Catat Return Tertinggi, Reksadana Ini Terdongkrak Lonjakan Saham ASSA

Bareksa • 20 Nov 2019

an image
Pegawai PT Sinarmas Asset Management sedang memberikan penjelasan kepada nasabah yang ingin berinvestasi dan melakukan transaksi reksadana di stan PT Sinarmas Asset Management dalam acara Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2019 di Jakarta (24/08/2019) (Bareksa/AM)

Harga saham ASSA ditutup di zona hijau dengan melonjak 4,31 persen ke level Rp725 per saham kemarin

Bareksa.com - Harga saham PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) ditutup di zona hijau dengan melonjak 4,31 persen ke level Rp725 per saham pada perdagangan Selasa, 19 November 2019.

Volume transaksi perdagangan ASSA kemarin tercatat 131.472 lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp9,4 miliar, melonjak signifikan dibandingkan dengan transaksi sehari sebelumnya yang sebanyak 56.352 lot saham dengan nilai transaksi Rp3,91 miliar.

Lonjakan saham ASSA yang terjadi pada perdagangan kemarin turut mendorong kinerja reksadana yang memiliki saham tersebut dalam portofolionya. Berdasarkan reksadana saham yang dijual Bareksa, kemarin reksadana saham Simas Saham Unggulan menjadi reksadana saham dengan imbal hasil (return) harian tertinggi dibandingkan seluruh produk lain yang sejenis. Berikut ulasannya

Simas Saham Unggulan


Sumber: Bareksa

Reksadana saham yang dikelola oleh PT Sinarmas Asset Management ini berhasil naik 1,46 persen pada perdagangan kemarin, jauh mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tercatat hanya menguat 0,48 persen.

Hingga Oktober 2019, Simas Saham Unggulan juga telah memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) Rp2,19 triliun.

Simas Saham Unggulan bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang optimal dalam jangka panjang dengan tingkat fleksibilitas investasi yang cukup tinggi serta mengurangi risiko dengan berbagai jenis investasi portofolio efek yang terdiri dari efek bersifat ekuitas, efek bersifat utang dan/atau efek beragun aset serta instrumen pasar uang sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Arah kebijakan investasinya yaitu :

• Minimum 80 persen dan maksimum 98 persen pada efek bersifat ekuitas
• Minimum 2 persen dan maksimum 20 persen pada instrumen pasar uang, efek bersifat utang dan atau efek beragun aset

Melansir fund fact sheet per Oktober 2019, beberapa aset lain yang terdapat dalam portofolio Simas Saham Unggulan antara lain :

• PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
• PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
• PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS)
• PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)

Sebagai informasi, Simas Saham Unggulan dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp200.000. Reksadana saham yang diluncurkan sejak 18 Desember 2012 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.

Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang. Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.