Biaya Mudik Jadi Beban? Menabung di Reksa Dana Menjadi Solusi

Bareksa • 13 Jun 2017

an image
Penumpang antre masuk ke kereta Kahuripan di Stasiun Kota Kediri, Jawa Timur (ANTARA FOTO/Rudi Mulya)

sering kali mudik tidak hanya menghabiskan uang THR, tapi juga menyedot uang gaji bulanan.

Bareksa.com – Pulang ke kampung halaman atau mudik telah menjadi tradisi tahunan bagi sebagaian besar masyarakat Indonesia saat Lebaran. Namun, mudik selalu saja membutuhkan dana yang tidak sedikit. Karena itu, kita tidak hanya perlu mempersiapkan dana yang cukup untuk biaya transportasi pulang pergi, tapi juga untuk belanja keperluan Lebaran, memberikan angpao kepada orang tua dan sanak keluarga, dan banyak lagi pengeluaran lainnya. (Baca juga: Mau Mudik Jangan Lupa Siapkan 5 Hal Ini)

Sebagai ilustrasi, Bareksa menanyakan anggaran mudik pada salah satu karyawan perusahaan swasta asal Semarang, Jawa Tengah, yang merantau ke Jakarta. Sebut saja namanya Devi. Dia mengaku biasa menghabiskan 50-70 persen uang tunjangan hari raya (THR) yang diperolehnya dari tempatnya bekerja hanya untuk berbagai biaya pengeluaran saat mudik. 

Tapi, jangan beranggapan THR sudah cukup untuk biaya mudik. Anggaran sebesar itu belum termasuk biaya transportasi. Devi biasa mudik naik kereta api kelas eksekutif Jakarta - Semarang dengan biaya Rp 700 ribu PP. Moda ini dipilih karena kalau naik pesawat, ongkosnya lebih mahal atau sekitar Rp 1,4 - 2 juta PP. Devi mengakui dari uang THR saja tidak cukup untuk membiayai kebutuhan mudik. Setiap kali mudik, dia tidak hanya menghabiskan uang THR, namun juga uang gaji bulanan.

Karena itu, dana mudik perlu disiapkan jauh-jauh hari, dengan cara menyisihkan pendapatan kita setiap bulan. Idealnya, menurut teori perencanaan keuangan, setiap dari kita perlu mengganggarkan 10 persen dari penghasilan untuk ditabung dan diinvestasikan. Dari porsi ini, kita dapat mengambil 5 persen sebagai tabungan dana mudik. Jika hal ini dilakukan, kita dapat menghindari menggunakan uang gaji bulanan untuk mudik. Sebab gaji bulanan seharusnya digunakan untuk biaya keperluan rutin kita sehari-hari. 

Katakanlah kita saat ini memiliki penghasilan Rp 3,5 juta per bulan. Maka, sebanyak Rp 175 ribu perlu disisihkan untuk tabungan dana mudik ini. Agar optimal, uang mudik ini bisa kita tempatkan pada reksa dana pendapatan tetap. Jenis reksa dana ini menempatkan asetnya pada obligasi pemerintah dan swasta yang berpotensi menghasilkan keuntungan (return) yang jauh lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan dan deposito di bank.  

Untuk mengetahui keuntungan menabung di reksa dana, mari kita simulasikan menggunakan Simulator Reksa Dana yang tersedia di Bareksa.com

Mula-mula, kita pilih reksa dana Syailendra Fixed Income Fund—menurut data Bareksa, reksa dana ini merupakan jenis reksa dana pendapatan tetap yang memiliki kinerja terbaik dalam setahun terakhir.

Andaikan saja kita mulai menabung di reksa dana ini sejak setahun lalu, sejak 1 Juni 2016 hingga 1 Juni 2017, dengan dana awal Rp 175 ribu. Kemudian, secara rutin kita menambahkan dana Rp175 ribu setiap bulan pada tanggal 1, seperti yang tampak pada tabel di bawah ini.

Tabel: Simulasi Menabung Reksa Dana Pendapatan Tetap Syailendra Fixed Income Fund 

Grafik: Hasil Simulasi Investasi Reksa Dana Syailendra Fixed Income Fund         

Sumber: Bareksa.com

Selama kurun waktu satu tahun, dana yang kita kumpulkan mencapai Rp 2,27 juta. Lantas bagaimana hasilnya?

Pada grafik di atas ditunjukkan pada garis berwarna abu-abu, terlihat bahwa per tanggal 1 Juni 2017 uang yang ditabungkan pada reksa dana Syailendra Fixed Income Fund telah berkembang menjadi Rp 2,4 juta atau tumbuh sekitar 5,38 persen setahun. 

Namun, apabila kita menyimpannya di rekening tabungan di bank, dengan asumsi bunga 1 persen, maka dana kita cuma berkembang jadi Rp 2,2 juta atau tumbuh 0,51 persen saja. Itu masih harus dipotong pajak penghasilan 20 persen dan biaya administrasi bank.

Jadi, dengan menabung di reksa dana, kita bisa mudik naik pesawat sekaligus belanja keperluan Lebaran ataupun membagikan angpao kepada handai taulan di kampung halaman.

* * *

Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.