Sebulan Reksadana Pasar Uang Masih Untung Saat Penerapan WFH Corona

Bareksa • 20 Apr 2020

an image
Ilustrasi investasi reksadana saham obligasi surat berharga negara secara online digital yang ditampilkan dengan uang rupiah kertas lembaran Rp100 ribu dengan layar handphone smartphone. shutterstock

Top 5 produk reksadana pasar uang yang diperdagangan di Bareksa, membukukan keuntungan 0,51 persen hingga 0,56 persen

Bareksa.com - Pandemi COVID-19 atau virus corona mendorong Presiden Joko Widodo menyampaikan imbauan untuk bekerja dan beribadah di rumah. Meneruskan imbauan tersebut, Gubernur Jakarta Anies Baswedan sejak 16 Maret 2020, menerbitkan imbauan kepada dunia usaha di Jakarta untuk menerapkan work from home (WFM).

Penyebaran wabah corona di seluruh dunia termasuk di Indonesia, memberikan dampak pada pasar keuangan dan pasar saham. Kinerja industri reksadana dalam sebulan terakhir juga turut mengalami tekanan.

Namun di sisi lain, ternyata terdapat reksadana yang justru masih mampu membukukan keuntungan dalam sebulan terakhir, salah satu di antaranya reksadana pasar uang.

Lima produk reksadana pasar uang yang diperdagangan di marketplace Bareksa, dalam sebulan terakhir (16 Maret 2020-16 April 2020), membukukan keuntungan bervariasi mulai dari 0,51 persen hingga 0,56 persen.  


Sumber : Bareksa

Kelima produk reksadana pasar uang itu ialah Sucorinvest Money Market Fund yang berhasil membukukan return 0,56 persen, Mega Asset Multicash 0,54 persen, Capital Money Market Fund 0,54 persen, Syailendra Dana Kas 0,52 persen dan Syailendra Sharia Money Market Fund 0,51 persen.


Sumber : Bareksa

1. Sucorinvest Money Market Fund

Sucorinvest Money Market Fund ialah produk reksadana PT Sucorinvest Asset Management yang berhasil membukukan return 0,56 persen pada periode 16 Maret hingga 16 April 2020.

Reksadana ini diluncurkan pada 20 Oktober 2014 dengan The Hongkong And Shanghai Banking Corporation sebagai bank kustodian.


Sumber : Bareksa

Berdasarkan fund fact sheet per Maret 2020, 5 top portofolio produk reksadana ini adalah Obligasi Indonesia Eximbank (Persero), Obligasi Indosat Tbk, Obligasi Sarana Multi Infrastruktur (Persero), TD Bank BRI Agro, dan TD Bank BPD Jambi.

Sucorinvest Money Market Fund bertujuan untuk mengoptimalkan tingkat keuntungan secara konsisten dan memberikan tingkat likuiditas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dana tunai dalam waktu yang singkat.

2. Mega Asset Multicash

PT Mega Asset Management menerbitkan Mega Asset Multicash pada 12 Maret 2020 dan menunjuk PT Bank CIMB Niaga Tbk sebagai bank kustodian. Disebutkan, Mega Asset Multicash bertujuan untuk memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang stabil dan berkesinambungan dengan berusaha tetap mempertahankan nilai investasi awal serta memberikan tingkat likuiditas yang tinggi guna memenuhi kebutuhan dana tunai dalam waktu yang singkat.


Sumber : Bareksa

Fund fact sheet Maret 2020 menyebutkan 5 top portofolio produk ini ialah Obligasi Berkelanjutan II Sumber Alfaria Trijaya Tahap I Tahun 2017, Obligasi Berkelanjutan III Mandala Multifinance Tahap III Tahun 2019 Seri A, Obligasi Berkelanjutan II Summarecon Agung Tahap II Tahun 2017, Obligasi Berkelanjutan I Tiphone Tahap III Tahun 2017 Seri B, dan Obligasi Berkelanjutan I Chandra Asri Petrochem Tahap I Tahun 2017 Seri A.

3. Capital Money Market Fund

Capital Money Market Fund diluncurkan PT Capital Asset Management pada 28 Desember 2015. Reksa Dana Capital Money Market Fund bertujuan untuk menghasilkan tingkat pertumbuhan yang optimal dalam jangka waktu pendek dan menengah dengan likuiditas yang tinggi.


Sumber : Bareksa

Berdasarkan fund fact sheet Maret 2020, portofolio produk reksadana ini ialah Deposito Bank Amar, Deposito Bank BPD Banten, Deposito Bank Bukopin Syariah, Deposito Bank BPD Sulut, Deposito Bank J Trust, Deposito Bank Muamalat, Deposito Bank Victoria Syariah, Deposito Bank Panin Syariah, Obligasi Subordinasi Bank Mayapada II Tahun 2013, dan Obligasi Subordinasi Bank Victoria III Tahun 2013.

4. Syailendra Dana Kas

Syailendra Dana Kas diterbitkan PT Syailendra Capital pada 15 Juni 2015. Produk ini disebutkan bertujuan untuk memperoleh tingkat likuiditas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan uang tunai dalam waktu yang singkat sekaligus memberikan tingkat pendapatan investasi yang menarik.


Sumber : Bareksa

Fund fact sheet Maret 2020 menyatakan 5 top portofolio produk ini ialah TDP-MAYAKG, Obligasi Berkelanjutan III Bank CIMB Niaga Tahap I Tahun 2019 Seri A, Obligasi Berkelanjutan I Bank Danamon Tahap I Tahun 2019 Seri A, Obligasi Berkelanjutan I Bank QNB Indonesia Tahap II Tahun 2019, dan TDP_BBKP_S.

5. Syailendra Sharia Money Market Fund

Salah satu produk reksadana pasar uang syariah dari PT Syailendra Capital ini diterbitkan pada 5 Oktober 2017. Berdasarkan fund fact sheet Maret 2020, 5 top portofolio produk ini ialah BRIAU-SYPKNB, Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Indosat Tahap II Tahun 2019 Seri A, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Bank CIMB Niaga Tahap II Tahun 2019 Seri A, TDP_BBKP_SY, dan BVICSYA-BEKASI.


Sumber : Bareksa

Syailendra Sharia Money Market Fund bertujuan memberikan hasil investasi dengan berinvestasi 100 persen (seratus persen) dari Nilai Aktiva Bersih pada instrumen pasar uang syariah dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo tidak lebih dari 1 tahun dan/atau efek syariah berpendapatan tetap termasuk sukuk yang diterbitkan dengan jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun dan/atau sisa jatuh temponya tidak lebih dari 1 tahun dan/atau deposito syariah dalam mata uang rupiah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Sementara itu, reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang dangan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun. Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya.

Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Risikonya relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.