
Bareksa - Posisi teratas dalam indusri manajemen investasi Tanah Air kembali mengalami perubahan posisi per Juni 2019, namun yang menarik adalah posisi tersebut ditempati oleh juara baru.
Untuk diketahui, terdapat dua perusahaan besar yang dalam beberapa waktu terakhir di industri pengelolaan reksadana ini sering kali salip-menyalip dalam hal total dana keloaan (asset under management/AUM) terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), posisi teratas perusahaan manajemen aset dengan AUM terbesar periode Juni 2019 ditempati oleh PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen atau Batavia Prosperindo dengan AUM Rp42,36 triliun.
Sementara di peringkat kedua ditempati oleh PT Mandiri Manajemen Investasi atau MMI dengan dana kelolaan Rp42,32 triliun. Adapun di peringkat ketiga ditempati oleh PT Schroder Investment Management Indonesia atau Schroders Indonesia dengan AUM Rp42,3 triliun.
Hal itu tak lepas dari AUM Batavia Prosperindo yang mencatatkan kenaikan Rp185,44 miliar sepanjang Juni 2019, sementara AUM MMI turun Rp46,12 miliar dan Schroders hanya naik Rp80,94 miliar dalam periode yang sama.
Dengan demikian, posisi tiga teratas dalam industri reksadana di Indonesia hingga Juni 2019 semuanya memiliki AUM di atas Rp40 triliun. Bahkan, ketiganya telah mewakili Rp126,98 triliun(24,83 persen) dari total keseluruhan dana kelolaan industri reksadana di Tanah Air.
Top 20 Manajer Investasi AUM Terbesar (Juni 2019)
Sumber : Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report June 2019 Bareksa
1. PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen berdiri pada tahun 1996, berdasarkan izin dari Bapepam-LK No. KEP-03/PM/MI/1996. Sebelumnya Perusahaan bernama PT Bira Aset Manajemen sebelum perusahaan diakuisisi oleh PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen. Perusahaan mengelola portofolio berbagai produk reksadana dan kontrak pengelolaan dana bilateral.
Sumber : Bareksa
Daftar Produk Reksadana Batavia yang Tersedia di Bareksa
Sumber: Bareksa
Per Juni 2019, perusahaan yang berkantor pusat di Chase Plaza Lt. 12, Jalan Jend. Sudirman Kav. 21 ini mengelola 121 produk reksadana, di mana 6 di antaranya juga dijual melalui Bareksa.
Sumber: Bareksa
Lima besar produk reksadana Batavia Prosperindo yang mencatatkan dana kelolaan terbesar per Juni 2019 yakni reksadana saham Batavia Dana Saham yang membukukan AUM Rp5,47 triliun, kemudian reksadana pasar uang Batavia Dana Kas Maxima Rp3,25 triliun, reksadana saham Batavia Saham Cemerlang Rp2,16 triliun, reksadana saham Batavia Saham Sejahtera Rp2,10 triliun dan reksadana pendapatan tetap Batavia Dana Obligasi Gemilang Rp1,35 triliun.
2. PT Mandiri Manajemen Investasi
PT Mandiri Manajemen Investasi atau yang lebih dikenal sebagai Mandiri Investasi didirikan pada Desember 2004 setelah memisahkan diri (spin-off) dari PT Mandiri Sekuritas. Mandiri Investasi, yang merupakan bagian dari grup PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, adalah manajer investasi nasional terbesar yang berpengalaman di bidang pengelolaan portofolio investasi sejak 1993.
Sumber: Bareksa
Per Juni 2019, perusahaan yang berkantor pusat di Plaza Mandiri Lt. 29, Jalan Jend. Gatot Subroto Kav.36-38 ini mengelola 149 produk reksadana, di mana 9 di antaranya juga dijual melalui Bareksa.
Sumber: Bareksa
Lima besar produk reksadana Mandiri Investasi yang mencatatkan dana kelolaan terbesar per Juni 2019 yakni reksadana pasar uang Mandiri Investa Pasar Uang yang membukukan AUM Rp6,36 triliun.
Kemudian reksadana saham Mandiri Saham Atraktif Rp5,05 triliun, reksadana pendapatan tetap Mandiri Obligasi Utama Rp1,60 triliun, reksadana saham Mandiri Investa Atraktif Rp1,25 triliun dan reksadana pendapatan tetap Mandiri Obligasi Utama 2 sebesar Rp1,09 triliun.
3. PT Schroder Investment Management Indonesia
Schroders hadir sejak tahun 1991. PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroders Indonesia) merupakan manajer investasi yang 99 persen persen sahamnya dimiliki oleh Schroders Plc dan telah menerima izin manajer investasi dari Otoritas Jasa Keuangan/OJK (d/h BAPEPAM-LK) No. KEP-04/PM/MI/1997 tertanggal 25 April 1997.
Sumber: Bareksa
Per Juni 2019, perusahaan yang berkantor pusat di Indonesia Stock Exchange Building, Tower 1, 30th Floor Jalan Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta ini mengelola 29 produk reksadana, di mana 13 di antaranya juga dijual melalui Bareksa.
Sumber: Bareksa
Lima besar produk Schroders yang menctatkan dana kelolaan terbesar per Juni 2019 yakni reksadana saham Schroder Dana Prestasi Plus Rp14,53 triliun, reksadana saham Schroder Dana Prestasi Rp4,56 triliun, reksadana campuran Schroder Dana Campuran Progresif Rp2,18 triliun, reksadana saham Schroder 90 Plus Equity Fund Rp2,06 triliun, serta reksadana campuran Schroder Dana Kombinasi Rp1,96 triliun.
Sumber : Bareksa
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report June 2019. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.