IHSG Rally Empat Hari Beruntun, Reksadana Indeks Ini Melesat

Bareksa • 15 Jan 2020

an image
Pegawai PT Syailendra Capital sedang memberikan penjelasan kepada nasabah yang ingin berinvestasi dan melakukan transaksi di stan PT Syailendra Capital dalam acara Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2019 di Jakarta (24/08/2019) (Bareksa/AM)

IHSG ditutup menguat 0,46 persen ke level 6.325,41 sekaligus merupakan rally keempat hari beruntun

Bareksa.com - Kinerja Bursa Saham Tanah Air kembali melanjutkan tren positifnya pada perdagangan kemarin. Pada Selasa (14/01/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,46 persen ke level 6.325,41, sekaligus merupakan rally keempat hari beruntun.

Performa IHSG selaras dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga bergerak di zona hijau : Indeks Nikkei (Jepang) naik 0,73 persen, Indeks Straits Times (Singapura) menguat 0,48 persen, dan Indeks Kospi (Korea) bertambah 0,43 persen

Aura damai dagang Amerika Serikat (AS) dengan China yang semakin terasa menjadi faktor yang memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Melansir CNBC International, AS dan China dijadwalkan untuk menandatangani kesepakatan dagang tahap satu pada hari Rabu (15/01/2020) di AS.

Dalam kesepakatan dagang fase I, Presiden Trump mengatakan bea masuk 15 persen terhadap produk impor asal China senilai US$120 miliar akan dipangkas menjadi 7,5 persen saja sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu.

Sementara dari pihak China, Trump menyebut Negeri Panda akan segera memulai pembelian produk agrikultur asal AS yang jika ditotal akan mencapai US$50 miliar.

Menurut para sumber dan analis yang diwawancarai oleh Global Times, seremoni penandatanganan kesepakatan dagang kedua negara bisa diselenggarakan pada pekan ini.

Sebagai informasi, Global Times merupakan media yang dimiliki dan dijalankan oleh Partai Komunis sehingga informasi yang diberikan terkait perkembangan perang dagang AS-China memang biasanya akurat.

Sejauh ini, AS sudah mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk impor asal China sekitar US$360 miliar, sementara China membalas dengan bea masuk tambahan terhadap produk impor asal AS senilai US$110 miliar.

Sejauh ini, AS dan China masih merupakan dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia. Ketika keduanya bisa meneken kesepakatan dagang tahap satu, arus perdagangan dan investasi dunia bisa pulih. Hal ini praktis menjadi kabar positif bagi bursa saham dunia.

Dorong Kinerja Reksadana Indeks & ETF

Kondisi IHSG yang cemerlang karena didorong oleh saham-saham blue chips pada perdagangan kemarin, turut mendorong kinerja indeks saham lain termasuk MSCI yang dikenal memiliki komposisi saham-saham blue chips di dalamnya.

Berdasarkan data reksadana indeks & ETF yang dijual di Bareksa, Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund berhasil mencatatkan kenaikan harian tertinggi dibandingkan dengan produk sejenis yang lain pada perdagangan kemarin.


Sumber: Bareksa

Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund tercatat mengalami kenaikan 1,03 persen pada perdagangan kemarin, jauh mengungguli IHSG yang hanya naik 0,46 persen di waktu yang sama sekaligus menjadi satu-satunya reksadana yang naik di atas 1 persen berdasarkan reksadana yang dijual di Bareksa.

Reksadana yang dikelola oleh PT Syailendra Capital ini, hingga November 2019 telah memiliki dana keloaan (asset under management/AUM) Rp484,01 miliar.

Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund bertujuan untuk memberikan hasil investasi yang optimum melalui investasi pada efek bersifat ekuitas yang diterbitkan oleh korporasi yang ditawarkan melalui penawaran umum dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia yang berasal dari kumpulan efek yang terdaftar dalam MSCI Value Index serta dapat berinvestasi pada instrumen pasar uang dalam negeri dan/atau deposito, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Melansir fund fact sheet per November 2019, beberapa saham yang terdapat dalam portofolionya antara lain :

• PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) naik 1,33 persen
• PT Astra International Tbk (ASII) naik 3,61 persen
• PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) naik 0,32 persen
• PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) naik 0,96 persen
• PT United Tractors Tbk (UNTR) turun 1,52 persen

Melihat komposisi saham yang terdapat dalam portofolio Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund yang mayoritas(4 saham) berakhir di zona hijau pada perdagangan kemarin, maka hal yang wajar jika reksadana indeks tersebut mencatatkan kenaikan yang tertinggi pada perdagangan kemarin.

Sebagai informasi, Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp50.000 saja. Reksadana yang diluncurkan sejak 8 Juni 2018 ini bekerja sama dengan bank kustodian Standard Chartered Bank.

Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Reksadana indeks dikelola secara pasif dan berisikan aset saham-saham dalam indeks acuannya, yang bisa berfluktuasi dalam jangka pendek. Oleh sebab itu, reksadana indeks cocok untuk investasi jangka panjang dan untuk investor bertipe agresif.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.