Berita / / Artikel

Mau Lihat Salju di Taman Nasional Lorentz? Ini Cara Siapkan Modalnya

• 05 Dec 2019

an image
Pendaki tengah mendaki Puncak Sukarno, Papua. (baloengnom / Shutterstock.com)

Dalam kawasan Taman Nasional Lorentz terdapat salah satu gunung tertinggi di dunia.

Bareksa.com - Merayakan Taman Nasional Lorentz, demikian tema doodle Google hari ini sebagai bentuk memperingati hari jadi Taman Nasional Lorentz di Papua, 4 Desember. Pada laman depan Google, ditampilkan Burung Beo Pesquet (Psittrichas fulgidus) atau kerap disebut Nuri Kabare atau Nuri Elang atau Nuri Nazar serta, beberapa ekosistem yang berada di Taman Nasional Lorentz.


Mengutip Tirto.id, Taman Nasional Lorentz merupakan kawasan lindung terbesar di Asia Tenggara. Taman Nasional ini didirikan oleh pemerintah Indonesia pada 1997 dan telah dilindungi dengan ketat oleh World Wildlife Federation (WWF) dan UNESCO. Bahkan, UNESCO telah menetapkannya sebagai Situs Warisan Dunia.

Taman Nasional Lorentz memiliki luas 2,4 juta hektare, tak ayal menjadi taman nasional terluas di Asia Tenggara. Wilayah Taman Nasional Lorentz mencakup 10 kabupaten di Provinsi Papua.

Taman Nasional Lorentz menjadi rumah bagi beragam ekosistem. Sementara itu Katadata.co.id mencatat, taman konservasi ini berada di antara dua lempeng benua, di dalamnya ada padang rumput, rawa, pantai, hutan hujan, dan pegunungan yang memiliki gletser tropis yang langka.

Ya, di dalam Taman Nasional Lorentz-lah terdapat Puncak Jaya Wijaya. Selain itu, ada pula panorama bentangan es di Puncak Cartensz yang berada di ketinggian 4.760 – 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan menjadi salah satu dari tujuh gunung tertinggi di dunia. Ini satu-satunya wilayah di Indonesia yang terdapat salju.

Terdapat juga Danau Habema yang berada di ketinggian 3.000 mdpl Distrik Palebaga,  yang bisa jadi salah satu spot wisata alam menarik.

Taman Nasional Lorentz juga merupakan rumah bagi Suku Nduga, Suku Dani, Suku Amungme, Suku Sempan, dan Suku Asmat. Kawasan taman nasional ini, menjadi salah satu daerah tujuan wisata penikmat wisata budaya untuk melihat Festival Lembah Baliem di Kabupaten Wamena, Papua.

Taman Nasional Lorentz juga jadi rumah bagi beragam flora dan fauna. Dilansir dari situs resmi Taman Nasional Lorentz, ada lebih dari 42 jenis mamalia, termasuk beberapa di antaranya adalah spesies baru bagi Papua. Katadata mencatat, spesies baru tersebut salah satunya adalah kangguru pohon. Berbeda dengan kangguru Australia, jenis ini berwarna hitam dan putih, bertubuh besar, dan ditemukan di daerah perbukitan.

Cara ke Taman Nasional Lorentz

Seperti ditulis CNBC Indonesia yang melansir Indonesia Travel Guide, wisatawan yang ingin ke Taman Nasional Lorentz bisa menggunakan pesawat atau kapal. Disampaikan, cara terbaik mencapai Taman Nasional Lorentz adalah dengan terbang ke bandara di Wamena, Biak, Jayapura atau Timika dan kemudian menuju ke taman.

Disarankan, Wamena adalah pilihan terbaik karena pelancong mungkin mendapatkan izin untuk masuk lewat Kantor Konservasi Kehutanan. Izin bisa didapatkan dengan mendaftar sendiri atau dengan agen perjalanan lokal.

Wisatawan disarankan terbang ke Wamena melalui Jayapura dengan maskapai penerbangan Lion Air, Wings Air, dan Batik Air. Setidaknya, dibutuhkan Rp4 juta untuk penerbangan Jakarta ke Wamena dengan lebih dahulu transit di Jayapura. Biaya kurang lebih sama untuk rute pesawat kembali ke Jakarta.

