Reksadana Hari Ini : IHSG Anjlok, Return Dua Reksadana Campuran Tetap Melesat

Bareksa • 22 Nov 2018

an image
Ilustrasi menabung investasi reksadana yang digambarkan dengan pohon tumbuh dari toples berisi uang koin

Archipelago Balance Fund dan Simas Satu Prima cetak return 23,86 persen dan 13,05 persen secara YTD 2018

Bareksa.com - Berikut reksadana yang diperdagangkan di marketplace Bareksa dengan return tertinggi, beserta kinerja indeks benchmark periode sebulan terakhir :

Reksadana Saham

IHSG : 1,90  persen
Indeks Reksadana Saham : 1,43  persen
Semesta Dana Saham : 5,62 persen

Indeks Reksadana Saham Syariah : 1,17 persen
Simas Syariah Unggulan: 8,03 persen

Reksadana Campuran

Indeks Reksa Dana Campuran : 1,08 persen
Simas Satu Prima : 9,30 persen

Indeks Reksadana Campuran Syariah : 2,27 persen
Pratama Syariah Imbang : 3,93 persen

Reksadana Pendapatan Tetap

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap: 2,35 persen
TRAM Strategic Plus : 4,21 persen

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : 2,34 persen
Bahana Mes Syariah Fund : 2,50 persen

Reksadana Pasar Uang

Benchmark:
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,395 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,354 persen per bulan
> BNI : 0,354 persen per bulan
> BRI : 0,354 persen per bulan

Indeks Reksadana Pasar Uang : 0,44 persen
RHB Rupiah Liquid Fund : 1,36 persen

Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,42 persen
Bahana Likuid Syariah : 0,56 persen

Ringkasan Informasi Pasar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 21 November 2018 turun 0,95 persen ke level 5.948,05.  Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih Rp587 miliar. Benchmark obligasi pemerintah tetap di level 8 persen, pada 21 November 2018.

Di tengah melemahnya IHSG, reksadana campuran dapat dijadikan pilihan untuk menurunkan risiko investasi.

Di marketplace reksadana Bareksa, terdapat dua reksadana campuran yang mampu mencetak return 23,86 persen dan 13,05 persen sejak awal tahun sampai dengan 21 November 2018 (year to date). Dua reksadana tersebut adalah Archipelago Balance Fund dan Simas Satu Prima

Reksadana Archipelago Balance Fund mencetak return  23,86 persen secara year to date. Berdasarkan fund fact sheet periode September 2018, portofolio investasi reksadana ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM), dan Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma (CARS).

Sedangkan reksadana Simas Satu Prima mencetak return 13,05 persen secara year to date. Berdasarkan fund fact sheet periode September 2018, portofolio investasi reksadana ini adalah  PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), dan PT Tiphone Mobile Tbk (TELE).

Sebelum berinvestasi, ketahuilah dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda untuk mendapatkan kenyamanan dalam memilih produk dan hasil yang maksimal.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

 

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.