Dana Kelolaan Reksadana November Melesat Jadi Rp547,8 Triliun, Begini Datanya

Abdul Malik • 10 Dec 2020

an image
Ilustrasi kenaikan dana kelolaan reksadana. (Shutterstock)

Secara bulanan dana kelolaan reksadana naik 3 persen pada November dibandingkan Oktober 2020, atau bertambah Rp17,9 trilun

Bareksa.com - Dana kelolaan reksadana telah berhasil pulih dari dampak gejolak pasar akibat pandemi Covid-19. Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report November 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan dana kelolaan reksadana pada November 2020 menembus Rp547,8 triliun, atau merupakan level tertinggi sepanjang tahun ini.

Nilai AUM reksadana November 2020 telah melampaui level akhir tahun lalu yang senilai Rp542,2 triliun atau naik 1,04 persen, atau merupakan yang pertama kali berhasil melampaui level sebelum pandemi Covid-19 tahun ini. Setelah Desember 2019 lalu, kemudian nilai AUM reksadana terus menurun akibat tertekan dampak pandemi Covid-19 dan mencapai level terendahnya pada Maret 2020 di Rp471,4 triliun, atau di bawah Rp500 triliun.

Sejak itu nilai AUM reksadana tidak mampu menyentuh seperti level akhir 2019, akibat turunnya nilai aset portofolio reksadana. Hingga kemudian kemudian pada November seiring tren pemulihan di pasar modal, nilai AUM reksadana kembali pulih dan melampaui level akhir tahun lalu. Secara bulanan dana kelolaan reksadana naik 3 persen pada November dibandingkan Oktober 2020, atau bertambah Rp17,9 trilun. Secara year to date dan year on year naik 1 persen.

Dibandingkan Desember 2019, dana kelolaan reksadana pada November bertambah Rp5,6 triliun.

Sumber : Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report November 2020

Penopang Kenaikan

Kenaikan dana kelolaan November seiring kenaikan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang meroket 9,44 persen sepanjang bulan lalu. Kinerja IHSG yang mengesankan dalam sepanjang bulan lalu, turut memberikan sentimen positif terhadap mayoritas kinerja reksadana, di mana seluruhnya kompak mencatatkan kenaikan imbal hasil bulanan.

Indeks reksadana saham memimipin dengan lonjakan 10,03 persen, disusul indeks reksadana campuran yang melesat 6,28 persen, kemudian indeks reksadana pendapatan tetap yangbertambah 1,64 persen, dan indeks reksadana pasar uang naik tipis 0,1 persen.

Sumber: Bareksa

Selain itu, pulihnya asset under management (AUM) reksadana juga ditopang kepercayaan investor terhadap instrumen investasi. Hal itu terbukti dari terus meningkatnya jumlah investor dan nilai berlangganan bersih (net subscriprtion) reksadana. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, sebelumnya menyatakan per 13 November 2020 saja, nilai berlangganan bersih (net subscription) YtD mencapai Rp18,71 triliun.

"Secara month to date hingga tanggal 13 November, nilai net subscription senilai Rp2,3 triliun," demikian dikutip dari materi paparan Wimboh (19/11/2020).

Data Kustodian Sentral Efek Indonesia menyebutkan jumlah investor reksadana per 19 November meningkat 59,32 persen YtD, dari 1,77 juta investor per akhir 2019 menjadi 2,82 investor. Dari jumlah itu, lebih dari separuh total investor berusia di bawah 40 tahun.

Sumber : Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report November 2020

Kenaikan AUM reksadana juga ditopang kenaikan jumlah unit penyertaan yang meningkat 1,53 persen YtD jadi 431,5 miliar unit. Jumlah produk reksadana juga naik 2,53 persen YtD jadi 2.268 produk.

Historikal Dana Kelolaan Reksadana

Sejak akhir tahun lalu, hingga November 2020, AUM industri reksadana tercatat minus 4 kali secara bulanan, 2 bulan stagnan, dan 5 bulan membukukan kenaikan. Kenaikan MoM tertinggi yakni 4 persen pada Juli dan Oktober, sedangkan penurunan terdalam mencapai 10 persen pada Maret. Secara YtD kenaikan 10 dari 11 bulan selalu mencatatkan negatif dengan penurunan terdalam yakni minus 13 persen pada Maret dan Mei. Kenaikan YtD untuk pertama kali pada November.

Adapun secara YoY, hanya 3 bulan membukukan kenaikan yang tertinggi pada Januari tumbuh 3 persen, namun 8 bulan lainnya selalu mencatatkan negatif dengan penurunan terdalam pada April dan Mei dengan masing-masing minus 7 persen.

Bulan

Dana Kelolaan (Rp Triliun)

MoM (%)

YtD (%)

YoY (%)

Desember 2019

542,2

0

7

7

Januari 2020

537,3

-1

-1

3

Februari 2020

525,3

-2

-3

1

Maret 2020

471,4

-10

-13

-9

April 2020

475,6

1

-12

-7

Mei 2020

474,2

0

-13

-7

Juni 2020

482,5

2

-11

-6

Juli 2020

503,2

4

-7

-6

Agustus 2020

520,8

3

-4

-3

September 2020

510,1

-2

-6

-6

Oktober 2020
529,9
4
-2
-4
November 2020
547,8
3
1
1​

Sumber : Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Desember 2019 - November 2020

Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report November 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).

(Abdul Malik/Tim Data)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

​DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.