Dua Reksadana Indeks & ETF Bagikan Dividen Tunai pada September Ini

Bareksa • 15 Sep 2020

an image
Wartawan menunjukkan laman pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (5/6/2020). IHSG ditutup menguat 31, 078 poin atau 0,63 persen ke posisi 4.947, 78. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Besaran dividen tunai untuk kedua produk tersebut adalah Rp13 per unit dan Rp2,04 per unit

Bareksa.com - Dua manajer investasi melalui produk reksadananya akan membagikan dividen tunai pada September ini. Besaran dividen tunai untuk kedua produk tersebut adalah Rp13 per unit dan Rp2,04 per unit.

Manajer investasi pertama adalah PT BNI Asset Management melalui produk reksadana indeks, BNI-AM Nusantara ETF MSCI Indonesia. Perseroan berencana melakukan cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 21 September 2020. Sementara ex dividen di pasar reguler dan negosiasi akan dilakukan pada 22 September 2020. Kemudian, cum dividen dan ex dividen di pasar tunai akan dilakukan pada 23 September 2020 dan 22 September 2020.

"Pembayaran dividen tunai akan dilakukan pada 30 September 2020 dengan besaran Rp13 per unit," jelas manajemen dalam keterbukaan informasi di Kustodian Sentral Efek Indonesia, Selasa (15/9/2020).

Sementara itu, manajer investasi lain yang akan membagikan dividen tunai adalah PT Indo Premier Investment Management. Perseroan akan membagikan dividen tunai melalui produk exchange traded fund (ETF), Premier ETF Indonesia Sovereign Bonds.

Perseroan akan membagikan dividen tunai Rp2,04 per unit pada 25 September 2020. Sebelumnya, perseroan melakukan cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 16 September 2020. Kemudian ex dividen di pasar reguler dan negosiasi akan dilakukan pada 17 September 2020. Sedangkan cum dividen dan ex dividen di pasar tunai akan dilakukan pada 18 dan 21 September 2020.

Reksadana indeks dan ETF merupakan dua jenis investasi yang berbeda namun saling berkaitan. Reksadana indeks adalah jenis reksadana yang dijalankan untuk memperoleh hasil keuntungan investasi yang mirip dengan indeks acuan, baik itu obligasi maupun indeks saham.

Sementara ETF adalah jenis reksadana yang cara kerjanya mengacu pada indeks tertentu dan diperjualbelikan seperti saham. Tidak jauh berbeda dengan reksadana indeks, ETF mempunyai tujuan memaksimalkan return yang besar daripada indeks acuannya. Baik reksadana indeks maupun ETF sama-sama membagikan dividen kepada investornya. Namun hanya berbeda dari segi waktunya.

Berdasarkan data Bareksa, ada 6 reksadana indeks dan ETF yang terdapat di Bareksa. Sesuai perkembangan indeks, reksa dana tersebut masih menunjukkan performa negatif dalam 3 tahun. Namun, untuk tenor 5 tahun, ada 2 reksadana yang bisa membukukan imbal hasil positif, yakni Principal Index IDX30 dan Kresna Indeks 45.

Grafik Reksa Dana Indeks


Sumber : Bareksa

Belum lama ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis indeks baru, yakni IDX Quality 30. Pengembangan indeks baru ini berpotensi bisa menggenjot perkembangan produk reksadana indeks dan ETF..

Adapun BEI mengukur IDX Quality 30 berdasarkan tiga faktor yang merupakan fundamental dari sebuah perusahaan. Kepala Unit Pengembangan Produk I BEI Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan, ketiga faktor tersebut adalah profitabilitas tinggi, solvabilitas baik, dan pertumbuhan laba stabil dengan likuiditas transaksi yang baik.

Dengan rilisnya indeks baru tersebut, pelaku industri keuangan tentunya berharap bisa mengembangkan produk reksadana indeks baru. Sejauh ini perusahaan aset manajemen sudah menggunakan indeks yang ada sebelumnya untuk membentuk produk reksadana indeks baru.

Kautsar menambahkan, dari sisi industri, reksadana dan ETF indeks terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Kontribusinya juga terus meningkat terhadap reksadana saham.

(K09/AM)

***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.