AUM Reksadana Syariah Naik Saat Industri Anjlok Akibat Corona, Ini 10 MI Juara

Bareksa • 13 Apr 2020

an image
Ilustrasi investor syariah yang digambarkan dengan pria orang arab berjenggot memakai turban sedang bingung memikirkan investasi halal haram

Syailendra lagi-lagi tercatat sebagai MI dengan lonjakan AUM reksadana syariah terbesar secara tahunan

Bareksa.com - Dana kelolaan (asset under management/AUM) industri reksadana syariah pada Meret 2020 tercatat mencapai Rp57,89 triliun, tumbuh 7 persen secara year to date (YtD) dan naik 53 persen secara year on year (YoY). Positifnya pertumbuhan dana kelolaan reksadana syariah secara industri seiring kenaikan AUM yang dicatatkan oleh manajer investasi.

Pertumbuhan dana kelolaan reksadana syariah dicatatkan di tengah anjloknya AUM industri nasional sepanjang kuartal I 2020 ini seiring gejolak pasar modal akibat wabah corona. Dana kelolaan industri reksadana pada Maret 2020 atau kuartal I anjlok hingga 13,05 persen secara year to date jadi Rp471,4 triliun atau berada di bawah angka Rp500 triliun. Pada Desember 2019 atau akhir tahun lalu, assets under management (AUM) reksadana nasional Rp542,2 triliun.

Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Maret 2020 yang mengolah data OJK menyebutkan, dari 10 manajer investasi (MI) yang menerbitkan produk reksadana syariah, pertumbuhan AUM-nya mulai dari 2 persen hingga 110 persen secara YtD. Kesepuluh MI dimaksud, memiliki market share yang variatif yakni mulai dari 4 persen hingga 11 persen.

Manulife AM menempati posisi pertama MI dengan AUM reksadana syariah terbesar pada Maret 2020, dengan total AUM mencapai Rp6,1 triliun. Manulife AM menguasai market share 11 persen.

Pada posisi kedua MI dengan AUM reksadana syariah terbesar Maret 2020 adalah Danareksa IM, dengan AUM reksadana syariah yang dikantongi Rp5,42 triliun. Pertumbuhan AUM reksadana syariah Danareksa secara YtD mencapai 110 persen dan 226 persen secara tahunan/YoY.

Posisi ketiga, ditempati Bahana TCW dengan AUM reksadana syariah Rp5,11 triliun. AUM reksadana syariah Bahana TCW melonjak 108 persen secara YtD dan 552 persen secara tahunan/YoY. Seperti halnya Danareksa, Bahana TCW pun menguasai market share 9 persen.

Sementara itu PT BNP Paribas Asset Management (BNP AM), menempati posisi keempat, dengan memiliki AUM reksadana syariah terbesar. AUM yang dikantongi BNP AM Rp4,48 triliun, dan mengalami pertumbuhan AUM 37 persen (YtD) pada Maret 2020.    

Posisi kelima MI dengan AUM reksadana syariah terbesar pada Maret 2020, ditempati PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (Batavia PAM). AUM Batavia PAM mengalami pertumbuhan 37 persen (YtD), sehingga total AUM-nya pada Maret 2020 mencapai Rp4,48 triliun.


Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Maret 2020

Menyusul Batavia PAM, PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) menempati posisi keenam, dengan AUM reksadana syariah terbesar di Indonesia pada Maret 2020. Nilai AUM reksadana syariah MMI tercatat Rp3,61 triliun, tumbuh 28 persen secara YtD dan 188  persen secara YoY.

Posisi ketujuh, ditempati Eastspring Investments Indonesia (Eastspring) dengan nilai AUM Rp3,16 triliun. Pertumbuhan AUM reksadana syariah Eastpring mencapai 61 persen secara YoY.


Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Maret 2020

Kemudian pada posisi kedelapan, terdapat BNI Asset Management (BNI AM) dengan AUM reksadana syariah pada Maret 2020 tercatat Rp2,68 triliun. AUM reksadana syariah BNI AM mengalami pertumbuhan 6 persen YtD dan secara tahunan/YoY mencapai 412 persen.

Sedangkan posisi kesembilan dan kesepuluh MI dengan AUM reksadana syariah terbesar Maret 2020, ditempati PNM IM dan Samuel AM. Kedua MI tersebut, masing-masing menguasai market share 4 persen dan nilai AUM reksadana syariahnya tercatat Rp2,49 triliun dan Rp2,47 triliun.

Pertumbuhan Terbesar

Di sisi lain, Syailendra Capital tercatat sebagai MI dengan pertumbuhan AUM reksadana syariah terbesar pada Maret 2020 yakni hingga sebesar 863 persen secara year on year (YoY).

AUM reksadana syariah Syailendra pada Maret 2020 tercatat Rp1,9 triliun. Syailendra memiliki market share reksadana syariah 3 persen.


Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Maret 2020

Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Reksadana syariah adalah reksadana yang hanya dapat berinvestasi di efek keuangan yang sesuai dengan kaidah dan prinsip syariah, dan tentunya masih terikat dengan batasan investasi yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Maret 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.