Sumber :shutterstock

Untuk bisa masuk ke kawasan Taman Nasional Lorentz, juga bisa melalui kapal dengan menaiki kapal Pelni ke Timika, Agats, Fak fak atau Merauke. Hanya saja, dibutuhkan waktu lebih lama jika menggunakan metode ini dibandingkan dengan menggunakan pesawat.

Adapun beberapa kota dekat Taman Nasional Lorentz dan biasanya dijadikan pintu masuk ke kawasan taman nasional adalah kota Timika, Wamena, Fak-Fak, atau Merauke.

Nabung Reksadana
Selain perlu menyiapkan stamina yang optimal, wisatawan yang ingin menjelajahi Taman Nasional Lorentz juga mesti dalam kondisi keuangan cukup kuat. Bagaimana tidak, taman nasional ini memiliki luas 2,4 juta hektare dan memiliki sejumlah 'titik' destinasi wisata seperti yang disebutkan di atas

Misalkan saja kamu wisawatan yang menyukai naik gunung dan ingin sekali menjadi bagian dari pendaki yang mencapai Puncak Carstensz di Papua. Salah satu operator tur pendakian ke Puncak Cartensz menyebutkan, ia mematok tarif layanan mulai dari Rp70 juta per orang untuk wisatawan lokal dan untuk wisawatan asing, mulai dari US$10 ribu, atau setara Rp141.140.000 (berdasarkan kurs tengah 4 Desember 2019).

Hanya saja, biaya itu dihitung mulai dari titik awal kumpul yakni di Tembagapura, salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Mimika, Papua. Jadi, misalnya saja dihitung biaya pesawat pulang pergi Jakarta-Mimika Rp8 juta, kemudian ditambah biaya perjalanan ke Puncak Cartensz Rp70 juta serta, biaya lainnya selama di Mimika dan keliling di sejumlah spot di dalam Kawasan Taman Nasional Lorentz, total dana yang kamu dibutuhkan Rp100 juta.

Andaikan saja kamu memutuskan untuk menyiapkan dana untuk ke Puncak Cartensz dengan cara nabung reksadana di Bareksa. Berdasarkan data Bareksa, top 5 reksadana campuran berhasil membukukan imbal hasil atau return 22,46 persen hingga 49,89 persen (per 3 Desember 2019). Jika dirata-ratakan imbal hasilnya 33,33 persen dalam 3 tahun atau 11,11 persen per tahun.

Top 5 Reksadana Campuran Tertinggi 3 Tahun (per 3 Desember 2019)


Sumber : Bareksa

Selanjutnya jika kamu bisa menyisihkan modal awal Rp1 juta dan investasi rutin per bulan Rp2,5 juta (setara Rp83.333 per hari) maka dalam waktu 36 bulan kamu bisa mengumpulkan modal Rp90 juta. Menggunakan Kalkulator Investasi Bareksa, dengan return yang diharapkan 11,11 persen per tahun, maka hasilnya akan tampak seperti berikut ini :


Sumber : Bareksa

Dari hasil penghitungan Kalkulator Investasi Bareksa, dalam 3 tahun, dana pokok investasi yang berhasil kamu kumpulkan mencapai Rp90 juta. Tapi tidak hanya itu, karena kamu menempatkan investasi di reksadana campuran, maka berpotensi meraih imbal hasil Rp17.434.070. Sehingga total dana pokok dan imbal hasil investasi yang berhasil kamu kumpulkan mencapai Rp107.434.070.


Sumber : Bareksa

Dengan besaran dana itu, kamu bisa wujudkan impianmu mendatangi salah satu gunung tertinggi di dunia, Puncak Cartensz. Atau, dengan dana sebesar itu kamu bisa jadikan modal untuk membeli rumah atau kendaraan impianmu kan.

Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.

Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Sebagai informasi, reksadana campuran memiliki aset saham dan obligasi dalam portofolionya, yang memiliki risiko fluktuasi (naik-turun cepat) dalam jangka pendek, tetapi berpotensi tumbuh tinggi dalam jangka panjang. Reksadana jenis ini cocok untuk investor bertipe moderat hingga agresif dan memiliki tujuan jangka menengah hingga panjang.

Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko kamu.

(hm)

* * *

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Tags: