Samsung Galaxy A71 & A51 Resmi Meluncur di Indonesia, Ini Cara Beli Tanpa Utang

Bareksa • 16 Jan 2020

an image
Samsung Galaxy A51

Samsung A51 dibanderol Rp4,1 juta selama masa pre-order

Bareksa.com - Pertama kali diperkenalkan secara internasional pada pertengahan Desember 2019 lalu, Samsung Galaxy A71 dan Galaxy A51 kini telah resmi hadir di Indonesia lewat acara peluncuran yang digelar di Jakarta, Selasa (14/1/2020).

Galaxy A71 dan A51 merupakan ponsel kelas menengah Galaxy A perdana dari Samsung di 2020, masing-masing adalah penerus seri Galaxy A50 dan Galaxy A70 keluaran 2019. Keduanya dibekali fitur andalan berupa quad camera untuk memaksimalkan kreasi konten.

"Seri Galaxy A itu untuk generasi live yang suka live vlogging, live gaming, dan live payment," ujar Product Marketing Manager Samsung Indonesia Irfan Rinaldi saat memperkenalkan Galaxy A71 dan A51, seperti dilansir Kompas.

"Target utamanya adalah konsumen-konsumen anak muda yang punya passion apapun yang mereka sukai," imbuhnya.

Lantas, apa yang berbeda terkait spesifikasi dari Samsung A71 dan Galaxy A51?

Berikut tabel perbandingannya:

Harga Samsung Galaxy A71 dan Galaxy A51

Sekadar informasi, dua ponsel ini hadir dengan tiga varian warna, yaitu Prism Crush Black, Prism Crush White, dan Prism Crush Blue.

Galaxy A51 telah melalui tahapan pre-order dengan harga Rp4,099 juta dan akan dijual secara offline maupun online pada 24 Januari 2020 dengan harga Rp4,399 juta.

Sementara, untuk Galaxy A71, Samsung mengatakan masih menggodok harga yang akan diumumkan dalam pre-order pada 20 Januari 2020.

Bagi kamu yang sedang mencari handphone keren, tertarik untuk memiliki salah satu dari kedua varian terbaru Samsung tersebut? Kalau belum punya uangnya jangan memaksakan untuk berutang ya. Kamu masih bisa mengumpulkan uang dengan cara menabung reksadana.

Simulasi Reksadana

Bagi kamu yang ingin mengumpulkan uang untuk membeli Samsung Galaxy A71, kamu dapat mencoba sebuah teknik sederhana dengan rutin menginvestasikan uang ke produk investasi yaitu reksadana pendapatan tetap yang memberikan imbal hasil optimal dengan risiko moderat.

Selain itu, reksadana punya potensi imbal hasil yang lebih tinggi daripada menabung di tabungan bank atau deposito. Berdasarkan daftar reksadana yang ada di Bareksa, top 5 reksadana pendapatan tetap memberikan imbal hasil 14,25 persen hingga 16,01 persen dalam setahun terakhir (per 15 Januari 2020). Atau jika dirata-ratakan top 5 reksadana tersebut memberikan return 15,18 persen per tahun.

Sumber: Bareksa

Untuk menghitungnya, mari kita gunakan Kalkulator Investasi Bareksa. Kita masukkan target dana kita semisal estimasi Rp4,4 juta dengan jangka waktu 12 bulan dan potensi imbal hasil 15,18 persen per tahun. Maka hasilnya akan tampak seperti berikut :

Sumber: Bareksa

Misalkan kamu mampu menyisihkan uang Rp342.137 atau digenapkan Rp343.000 per bulan selama 1 tahun ke dalam produk reksadana pendapatan tetap. Nilai itu setara Rp11.405 per hari, atau dibulatkan sekitar Rp11.500 per hari.

Sumber: Bareksa

Alhasil setelah kita rutin menabung selama 1 tahun, maka hasilnya pada tahun depan dana pokok investasi akan terkumpul Rp4,11 juta. Tidak hanya itu, ditambah potensi imbal hasil investasi Rp294.361, dana itu telah bertumbuh jadi Rp4.40. Dengan begitu, kita sudah memiliki cukup dana untuk membeli Galaxy A71.

Adapun jika kita tidak jadi membeli Galaxy A71, maka dana tersebut bisa kita gunakan untuk kebutuhan lain yang lebih urgent, misalnya tambahan biaya kuliah, sekolah anak, hingga tambahan uang muka rumah atau modal usaha.

Atau jika kita ingin meneruskan investasi untuk jangka lebih panjang, maka bisa ditempatkan di reksadana campuran untuk jangka 3-5 tahun, atau reksadana saham untuk jangka di atas 5 tahun. Investasi di reksadana pendapatan tetap disarankan untuk jangka waktu 1-3 tahun.

Wajib dicatat, simulasi investasi tersebut berdasarkan kinerja return secara historikal di masa lalu, sehingga tidak menjamin kinerjanya akan serupa di masa mendatang. Kinerja reksadana di masa mendatang bisa naik lebih tinggi atau justru lebih rendah tergantung kondisi pasar.

Maka dari itu, disarankan untuk selalu sesuaikan investasi kamu dengan profil risiko, target investasi, serta jangka waktu investasi. Juga selalu baca fund fact sheet dan prospektus produk reksadana sebelum memutuskan untuk membelinya.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. (KA01/hm)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.