Reksadana Saham dan Indeks Juara Pekan I Juli 2020, Ini Daftarnya

Bareksa • 06 Jul 2020

an image
Warga melintas di samping layar yang menampilkan layar grafik informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (13/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambrol tertekan sentimen virus corona. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Sepanjang pekan lalu IHSG naik 1,42 persen jadi 4.973

Bareksa.com - Selama sepekan pada periode 29 Juni – 3 Juli 2020, pasar Modal Indonesia bergerak bervariasi namun masih didominasi data positif. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, peningkatan tertinggi data mingguan pasar terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian 7,44 persen menjadi 572.412 ribu kali transaksi dibandingkan pekan lalu sebesar 532.777 ribu kali transaksi.

Kenaikan juga terjadi pada kapitalisasi pasar bursa, yaitu 1,46 persen atau Rp5.759,763 triliun dibandingkan pekan sebelumnya Rp5.676,933 triliun. Kemudian diikuti dengan kenaikan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 1,42 persen di level 4.973,794 dari level 4.904,088 pada pekan sebelumnya.

Namun rata-rata volume transaksi harian bursa turun 9,86 persen pada menjadi 7,164 miliar unit saham dibandingkan sebelumnya 7,948 miliar unit saham. Rata-rata nilai transaksi harian pasar di bursa turut menurun 8,19 persen menjadi Rp6,434 triliun dari pekan sebelumnya Rp7,008 triliun pada penutupan.

Investor asing pada hari ini mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp93,4 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2020, jual bersih asing tercatat Rp16,14 triliun.

Seiring penguatan IHSG, berdasarkan data Bareksa, kinerja reksadana berbasis saham juga turut menguat sepanjang pekan lalu. Tercatat dari 8 indeks reksadana, 4 di antaranya membukukan kinerja positif sepekan dan 4 lainnya negatif. 

Indeks reksadana saham berhasil membukukan kenaikan return tertinggi yakni 0,65 persen sepekan (29 Juni - 3 Juli 2020), seiring penguatan IHSG. Kemudian disusul indeks reksadana saham syariah return 0,56 persen, indeks reksadana campuran (0,42 persen) dan indeks reksadana campuran syariah (0,33 persen).

Adapun return indeks reksadana pasar uang, pasar uang syariah, pendapatan tetap dan pendapatan syariah masing-masing minus  0,04 persen, 0,21 persen, 0,05 persen dan 0,59 persen.


Sumber : Bareksa

Kinerja reksadana pada pekan pertama Juli 2020, berbeda dibandingkan pekan sebelumnya atau pekan keempat Juni. Saat itu indeks reksadana pendapatan tetap syariah yang menjadi juaranya dan mencatatkan return tertinggi yakni 0,38 persen. Kinerja itu seriing pelemahan IHSG periode 22-26 Juni 2020 atau pekan keempat Juni 2020 yang ditutup melemah 0,77 persen jadi 4.904,088. 

Seiring moncernya kinerja indeks reksadana berbasis saham sepanjang pekan I Juli 2020, apa saja produk reksadana yang berhasil menjadi juaranya?

Berdasarkan daftar produk reksadana yang dijual di Bareksa, top 10 produk reksadana sepanjang pekan lalu didominasi reksadana saham dan reksadana indeks & ETF, dengan imbal hasil antara 1,47 persen sampai 2,34 persen. Terdapat 6 reksadana saham dan 4 reksadana indeks & ETF.

Posisi pertama ditempati reksadana syariah dolar kelolaan Manulife Aset Manajemen Indonesia, yakni Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dolar AS dengan return 2,34 persen sepekan. Posisi kedua ditempati reksadana indeks & ETF yakni Reksa Dana Kresna Indeks 45 dengan return 1,85 persen. Ketiga dan keempat ditempati reksadana saham Avrist Ada Saham Blue Safir dengan return 1,72 persen dan Manulife Saham SMC Plus 1,67 persen. Posisi kelima kembali ditempati jenis reksadana indeks yakni Reksa Dana Indeks Avrist IDX30 dengan imbal hasil 1,66 persen.  

Posisi keenam hingga 10, yakni reksadana saham Simas Saham Bertumbuh return 1,64 persen, reksadana indeks Principal Index IDX30 (1,53 persen), reksadana saham Avrist Equity-Amar Syariah (1,6 persen), reksadana indeks RHB SRI KEHATI Index Fund (1,48 persen) dan reksadana saham Maybank Dana Ekuitas (1,47 persen).

Top 10 Reksadana Return Tertinggi Sepekan (29 Juni - 3 Juli 2020)


Sumber : Bareksa

Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.

Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.

Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.

Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).

Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.