Reksa Dana AUM Kecil Leluasa Manfaatkan Keuntungan Saham Second-Liner

Bareksa • 28 Oct 2016

an image
Seorang karyawan melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Semakin besar AUM reksa dana, maka semakin terbatas pilihan investasi sahamnya

Bareksa.com - Saham-saham second-liner menjadi primadona dalam beberapa miggu terakhir karena pergerakannya yang agresif dibanding saham-saham blue-chip. Masih ingat beberapa saham yang menguat drastis satu bulan terakhir seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO) 48,3 persen dan PT PP Properti Tbk (PPRO) 27,8 persen.

Padahal, IHSG di periode yang sama justru turun tipis 0,05 persen. Investasi reksa dana juga tidak begitu bergairah dimana indeks reksa dana saham melemah 1,36 persen dalam satu bulan terakhir.

Di saat seperti ini, reksa dana saham dengan karakteristik tertentu masih bisa mendulang untung tinggi, tentunya dengan memanfaatkan saham-saham second-liner yang memberi keuntungan maksimal.

Perlu diketahui bahwa tidak semua reksa dana bisa leluasa menempatkan dana pada saham-saham jenis ini. Yang paling memungkinkan justru reksa dana dengan dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) yang tergolong rendah. Kenapa?

Semakin besar AUM reksa dana, maka semakin terbatas pilihan investasi sahamnya. Umumnya reksa dana dengan AUM besar akan menempatkan dana investasi ke saham-saham perusahaan besar (blue-chip) dan saham-saham yang sangat likuid atau ditransaksikan dalam volume dan nilai yang besar.

Sebabnya, saham yang tergolong kurang likuid bisa anjlok tajam jika terjadi penjualan dalam jumlah besar. Sebaliknya, saham-saham seperti ini bisa naik tajam jika terjadi pembelian dalam jumlah besar. Sehingga jika Manajer Investasi yang mengelola AUM besar melakukan jual-beli pada saham-saham yang tergolong second-liner, maka perubahan harga saham tersebut akan terasa cukup besar.

Salah satu reksa dana yang gemilang di kondisi seperti ini adalah Sucorinvest Sharia Equity Fund. Berdasarkan data Bareksa, reksa dana ini hanya mengelola dana sebesar Rp25,6 miliar --batas minimal yang ditetapkan OJK Rp10 miliar.

Grafik: AUM & Unit Penyertaan Sucorinvest Sharia Equity Fund


Sumber: Bareksa.com

Namun keuntungan yang dihasilkan sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan 27 Oktober 2016, mencapai 46,81 persen. Raihan tersebut mengalahkan 10 reksa dana saham dengan AUM terbesar (Rp2,4-Rp13,7 triliun) yang hanya membukukan keuntungan 11-23 persen. (Baca juga: Sucorinvest Sharia Fund Cetak Return 40% Sejak Awal Tahun, Apa Rahasianya?)

Jika ditelaah lebih dalam, Sucorinvest Sharia Equity Fund memasukan dua saham second-liner ke dalam 5 efek terbesar dalam portofolionya. Dua saham tersebut adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT London Sumatera Indonesia Plantations Tbk (LSIP).

ANTM dan LSIP tergolong second-liner dilihat dari nilai transaksi yang lebih kecil dibanding saham-saham blue-chip. Sebagai perbandingan, ANTM secara year-to-date diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp15,8 triliun, dan LSIP hanya Rp6,1 triliun. Nilai tersebut jauh lebih kecil dibanding saham-saham blue-chip seperti PT Astra International Tbk (ASII) Rp55,7 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Rp59,4 triliun, dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Rp70,1 triliun.

Dalam materi penjelasan yang diterbitkan Sucorinvest, dijelaskan bahwa reksa dana Sucorinvest Sharia Equity Fund memang melakukan investasi minimum 25% dari AUM pada saham-saham berkapitalisasi kecil sampai menengah yang memiliki pertumbuhan bisnis yang baik.

Namun tentunya, besar-kecilnya keuntungan yang dihasilkan hadir dengan resiko yang sebanding. Berdasarkan data matriks reksa dana Bareksa, Sucorinvest Sharia Equity Fund tergolong memiliki karakter High Return-High Risk dibanding seluruh reksa dana saham yang tercatat di Bareksa.

Grafik: Matriks Reksa Dana Saham


sumber: Bareksa.com

**

Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.