Ingin Return Setara Indeks, Coba Investasi di Reksadana Berikut Ini

Bareksa • 30 Apr 2019

an image
Seorang pria mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (5/4/2019). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc

Di Bareksa, ada 5 reksadana indeks dan ETF yang bisa diperoleh dengan imbal hasil hingga 13,56 persen dalam setahun

Bareksa.com - Jenis reksadana yang umum diketahui masyarakat adalah reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana campuran. Namun sebenarnya masih ada jenis reksadana lain yang bisa dijadikan alternatif investasi bagi investor ritel, yakni reksadana jenis indeks dan exchange traded fund (ETF).

Reksadana ini kurang populer karena memiliki tingkat kerumitan cukup tinggi dibandingkan dengan reksadana lainnya. Padahal apabila ditelusuri lebih jauh, reksadana ini bisa memberikan imbal hasil yang kompetitif sesuai dengan indeks yang digunakan. Sebab reksadana ini dikelola untuk mendapatkan hasil investasi yang mirip dengan suatu indeks yang dijadikan acuan, baik itu indeks obligasi maupun indeks saham.

Dalam pengertian lain, reksadana indeks juga bisa diartikan sebagai jenis reksadana yang kinerjanya mengacu pada indeks tertentu, bisa indeks saham bisa juga indeks obligasi. Meski demikian, cara kerjanya berbeda dengan reksadana lain yang berfokus pada saham dan obligasi.

Berbeda dengan reksadana konvensional yang berusaha mengalahkan kinerja tolok ukurnya  (benchmark), justru target dari reksadana indeks adalah menyamainya. Jadi, daripada dikelola secara aktif, pendekatan dari reksadana indeks adalah secara pasif dengan menyusun portofolio investasi menyerupai indeks acuannya.

Karena komposisinya mirip atau bahkan sama persis dengan indeks acuannya, hasilnya juga tentunya akan mirip dengan indeks acuannya. Cara ini dikenal pula dengan strategi pengelolaan pasif (passive management strategy).

Pengelolaan secara pasif menghasilkan efisiensi biaya karena manajer investasi tidak memerlukan tenaga analis yang banyak untuk melakukan analisis perusahaan. Kemudian, biaya transaksi juga menjadi lebih kecil karena manajer investasi tidak melakukan trading jual beli secara aktif.

Karena itu, biaya reksadana indeks umumnya lebih kecil dibandingkan reksadana konvensional. Baik buruknya kinerja reksadana ini tidak diukur dari seberapa besar imbal hasil (return) yang dihasilkan ataupun dari seberapa kecil risiko fluktuasi harga, tetapi dari selisih antara kinerja reksadana dengan indeks acuan.

Semakin besar selisihnya, meskipun kinerja reksadana lebih baik, tetap dianggap tidak baik karena yang ideal adalah sama dengan indeks acuannya. Selisih antara reksadana dengan indeks acuan disebut juga tracking error.

Ketika selisih yang dihasilkan semakin kecil maka manajer investasi yang mengelolanya terbilang sukses. Seandainya selisih yang dihasilkan adalah tracking error = 0, itu akan lebih bagus lagi.

Reksadana indeks dan ETF juga tersedia di Bareksa. Hingga saat ini, terdapat lima produk reksadana indeks & ETF yang dijual, yakni CIMB-Principal Index 30 (PT CIMB Principal Asset Management), Reksa Dana Kresna Indeks 45 (PT Kresna Asset Management), Reksa Dana Indeks Avrist IDX30 (PT Avrist Asset Management), RHB SRI KEHATI Index Fund (PT RHB Asset Management Indonesia) dan pendatang baru, Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund (PT Syailendra Capital).

Daftar Reksadana Indeks & ETF yang Tersedia di Bareksa (per 29 April 2019)


Sumber : Bareksa

Perbandingan Kinerja Reksadana Indeks & ETF di Bareksa


Sumber : Bareksa

Perlu diingat, reksadana indeks ini memiliki mayoritas portofolio yang berupa saham sehingga berfluktuasi tinggi dalam jangka waktu dekat. Maka dari itu, reksadana indeks dan ETF ini disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan sebaiknya untuk investasi jangka panjang. Untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko kamu.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(AM)

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.