Reksadana Hari Ini : IHSG Menguat, Keuntungan Dua Reksadana Saham Ini Meroket

Bareksa • 25 Oct 2019

an image
Ilustrasi investasi menabung reksadana saham obligasi surat utang dilambangkan dengan tumpukan koin dan koin dalam toples yang tumbuh menjadi tanaman berdaun.

Mega Asset Greater Infrastructure dan Pratama Saham berhasil mencetak return di atas 2 persen dalam sehari kemarin

Bareksa.com - Berikut reksadana yang diperdagangkan di marketplace Bareksa dengan return tertinggi, beserta kinerja indeks benchmark periode sebulan terakhir :

Reksadana Saham

IHSG : 3,29 persen
Indeks Reksadana Saham : 1,98 persen
Simas Saham Bertumbuh : 5 persen

Indeks Reksadana Saham Syariah : 0,03 persen
Cipta Syariah Equity : 4,99 persen

Reksadana Campuran

Indeks Reksadana Campuran : 1,6 persen
HPAM Flexi Plus : 4,47 persen

Indeks Reksadana Campuran Syariah : 1,27 persen
Cipta Syariah Balanced : 4,5 persen

Reksadana Pendapatan Tetap

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap : 0,91 persen
Medali Dua: 2,35 persen

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : 0,74 persen
Reksa Dana Syariah Majoris Sukuk Negara Indonesia : 1,38 persen

Reksadana Pasar Uang

Benchmark:
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,395 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,354 persen per bulan
> BNI : 0,354 persen per bulan
> BRI : 0,354 persen per bulan

Indeks Reksadana Pasar Uang : 0,33 persen
Capital Money Market Fund : 0,64 persen

Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,19 persen
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia : 0,56 persen

Ringkasan Informasi Pasar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 24 Oktober 2019 menguat 1,31 persen ke level 6.339,65. Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih Rp604 miliar. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 25/10/2019 pukul 05.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tetap di level 7,2 persen, pada 24 Oktober 2019.

Seiring dengan kenaikan IHSG, di marketplace Bareksa terdapat dua reksadana saham yang mampu mencetak imbal hasil (return) 2,2 persen dan 2,12 persen dalam sehari pada perdagangan 24 Oktober 2019. Dua reksadana itu adalah Mega Asset Greater Infrastructure dan Pratama Saham.

Reksadana Mega Asset Greater Infrastructure mencetak imbal hasil (return) 2,2 persen dalam sehari pada 24 Oktober 2019. Berdasarkan fund fact sheet periode September 2019, portofolio investasi reksadana ini adalah saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

Sedangkan reksadana Pratama Saham mencetak imbal hasil (return) 2,12 persen dalam sehari pada 24 Oktober 2019. Berdasarkan fund fact sheet periode September 2019, portofolio investasi reksadana ini adalah saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk(BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito. Sementara itu, reksadana syariah hanya bisa berinvestasi pada efek yang masuk dalam pengelolaan secara syariah.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.