Berita / / Artikel

Kepanikan Pasar Mereda, Return Reksadana Saham & Campuran Meroket hingga 27%

• 25 Apr 2020

an image
Petugas kebersihan melintas di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Top 10 reksadana return tertinggi di Bareksa membukukan keuntunga di atas 20 persen sebulan terakhir

Bareksa.com - Kepanikan pasar akibat penyebaran wabah corona tampaknya mulai mereda. Meskipun pasar masih volatile dan memantau perkembangan terkini kasus wabah Covid-19 dan penanganannya, namun pasar saham sudah mulai bangkit. Sejak awal Maret lalu ketika wabah Covid-19 mulai menyebar di Indonesia, pasar modal bergejolak dan Indeks Harga Saham Gabungan anjlok dan rupiah tertekan.

Namun dalam beberapa waktu terakhir gejolak itu mulai mereda. Hal itu terlihat dari kinerja reksadana saham dan campuran, dua jenis reksadana berbasis saham, kini kembali menjuarai return tertinggi 1 bulan setelah sebelumnya terpuruk akibat sentimen wabah corona. Dalam daftar reksadana yang dijual di Bareksa, daftar 10 reksadana return tertinggi sebulan terakhir (per 23 April 2020), 9 di antaranya oleh reksadana saham dengan imbal hasil 20,76 persen hingga 27 persen.

Posisi pertama ditempati Manulife Saham SMC Plus dengan return 27 persen dan kedua Manulife Greater Indonesia Fund 26,55 persen. Di urutan ketiga baru ditempati reksadana campuran HPAM Flexi Plus dengan return 25,67 persen. Posisi keempat dan kelima yakni reksadana saham BNP Paribas Solaris 23,47 persen dan Avrist Equity-Amar Syariah 22,96 persen.

Top 10 Reksadana Return Tertinggi Sebulan (per 23 April 2020)


Sumber : Bareksa

1. Manulife Saham SMC Plus

Reksadana saham Manulife Saham SMC Plus, reksadana kelolaan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, berhasil menjuarai return sebulan terakhir.


Sumber : Bareksa

Tujuan investasi Manulife Saham SMC Plus ialah untuk mendapatkan pertumbuhan investasi yang tinggi dalam jangka panjang dengan menginvestasikan sebagian besar dananya dalam Efek bersifat ekuitas yang berkapitalisasi kecil dan menengah.

Kebijakan investasi reksadana ini minimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada efek bersifat ekuitas, serta minimum 0 persen dan maksimum 20 persen pada efek bersifat utang.

Portofolio investasi reksadana Manulife Saham SMC Plus berdasarkan fund fact sheet Maret 2020 di antaranya saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bank Permata Tbk (BNLI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA).

2. Manulife Greater Indonesia Fund

Reksadana saham yang juga kelolaan Manulife Aset Manajemen Indonesia ini diluncurkan pada 14 September 2011 dengan bank kustodian Citibank N.A. Dana kelolaannya per Maret 2020 US$36,18 juta. Minimum pembelian awal reksadana ini US$100 dan pembelian selanjutnya US$10.

Nilai dana kelolaan Manulife Greater Indonesia Fund fluktuatif dan pernah mencapai puncaknya pada Desember 2014 senilai US$335,76 juta.


Sumber : Bareksa

Reksadana bertujuan untuk menghasilkan peningkatan modal dalam denominasi dolar Amerika Serikat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan berinvestasi jangka panjang pada efek bersifat ekuitas yang dijual melalui penawaran umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek baik di dalam maupun di luar negeri, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Kebijakan investasinya minimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada efek bersifat ekuitas, serta minimum 0 persen dan maksimum 20 persen pada instrumen pasar uang.

Portofolio investasi berdasarkan fund fact sheet per Maret 2020 yakni saham PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Panin Financial Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk.

3. HPAM Flexi Plus

Reksadana campuran besutan PT Henan Putihrai Asset Management ini berada di urutan ketiga dengan return 25,67 persen sebulan terakhir. Reksadana ini diluncurkan pada 18 Juli 2011 dengan bank kustodian PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Dana kelolaan per Maret 2020 Rp61,21 miliar. Reksadana ini bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal Rp1 juta dan pembelian selanjutnya Rp500.000, dan minimum penjualan kembali Rp500.000.


Sumber : Bareksa

HPAM Flexi Plus bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan nilai investasi yang optimal dalam jangka panjang dengan melakukan investasi ke dalam instrumen investasi secara aktif pada efek saham yang telah dijual dalam penawaran umum dan/atau dicatatkan di Bursa Efek dan/atau efek bersifat utang dan/atau instrumen pasar uang dan/atau kas dan setara kas.

Kebijakan investasinya minimum 2 persen dan maksimum 79 persen pada efek bersifat ekuitas, minimum 2 persen dan maksimum 79 persen pada efek bersifat utang, serta minimum 2 persen dan maksimum 79 persen pada instrumen pasar uang yang berjangka waktu kurang dari 1 tahun serta kas dan setara kas.

Portofolio investasi per Maret 2020 yakni saham PT Vale Indonesia Tbk, PT Surya Semesta Internusa Tbk, PT AKR Corporindo Tbk, PT Barito Pacific Tbk, dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.

Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.

Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.

Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).

Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Tags: