjadi suatu pintu hingga kemudian perlahan bisa ke reksadana lainnya dan bukan tidak mungkin ke reksadana saham," kata Antony.

Potensi pertumbuhan penetrasi dana kelolaan industri reksadana nasional dengan GDP, menurutnya, juga bisa dilihat dari pertumbuhan jumlah investor reksadana. Sebut saja katanya, adanya pertumbuhan investor 4 persen dari 444.945 menjadi 1.774.493 pada akhir tahun 2019.

Antony mengatakan potensi pertumbuhan dana kelolaan industri reksadana juga didorong adanya bonus demografi yang dimiliki Indonesia. Banyaknya investor muda yang kelak kan bekerja dan tentunya mendapatkan penghasilan bahkan menjadi kaya, serta Produk Domestik Bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi juga dinilai menjadi pendorong potensi dana kelolaan industri reksadana nasional.

"Harus investasi tapi disesuaikan profil risikonya," ucap Antony berpesan kepada calon investor maupun investor.

Reksadana adalah kumpulan dana investor yang dikelola oleh manajer investasi untuk diinvestasikan dalam aset-aset keuangan seperti saham, obligasi dan pasar uang. Reksadana adalah investasi resmi yang diawasi OJK. 

(Martina Priyanti/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di Bareksa?

DISCLAIMER

Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.